Minggu, 20 November 2016

Pendidikan dan Novel Tak Sempurna

"Tawuran Remaja bukan budaya Indonesia!" itulah yang pantas di ungkapkan ketika kita membaca sala satu novel terkenal indonesia Fahd Djibran yang berjudul Tak sempurna. kehidupan remaja zaman sekarang yang di kemas sesuai dengan realita yang ada. Dari kehidupan Tawuran antar SMA/SMK untuk saling merebut eksistensi masing-masing, dan isi yang paling penting dalam novel remaja yang membuatnya menarik adalah kisah percintaan yang tulus. bekerja sama dengan penyanyi kondang indonesia Bondan Prakoso and Fade 2 Black yang lirik-lirik lagunya di gunakan sebagai sala satu bahan acuan dalam pembuatan novel "tak sempurna" ini.
saya akan mengutip beberapa paragraf tentang novel tersebut yang begitu menarik :
"Namaku Rama Aditya Putra. Panggil aku rama. aku ingin bercerita tentang sekolah. jika tidak benar-benar siap sebaiknya siapapun tidak meneruskan membaca cerita ini. tetapi jika benar-benar ingin tahu, tentang sekolah dan segala hal yang bersinggungan dengannya, mungkin beberapa yang akan kuceritakan berikut ini belum kalian ketahui... Aku ingin memulai semuanya dengan menceritakan sekolahku, kisahku sendiri
***
Sekolahku adalah tempat terbaik untuk bertumbuh: guru-guru dengan pakaian rapi dan rambut klimis, tersenyum ramah menyambut semua murid yang memasuki kelas penuh harapan. guru, begitu kami menyapa mereka, seperti makna sesungguhnya: teladan utama yang benar-benar patut digugu dan di tiru
di kelas, pelajaran-pelajaran disampaikan dengan cara yang menyenangkan. murid-murid saling membantu mengulurkan tangan untuk siapa saja yang terjatuh dan menyapa hangat saat temannya kesepian. tak ada kata-kata kotor disana, tak ada umpatan dan caci maki, semua yang terlontar dari lidah semua orang bagai madah yang mengalun indah
di sekolahku, ada cinta dan persahabatan, juga hal-hal lainnya yang karena begitu indah sekaligus menyenangkan menjadi tak bisa dilukiskan kata-kata. yang tak tertolak, sekolahku adalah tempat paling tepat untuk menempa diri dan menyiapkan masa depan! disanalah kami mendapatkan ilmu pengetahuan, pengalaman-pengalaman, kebenaran-kebenaran.
disekolahku, tak ada hal lain kecuali baik dan benar, dari logika, etika hingga estetika. tak ada yang lebih baik dari tempat ini. semuanya berjalan tertib dan sesuai harapan. barangkali, jika kitab suci belum selesai dituliskan, sekolahku bisa diandaikan sebagai surga di dunia!
di sekolahku, saat murid-muridnya lulus, mereka bisa bergembira merayakan keberhasilannya dalam pesta apa saja yang paling membuat mereka bahagia. setelah semua itu, mereka akan mendapatkan pekerjaan yang baik, menjadi orang baik-baik, sukses dan kaya raya, mendapatkan jodoh dan berkeluarga, hidup bahagia selama-lamanya
itulah sekolahku. jika tak percaya, datanglah kesana : Maka kau akan menemukan kebohongan-kebohongan semacam ini lebih banyak lagi. Cih!"
tulisan yang menarik, mengkritik dengan begitu halus. seolah pendidikan hari ini hanya menawarkan sesuatu angan-angan yang tidak terjadi sekolah tersebut. bagaimana kehidupan rama dalam novel tersebut berbanding terbalik dengan apa yang di katakan di atas. kehidupannya penuh dengan perlawanan terhadap guru-guru, kata kotor keluar dengan sangat bebas dan yang paling di sorot dalam buku ini adalah masalah tawuran SMA tersebut. ketika teman satu sekolah rama yang meninggal dalam tawurannya dengan sekolah  lain yang dikatakan sebagai musuh bebuyutan, disitulah terlihat kekejaman dan kerusakan remaja zaman sekarang, yang isi di kepala dan hatinya cuma satu yaitu "mata di balas mata, gigi di balas gigi" itu lah yang ada di kepala rama dan kawan-kawannya yang satu sekolah. dari situlah mereka membuat strategi untuk pembalasan dendam atas kematian temannya tersebut.
ketika pembalasan dendam terjadi, suatu hal yang besar melanda rama ketika aksi tersebut, yang dari situlah hidup seorang rama tiba-tiba berubah dan penuh dengan kejutan. kakinya harus di amputasi! dan situlah dia mengingat semua kenangan kehidupan pahitnya dan juga kawan-kawannya! saya tidak akan menulis lebih panjang lagi tentang isi buku ini, tapi saya sangat merekomendasikan kepada semuanya untuk membacanya. 
keadaan pendidikan hari ini memang dalam tingkat darurat, dimana pendidikan untuk mencerdaskan bangsa malah sebaliknya.baru-baru ini beredar sebuah video anak kecil yang melawan gurunya bahkan sampai mengejek dan menantangnya, adalah lagi foto seorang siswi perempuan berpose ingin memukul gurunya (walaupun ini nantinya hanya candaan belaka, tapi opini yang di bangun itu yang membuat sesuatu akan semakin merusak). dari kejadian-kejadian ini dapat benar di kaji bahwa keadaan pendidikan hari ini dalam tingkat darurat. seolah moral dan akhlak seorang siswa sudah tidak ada lagi, di tambah lagi dengan lingkungan keras zaman modern globalisasi ini yang membuatnya semakin rusak, seperti TV, dan media-media lainnya, berpacaran sampai berlebihan, bahkan di katakan bahwa sangat banyak siswi SMA yang sekarang sudah tidak perawan lagi karena pergaulan bebas dan pendidikan yang sangat kabur ini.
yang pada akhirnya lembaga-lembaga pendidikan hanya menjadi suatu formalitas belaka untuk melanjutkan kehidupannya. dan komponen pengajar sekolahpun tidak benar-benar serius untuk mengajarkan ilmunya.  entah apa yang terjadi dengan sistem pendidikan indonesia ini? sudah semakin tidak jelas dan sangat kabur.

Tak Sempurna
Penulis : Fahd Djibran Bondan Prakoso dan Fade 2 Black
Cetakan Pertama Februari 2013
Penerbit : Kurniaesa Publishing

Jumat, 18 November 2016

Tentang Merah (lagi)

Syair ini dibuat ketika ujian akhir semester sedang berlangsung
Pagi itu lagi-lagi merah
membuatku terpana
tapi ini bukan soal ikatan atau semacamnya
karena merah ini terlihat anggun dikepalanya
dan ketika melihatnya, kau akan jatuh cinta seperti kecepatan cahaya
matanya terlihat begitu indah
tidak begitu sipit juga tak begitu besar terbuka
pas pada ukuran yang seharusnya
yang ketika di menatap, pengen terbang rasanya

bibirnya yang merah merona
memancarkan aura anggun darinya
senyum dan kata-kata yang keluar dari bibirnya
mengguncang jiwa dan raga

apakah kau ingin menandinginya?
kurasa kau takkan bisa? karena apa?
karena hari itu aku percaya pada penyair dan pujangga
bahwa bidadari tanpa sayap itu benar adanya

kerudung merahnya, baju kuningnya rok hitamnya
kau itu warna apa? itu simbol warna ikatan
andai kau berada didalamnya
akan kujanjikan kenyamanan didalamnya

tapi aku tak ingin bersyair tentang ikatan
tapi untuk wanita berkrudung merah yang menawan
yang membuatku lupa akan generator dan regulasi tegangan
dan membuat lembar jawabanku kosong tanpa tulisan

Nur Fahmi Nur
Kamis, 07 Januari 2016 (09.10)

Rabu, 09 November 2016

Tenanglah disana!

cerita tentang pertemanan dan persahabatan serasa begitu romantis dan penuh dengan aroma manis sebagai sala satu cerita yang pantas di kenang dan diceritakan kembali. memiliki teman dan sahabat yang baik dan care adalah apa yang di ingin oleh semua orang tak terkecuali saya. yah, namanya Rois Noor Roby. orang yang benar baik dari ketika masih di muallimin sampai di masa kuliah. dari pinjam duit, beli makan, minta temanin keman-mana dan lain sebagainya yang kalau di hitung mungkin hutangku sangat banyak sekali ke dia. tepat 26/08/2016 berita itu seperti kesamber petir dia siang bolong, dalam group MUIN 2014 "jarene rois sedo?" dalam fikirku artinya apa nih? tapi terlintas kalau itu artinya meninggal dan coba aku telusuri ternyata BENAR!!!. bingung bercampur sedih ya pasti. tapi siapa yang tau rencana Tuhan kecuali Dia sendiri. segera menyusuri kota jogja menuju RS Sardjito. dan disana hanya menemui jasad yang sudah tak berdaya tanpa jiwa didalamnya tanpa kekuataan. melihat tertidur rasanya ingin samperin sambil ngomong "tangi ndal!" tapi yasudahlah. 
hari itu kami keluarga GRAFF 14 bersama IMM FT UMY berangkat ke banjarnegara untuk membumikannya. tidak ingin ku berbica panjang apa yang terjadi disana, tapi yang pasti dia (rois) telah sampai pada rumah masa depannya tertidur tenang. Semoga kau tenang bung. tiada kata yang paling pantas kecuali kangen! kangen berenang bareng bersama dodi, "gass" bareng bersama dodi, diskusi bareng, main laptop bareng, makan bareeng dan lain sebagainya. sekarang kamarmu kosong tanpa isi kecuali bekas lemari yang pernah kau gunakan untuk barang-barangmu yang berantakan. semoga kau tenang disana kawan.
satu pesan dan motonya "Nikmati Masa Mudamu" Rois Noor Roby Ghulam Izzaqi 09/07/1996 - 26/08/2016

Revolusi dari Secangkir Kopi

Didik, seorang Anak Muda lulusan SMA dari keluarga sederhana, dari sebuah desa di pinggiran kota blitar, datang ke ITB di bandung. sedari dini sang ibu menasehati : kuliah yang rajin, tidak usah ikut-ikutan demo, supaya bisa lulus cepat, dapat pekerjaan bagus, dan hidup berkecukupan. 
Tapi, Garis linier semacam itu tidak di pikiran seorang didik. sedari SMA, dia telah diracuni oleh sebuah ide untuk aktif di dunia kemahasiswaan, melalui sebuah pledoi Mahasiswa ITB dalam peristiwa 5 Agustus 1989. Disamping itu, benih kepekaan sosial telah tumbuh saat menangkap kepahitan hidup di kampungnya dan rentetan kejadian tragis yang dialami teman-teman dekatnya.
berbekal ide itu, tidak heran jika jalan hidup seorang didik berbeda dari kebanyak mahasiswa lain di eranya. sejak awal dia mencari dan meceburkan diri ke dalam arus gerakan mahasiswa di kampus. spirit itu menemukan momentumnya oleh sejumlah kejadian penting di kampus: Kasus skorsing, Aksi Bakar KTM, Doktrin PPLK, Pesta Wisuda, Kaderisasi PSIK, dan diksar himpunan GEA. Peristiwa-peristiwa itu memaksanya mengalami perang batin antara kesetiaan di jalur pergerakan mahasiswa dan pesan sang ibunda tentang jalur "murni" belajar di kampus.
Namun, pelan-pelan dia memahami, gerakan besar dan masif hanya mungkin dimulai dari langkah-langkah kecil. bahkan langka kecil itu dimulai dari pertemuan satu-dua orang, ngobrol ngalor-ngidul. pendeknya, revolusi itu bisa datang dari obrolan secangkir kopi.
Dengan Kesadaran itu, di bergerak di level himpunan jurusan, di tingkat universitas, lalu jaringan antar universitas, hingga berpuncak pada pendudukan gedung DPR-MPR yang mempercepat kejatuhan Soeharto. Dia bersama ribuan anak-anak muda lain, telah menjadi bagian dari sejarah indonesia
Novel ini tidak hanya bercerita tentang heroisme gerakan Kemahasiswaan, tetapi juga pergulatan pribadi didik dalam pencarian jati diri, kemurnian persahabatan dan cinta, dan ikatan emosi serta tanggung jawab orang tua dan anak. bagi yang tertarik akan kehidupan fighting Didik dalam mencari jati dirinya dengan bergabung bersama gerakan Kemahasiswaaan, dan bagi para mereka yang mengatakan sebagai aktifis gerakan Mahasiswa sangat rekomendasi untuk membaca dan Memahaminya!!

REVOLUSI dari SECANGKIR KOPI
Penulis : Didik Fotunadi
Cetakan Pertama : 1 September 2014
Penerbit Mizan

Rembulan

Kuingin bercerita pada rembulan
tentang wanita yang begitu menawan
parasnya yang begitu cantik rupawan 
yang begitu ku cinta dan ku sayang
rembulan ceritakanlah kepadanya
seorang dinda yang jauh disana
kalau ada seorang lelaku sederhana
yang setia menunggu dan mengejar cintanya

rembulan beritahu padanya
kalau lelaki sederhana itu
sedang berusaha hidup lebih layak
layaknya manusia


rembulan bisikkan kepadanya
bahwa lelaki itu begitu mencintainya
bahkan 7 tahun menunggu itu hal biasa
untuk sebuah cinta yang luar biasa

Nur Fahmi Nur
Sabtu, 16 Januari 2016 (20.15)

Kota Rantauku

Kotaku disebut kota pendidikan
kotanya berbudaya dan penuh sopan santun
kotanya bersih nan indah
kota itu disebut jogja istimewa
tapi semua berubah ketika pembangunan hotel dan mall menyerang
bukan lagi joglo dan sawah, sekarang sudah jadi hotel dan Mall semua
kalau mencari joglo, kau dapat temui di museum sana
tapi kalau mencari hotel, itu banyak di pinggir jalan raya

pendidikan yang sudah menjadi ejaan lama
pendidikan yang katanya membentuk moral bangsa
malah hanya mengejar nilai dan prestasi saja
dan parahnya, kotaku penuh tawuran siswa yang seolah biasa saja

aku bersyukur kotaku pernah menjadi kota budaya
yang berseni budaya, sopan dan tertata
dan sekarang cuma menjadi sejarah
yang ada ketika penyambutan pemimpin dan penguasa

Daerah istimewa yogyakarta itu cuma nama
isitmewanya hilang tiada
menghilang karena kerasukan anak bangsa
yang pentingkan perut dan egonya

jogja bukan jakarta
jogja bukan amerika
jogjaku sayang
jogjaku malang

Nur Fahmi Nur
Jumat, 08 Januari 2016 (13.16)

Lingkar Tanah, Lingkar Air

"Dulu Angkat Senjata bersama tentara Republik untuk memerangi Belanda, Selanjutnya mengangkat senjata untuk memerangi tentara republik, dan akhirnya angkat senjata lagi bersama tentara republik untuk memerangi komunis"

begitulah singkat cerita yang dialami seorang pemuda bernama Amid. Pemuda yang hidup di zaman dimana Indonesia telah merdeka tapi belanda masih semangat untuk kembali menguasa NKRI. Cerita itu di mulai ketika Amid bersama temannya Kiram di panggil oleh kiai ngumar untuk membicarakan sesuatu, yaitu soal peperangan melawan belanda. Beranjak dari rapat yang dihadiri banyak ulama dan kiai dan disana,hadratus syekh dari jawa timur mengeluarkan fatwa. Beliau bilang, berperang melawan tantara belanda untuk mempertahankan negeri sendiri yang merdeka , wajib hukumnya bagi semua orang islam. Maka dari situlah kiai ngumar menyuruh amid dan kiram untuk bersiap ketika hari itu tiba.
Hari berganti dan mereka di minta bantuan untuk meyerbu belanda yang akan masuk kedalam sala satu wilayah, walaupun belum sebagai petarung ataupun yang memegang senjata, mereka dating sebagai bala bantuan saja. Ketika perang itu terjadi, disitu kemampuan dan hasratnya dalam bertarung dan berperang terlihat jelas dengan bagaimana dia merobohkan sala satu tantara belanda dan mengambil senjata. Dari senjata itulah glora semangat kiram semakin tinggi, bahkan ketika tentara republic meminta senjata itu, di bersikukuh ingin memiliki senjata itu, maka tentara republic mengiyakan itu.
Di tengah cerita perjalanan tersebut bertambahlah karakter lagi yaitu jun, jalal dan kang suyud. Yang setelah sering mengadakan perkumpulan 5 pemuda tersebut maka mereka di sebut sebagai “barisan pemuda”. Dengan kata-kata itu saja membuat 5 pemuda itu sangat bersemangat untuk Indonesia.  Selang waktu berjalanan akhirnya mengganti nama mereka dengan Hizbullah. Disinilah awal cerita panjang perjuangan, tangis, darah, dan air mata Amid bersama kawan-kawannya melawan apa yang menjadi lawan mereka. Tapi apa sangkutpautnya dengan DI (Darul Islam), Kartosuwiryo, Komunis, dan Tentara Republik? Monggo dibaca buku Lingkar tanah, lingkar air dan kalian menemukan banyak pelajaran berharga tentang kehidupan fighting para pahlawan, kebijaksanaan seorang kiai dan pejuang.
LINGKAR TANAH, LINGKAR AIR
Penulis : Ahmad Tohari
Diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama

Wisanggeni dan Rakyat

Indonesia adalah negara dengan berbagai sejarah dan mitos yang dibuat oleh rakyat. cerita ini dibuat untuk alasan menghibur masyarakat ataupun melawan segala bentuk ketidakadilan dan penindasan yang dibungkus dengan indah dan sangat menarik sehingga para pembaca akan tertarik membacanya walaupun ternyata kejadian yang terjadi di cerita itu hanya fiktif belaka yang sebenarnya malah terjadi di kehidupan nyata yang sedang kita jalankan sekarang ini.
Kalau berbicara tentang sejarah, mitos, cerita rakyat dan pewayangan tersebut pasti banyak sekali dari maling kundang, sampai Roro jonggrang yang sangat mustahil akan terjadi, tapi disitu ada sebuah adegan yang sedang terjadi sekarang. Atau sekarang adalah reka ulang dari cerita-cerita rakyat yang pernah di tuliskan oleh para sastrawan-sastrawan. Disini, penulis akan sedikit berbicara tentang sebuah cerita rakyat juga yang di bukukan oleh “Seno Gumira Ajidarma” yang berjudul “Wisanggeni sang buronan”.
 “ manusia itu bebas, atau ditentukan kodrat? Dari dasar laut, wisanggeni sang buronan, menyerbu khayangan mencari jawab. Seru seperti cerita silat,bijak seperti buku filsafat, ringan seperti hiburan” tulisan belakang buku tersebut. Setelah itu, mulai petualangan dalam pembacaan tersebut, mencari keseruan aksi silat, menelusuri kebijaksanaan, dan mendalami hiburannya.


Dalam buku di ceritakan bahwa wisanggeni ini adalah makhluk sakti yang hidup untuk mencari sebuah jawaban atas kehidupannya. Diceritakan bahwa wisanggeni ini adalah anak dari arjuna “pandawa” dan bidadari bernama dewi darsanala. Arjuna ini di kisahkan sebagai seorang manusia biasa dan dewi darsanala ini adalah bidadari khayangan yang berbeda kasta dengan manusia biasa. Sebelum pernikahan itu terjadi para dewata telah menjanjikan dewi darsanala untuk dewasrani, anak sulung pramoni. Tapi Karena kemenangan arjuna atas niwatakawaca, maka dewi darsanala menjadi hadiah untuk arjuna. Ketika mendengar berita itu, pramoni ini segera menuju suralaya dan bertanya kepada batara guru, batara guru memberikan tiga jawaban atas itu.
1.       Bahwa arjuna pantas mendapatkan dewi darsanala Karena jasanya menyelamatkan kahyangan atas ancaman niwatakawaca.
2.       Karena arjuna manusia biasa, maka ia tidak boleh mendapatkan anak dari seorang bidadari, oleh karenanya perkawinan itu tidak boleh menghasilkan anak.
3.       Perkawinan itu hanyalah untuk sementara, Karena arjuna tidak mungkin tinggal di kahyangan selama-lamanya, ia harus kembali ke rimba kamiaka mengikuti saudara-saudara pandawa yang berada dalam pembuangan selama dua belas tahun.
Mendengar peraturan dari batara guru, arjuna sangat tersinggung Karena sangat merendahkan derajat kemanusiaan itu. Dan akhirnya arjuna dengan berani membiarkan dewi darsanala mengandung dan malah melarikannya turun ke bumi.
Ketika dewi darsanala ini melahirkan wisanggeni dalam tempat pertapaan hanuman, yang waktu itu hanumanlah yang mengurus istri arjuna tersebut. Lahirlah wisanggeni, tapi Karena paniknya hanuman tersebut dia segera meletakkan bayi tersebut di luar pertapaan dan segera mencoba menolong dewi, ketika kembali ke tempat dewi, dewi bertanya “dimana anakku?” maka dengan sigap segera dia melompat menuju bayi tersebut, tapi setiba disana, ternyata bayi itu hilang, dengan penuh amarah hanuman berpikir siapa kira-kira yang menculik bayi tersebut, dan jatuhlah tersangka pada pramoni dari apa yang telah di jelaskan di atas. Segera dia melompat dan menuju ke tempat tinggal si pramoni tersebut, belum sampai disana hanuman bertemu dengan sri kresna dan berbicara tentang apa yang terjadi. Maka waktu itu sri kresna menyuruh hanuman pulang dengan membawa pesan ke dewi darsanala “pulanglah dan rawatlah dewi darsanala, katakan padanya sri kresna bertanggung jawab atas keselamatan anaknya”. Maka hanuman pulang dan tidak jadi menyerang pramoni.
Setelah itu di ketahuilah bahwa yang menculik bayi tersebut adalah kakeknya sendiri batara brahma, yang sangat kebingungan dan berkata-kata sendiri “kalua saja para dewa menyadari, alangkah kelirunya keputusan tersebut, seberapa hinakah bidadari menikahi manusia biasa. Siapakah yang mengangkat diri mereka menjadi dewa? Aku tak mengerti, menahan waktu, betapa muskil. Mengingkari lahirnya bayi ini, betapa tak bias dimengerti”. Maka dalam kebingungannya batara brahma pun mengambil sikap “baiklah, kuserahkan dirimu pada takdir, cucuku, terimalah bisaku, kalua mesti mati, matilah! Kalau harus hidup, hiduplah!” maka digigitnya bayi itu bersama bisa barata brahma dan menjatuhkannya kedalam laut. Yang konon bisa brahma itu sangat kuat. Yang ketika bayi itu jatuh kedalam laut, maka ikan-ikan menemui ajalnya, tumbuhan laut semula indah mendadak layu dan tak berwujud lagi, air laut menjadi merah dan bisa tersebut makin meluas, melebar, dan mematikan segala kehidupan dalam laut. Tapi ajaibnya masih tersebut masih hidup.
Ternyata sang penguasa lautan merasakan itu dan segera menuju ke tkp, maka muncullah sanghyang antaboga yang konon sangat di takuti oleh para dewa Karena kesaktiaannya. Berwujud setengah manusia setengah ular. Dengan kesaktiaanya dia menghentikan bisa tersebut dan laut menjadi tenang kembali. Dan dating pulang batara baruna bertanya soal permasalahan ini. Maka di ketahuilah bahwa ini bisa milik brahma. Tapi ternyata bisa itu tidak berbisa, kutipan dalam percakapannya “jangan khawatir batara baruna, bisa ini memang membunuh ikan, tapi tidak menyerang kita. Artinya batara brahma tidak bermaksud jahat, kalaupun bermaksud jahat, maka bayi ini sudah mati”
Dan segera hyang antaboga dan batara baruna menuju suralaya. Ketika sampai di daratan, mereka disambut oleh sri kresna. Maka bertanyalah “ apakah maksud semua ini sri kresna?” maka jawab sri kresna “kali ini para dewa berbuat kesalahan, saudara-saudaraku yang bijak” maka disitulah kresna bercerita panjang lebar tentang itu. “Sri kresna, jadi bayi tak bersalah ini berada dalam bahaya bila para dewa mengetahuinya masih hidup?” tanya baruna “kurasa begitu, mereka akan melenyapkannya, Karena merupakan symbol pemberontakan terhadap kahyangan” balas sri kresna.
Maka begitu marahnya hyang antaboga, dia pun berkata “bagaimanapun ia tidak bersalah, arjuna tidak bersalah, para dewa yang terlalu jemawa dengan kedudukannya sebagai pengatur dunia”, “batara brahma telah menitipkan padamu, kita akan menentukan cerita ini” balas sri kresna. Maka hari itu hyang antaboga dan batara baruna setuju untuk merawat bayi tersebut dan akan menjadikan bayi itu sakti mandraguna.
“aku bersedia, tapi siapa namanya sri kresna?” tanya mereka berdua
“biarlah kita sebut saja seperti asal mula kejadiannya dilautan ini, wisanggeni, bisa yang berapi”.
Disinilah mulai cerita bayi yang di tolak oleh kahyangan, wisanggeni. Dia di didik oleh batara baruna yang memberikan segala kemampuan yang dimiliki makhluk laut sehingga wisanggeni dapat hidup di tanah dan di laut, dan sanghyang antaboga yang memberikan kemampuan seekor ular yang setiap saat mampu bergerak didalam tanah.dan banyak lagi yang tergabung dalam diri wisanggeni. Yang wajar ketika dia tidak memiliki tandingan.
Suatu hari wisanggeni bertemu dengan arjuna, sri kresna dan hanuman dalam perjalanannya dan mendengar cerita tersebut. Dia hanya terdiam dan tiba-tiba bertanya “ jadi para dewa menolak kehadiranku di dunia ini sri kresna yang bijaksana?”, tampaknya begitu, mereka mengingkari kenyataan dirimu, mereka merasa rendah mendapatkan keturunan dari seorang manusia biasa seperti arjuna” jawab sri kresna. Maka dengan penuh amaran wisanggeni segera menuju angkasa raya, tapi sebelum itu sri kresna mengatakan “engkau jangan lupa wisanggeni, kau pun bagian dari takdir yang lebih besar”. “aku sadar batara wisnu, tapi biarlah semua orang tahu bahwa kesalahan yang di sengaja tak akan lepas fari karma, o betapa tak mungkin menolak peredaran semesta”
Menuju angkasa raya tempat para dewa, wisanggeni bersama dengan hanuman. Ternyata di kahyangan para dewa telah merasakan akan kehadiran wisanggeni dan begitu panik akan hal itu, bahkan dewa yang terkenal banyak akal dan cerdas, mendadak kehabisan akal untuk mengatasi permasalahan tersebut. Maka di utuslah para dewa oleh hyang pramesti untuk menghentikan wisanggeni, tapi wisanggeni dapat mengatasi semuanya dan segera menuju hyang pramesti.
Mengetahui utusannya kalah, hyang pramesti batara guru yang agung dan paling berkuasa di seluruh jagad pewayangan itu kini menciut jadi seorang buronan, dikejar-kejar oleh orang yang dulu dijadikannya buronan.  Terus mengejar hyang pramesti, maka wisanggeni berkata “mau berlindung kepada siapa kau manikmaya? Huahahaha” tapi barata guru melejit terus, menembus atmosfer bumi, melesat di atas lautan, tapi dari balik mega telah muncul pula wisanggeni. “taka da gunanya melawanku manikmaya. Kau telah lama meruntuhkan dirimu sendiri” gertak wisanggeni lagi
Di lain tempat seorang bapak, bernama bapak semar sedang bercakap dengan seekor kutilang tentang tamu pak semar ini. Dan pagi itu segera menjadi malam akibat wisanggeni dan hyang pramesti. “datanglah kemari, manikmaya. Kita selesaikan segala persoalanmu” ujar semar kea rah matahari. “apakah yang terjadi manikmaya?”
“aku hanya ingin menjaga kemapanan peradaban ismaya kakakku” jawab hyang pramesti
“kau telah memaksannya, manikmaya, dan itulah kesalahanmu” jawab semar
“salahkah membunuh bibit yang tak dikehndaki dan bisa mengguncangkan keseimbangan dunia?”
“apakah hakmu, manikmaya? Bibit itu memang menjadi kehidupan di luar kehendaknya, tapi ketika ia telah menjadi dan mengada, ia punya hak tetap hidup dan tak ada satupun yang bisa mengingkarinya” jawab semar
Kelahirannya melanggar hokum dewa-dewa” balas hyang pramesti
“lantas apa yang bisa kau perbuat?”
“dengan begitu, bukankah sah membunuhnya?”
“maka kau pun jadi pembunuhnya, dimana otakmu? Apalah arti hokum dewa-dewa kalau ketika hokum ini di buat, persoalan semacam ini belum ada?”
“aku tersinggung dengan perbuatan arjuna. Ia meruntuhkan kewibawaan para dewa”
“peraturanmu tidak berperikemanusiaan manikmaya, bagaimana mungkin kau mengawinkan dengan darsanala tapi melarangnya punya anak? Arjuna sebetulnya tidak pernah minta hadiah. Arjuna adalah kesatria terpilih. Ia tahu dewa merasa derajatnya lebih tinggi, dan ia tersinggun. Mengapa kau tidak memburu arjuna? Mengapa kau memburu wisanggeni yang tidak bersalah sama sekali?”
“wisanggeni tak punya tempat dalam dunia kita. Ia tak punya tempat dalam lakon kehidupan kita”
“oladalah manikmaya, apakah kau merasa tidak bersalah?”
“aku mengaku kekhilafanku, tapi bagaimana meletakkan kehadiran wisanggeni? Aku hanya menjalankan tugas diatur oleh pemberi hidup ini padaku. Rencananya sudah kupahami dengan jelas, dan tak ada tempat bagi wisanggeni di situ”
“serahkan pada wisnu, ia yang akan mengatur bagaimana bharatayudha berlangsung sesuai dengan rencana”
“Tapi wisanggeni tak terkalahkan”
“o, manikmaya raja diraja jagad semesta, kemanakah akalmu yang bijak dan bestari. Apakah kau gemetar dan lupa oleh kedudukanmu yang tinggi? Kesaktianmu bukanlah segala-galanya di dunia ini”
“apakah takdir? Wisanggeni berada di luar takdir”
“wisanggeni adalah pelajaran bagimu, manikmaya. Ingatlah bahwa kau hanya menjalankan kekuasaan, tapi sesungguhnya kau bukan penguasa. Sang penguasa sejati ada di balik hidup kita. Ia tak terjangkau oleh pikiran dan angan-angan kita. Kita hanya wayang yang dimainkan ki dalang. Janganlah takabbue dengan kekuasaanmu”
“aku mengerti, tapi wisanggeni sudah tak bisa di ajak bicara”
Maka bertemulah semar dengan wisanggeni.melihat wisanggeni maka semar berkata “huahahaha, manikmaya, tidakkah kau merasa rendah minta perlindungan dari seorang abdi yang majikannya kau anggap tak patut bersanding dengan dewa?”
“lupakanlah dia, wisanggeni yang perkasa. Apa yang akan kau kehendaki sekarang?”
“aku akan mengadilinya dan menuntutnya kakek”
“sabarlah dulu kesatria. Kau berhadapan dengan yang telah dipercaya mengatur jagad ini”
“kedudukan itu tak patut lagi untuknya. Ia harus digulingkan. Tidakkah ia lupa bahwa dewi tara pun dikawinkan dengan monyet subali dan dewi tari dengan rahwana raja raseksa? Aku tidak menganggap monyet atau raksasa lebih rendah, tapi apa tujuannya ia menolakku hidup di dunia ini? Aku bukan batara kala yang menuntut gelar kedewan meskipun aku berhak. Aku hanya ingin tahu asal-usulku. Apa salahnya menengok ibuku? Kemampuan macam apakah yang dijaganya? Aku tidak mengerti semua itu kakek?”
“wisanggeni yang bijak, keluasaan pandanganmu lebih dari cukup untuk menjawab sendiri pertanyaan semacam itu. Aku hanya petani yang bodoh. Sebagai petani aku hanya tahu apa yang ada disekelilingku. Atau hanya sedih Karena kutilang ini tak bisa meilhat matahari lagi. Aku prihatin Karena Bungan kuncup dan bumi terganggu”
Maka wisanggeni terdiam dan melihat sekelilingnya maka berkatanya wisanggeni “aku mengerti maksudmu kakek. Semoga kejadian semacam ini tidak terulang lagi” dan wisanggeni pun pergi meninggalkan semar dan hyang pramesti Karena dia tahu akan kemana dia pergi.
Itu mungkin sedikit yang dapat di ceritakan kembali Karena setelah itu masih banyak perjalan bijak seorang wisanggeni bertemu dengan sri kresna lagi dan bertemu dengan dewi darsanala dalam pencariannya. Pelajaran apa yang bisa ambil dari sini adalah kenyataan yang sedang terjadi. Bahwa pemimpin-pemimpin sekarang menganggap dirinya dewa dengan kasta yang melihat masyarakat biasa berbeda. Dan bagaimana wisanggeni hanya ingin mengetahui asal usulnya tapi malah di buruh oleh para dewa. Yang sama seperti apakah masyarakat kecil tidak memiliki hak makan enak seperti para mereka orang kaya “para dewa”. Ketika masyarakat kecil berteriak bahwa “kami minta keadilan dan kesetaraan”, para dewa berteriak “kalian tidak bisa mendapatkan itu, Karena kalian beda kelas dengan kami” dan ketika hyang pramesti mengatakan akan menjaga kemapaman peradaban, seolah para penguasa itu memiliki kemapanan yang berbeda.
Dan dalam percakapan “o, manikmaya raja diraja jagad semesta, kemanakah akalmu yang bijak dan bestari. Apakah kau gemetar dan lupa oleh kedudukanmu yang tinggi? Kesaktianmu bukanlah segala-galanya di dunia ini” ini umpama yang pantas untuk seorang pemimpin Indonesia bahwa ketika ada permalasahan dia harus benar-benar bijak dalam mengambil keputusan dan tidak memihak kepada pihak yang bayar.
Buku Wisanggeni sang buronan
Dan dalam percakapan semar dan hyang pramesti juga “wisanggeni adalah pelajaran bagimu, manikmaya. Ingatlah bahwa kau hanya menjalankan kekuasaan, tapi sesungguhnya kau bukan penguasa. Sang penguasa sejati ada di balik hidup kita. Ia tak terjangkau oleh pikiran dan angan-angan kita. Kita hanya wayang yang dimainkan ki dalang. Janganlah takabbur dengan kekuasaanmu”. Sudah sangat jelas bahwa  pemimpin hanya di beri tanggung jawab untuk mengatur alam ini, dan sang penguasa sesungguhnya lah yang maha benar dan memiliki kebenaran. kita sebagai khilafah di dunia ini hanya selalu menimbulkan pembenaran yang kita katakan sebagai kebenaran.
 Tapi itulah pemimpin, akhirnya hyang pramesti mengakui kesalahannya akan apa yang telah ia lakukan. Karena ketika seorang pemimpin Indonesia selalu merasa dirinya benar dia akan lupa dengan penguasa sesungguhnya dan merasa dirinya adalah dewa pengatur alam Indonesia ini.
Kalau di analogikan hyang pramesti ini sebagai pemimpin-pemimpin dan wisanggeni sebagai para masyarakat yang melawan penindasan dan ketidakadilan. Mereka menuntut hak mereka, hanya selalu dihadang oleh kebijakan-kebijakan yang sebenarnya sangat tidak masuk akal. Walaupun itu penulis yakin bahwa dalam pembuatan kebijakan-kebijakan yang tidak pro rakyat, masih banyak pembuat kebijakan yang dalam lubuk hatinya menolak itu. Karena sesungguhnya sejahat-jahatnya pencuri dan pembunuh dalam hatinya yang paling dalam dia mengakui yang dia lakukan sebagai kesalahan. Disinilah kita dilihatkan bahwa diatas langit masih ada langit. Diatas kesaktian hyang pramesti batara guru, ternyata masih ada wisanggeni yang lebih sakti lagi.
Mungkin segitu saja yang dapat dipaparkan, ketika ingin lebih memahaminya lagi, sangat disarankan untuk membaca buku dari seno gumira ini, seperti apa yang disampaikan di cover belakang bukunya “seru seperti cerita silat, bijak seperti buku filsafat, ringan seperti hiburan” Mari Berproses bersama. Dan Bijaksanalah! Terima Kasih!

Sumber : Wisanggeni sang buronan oleh Seno Gumira Ajidarma
21.30 WIB, 6 November 2016 M