Rabu, 09 November 2016

Lingkar Tanah, Lingkar Air

"Dulu Angkat Senjata bersama tentara Republik untuk memerangi Belanda, Selanjutnya mengangkat senjata untuk memerangi tentara republik, dan akhirnya angkat senjata lagi bersama tentara republik untuk memerangi komunis"

begitulah singkat cerita yang dialami seorang pemuda bernama Amid. Pemuda yang hidup di zaman dimana Indonesia telah merdeka tapi belanda masih semangat untuk kembali menguasa NKRI. Cerita itu di mulai ketika Amid bersama temannya Kiram di panggil oleh kiai ngumar untuk membicarakan sesuatu, yaitu soal peperangan melawan belanda. Beranjak dari rapat yang dihadiri banyak ulama dan kiai dan disana,hadratus syekh dari jawa timur mengeluarkan fatwa. Beliau bilang, berperang melawan tantara belanda untuk mempertahankan negeri sendiri yang merdeka , wajib hukumnya bagi semua orang islam. Maka dari situlah kiai ngumar menyuruh amid dan kiram untuk bersiap ketika hari itu tiba.
Hari berganti dan mereka di minta bantuan untuk meyerbu belanda yang akan masuk kedalam sala satu wilayah, walaupun belum sebagai petarung ataupun yang memegang senjata, mereka dating sebagai bala bantuan saja. Ketika perang itu terjadi, disitu kemampuan dan hasratnya dalam bertarung dan berperang terlihat jelas dengan bagaimana dia merobohkan sala satu tantara belanda dan mengambil senjata. Dari senjata itulah glora semangat kiram semakin tinggi, bahkan ketika tentara republic meminta senjata itu, di bersikukuh ingin memiliki senjata itu, maka tentara republic mengiyakan itu.
Di tengah cerita perjalanan tersebut bertambahlah karakter lagi yaitu jun, jalal dan kang suyud. Yang setelah sering mengadakan perkumpulan 5 pemuda tersebut maka mereka di sebut sebagai “barisan pemuda”. Dengan kata-kata itu saja membuat 5 pemuda itu sangat bersemangat untuk Indonesia.  Selang waktu berjalanan akhirnya mengganti nama mereka dengan Hizbullah. Disinilah awal cerita panjang perjuangan, tangis, darah, dan air mata Amid bersama kawan-kawannya melawan apa yang menjadi lawan mereka. Tapi apa sangkutpautnya dengan DI (Darul Islam), Kartosuwiryo, Komunis, dan Tentara Republik? Monggo dibaca buku Lingkar tanah, lingkar air dan kalian menemukan banyak pelajaran berharga tentang kehidupan fighting para pahlawan, kebijaksanaan seorang kiai dan pejuang.
LINGKAR TANAH, LINGKAR AIR
Penulis : Ahmad Tohari
Diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar