Jumat, 04 Agustus 2017

Hanoman, Panglima Angkatan Perang Negeri Ayodya

Banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari setiap perjalanan, ataupun cerita. setiap cerita selalu penuh lika-liku dan dinamika yang mendewasakan kita untuk berpikir lebih dan lebih lagi. kali ini cerita hanoman dalam dunia perwayangan akan menjadi sala satu pelajaran baik untuk menempuh kehidupan kedepannya.
Siapa yang tidak tau hanoman? banyak menjadikan hanoman sebagai bahan ejekan mungkin karena rupa yang ada pada dirinya, tapi tidak sedikit juga yang mengenalnya sebagai kesatria tangguh yang hidup di dunia perwayangan yang berkontribusi penuh dalam penyerangan besar-besaran ke negeri yang kuat yaitu Alengka. Kisahnya sangat menarik karena disusun dengan alur yang enak untuk di baca dan bahasa yang sangat mudah di pahami.
Sampai selesai membaca buku inipun aku masih belum tau apakah hanoman ini bangsa kera ataukah bangsa manusia. Karena dia dilahirkan oleh seorang bangsa manusia yang bernama anjani yang pada ceritanya anjani bersama kedua saudaranya memiliki wujud seperti bangsa kera sehingga ketika itu anjani tidak berani keluar rumah. Sehingga anjani pun di angkat ke khayangan untuk hidup disana yang mana rupa seperti bangsa kera itu hilang. Dan disitulah hanoman ini lahir, walaupun tak jelas siapa bapaknya.
Jauh dari itu, hanoman pun di didik oleh bangsa dewa bernama batara bayu setiap harinya. Dari ilmu olah kanuragan sampai pada berbahasa. Hanoman di didik untuk bisa menjadi lebih baik. Di tengah perjalanan hidupnya datang orang yang berwujud sama dengannya, yaitu anila. Satu-satunya teman hanoman di khayangan. Selang waktu berjalan mereka tidak begitu akur sampai pada waktu mereka melakukan pertarungan begitu hebat, sampai pada akhir di hentikan oleh batara bayu dan menyuruh mereka pergi dan turun ke bumi, dan pergi ke tempat se-bangsa mereka tinggal yaitu gua kiskenda.
Ternyata gua kiskenda memang tempat bangsa kera hidup dan tinggal, walaupun ternyata banyak sekali masalah yang terjadi di masa lalu dan masa di mana hanoman dan anila tinggal. Disitulah bertambah lagi cerita perjalanan panjang bagaimana gua kiskenda ini terbebas dari penjajahan makhluk raksasa yang menguasai gua kiskenda itu. Bagaimana cerita jatuhnya makhluk raksasa itu, maesasura namanya, Yang di kalahkan oleh kesatria bernama sugriwa dan subali. Ternyata sugriwa dan subali ini adalah paman dari hanoman yang menjadi saudara anjani, walaupun sampai akhir ternyata hanoman tidak tau itu.
Selang setelah cerita panjang gua kiskenda itu berjalanan, bertemulah hanoman dan anila dengan sugriwa dan jaya anggada di hutan. Dan disitulah mulai perjalanan panjang dan penyusunan strategi oleh Sri Ramawijaya dan Lesmanawidagda bersama pasukan gua kiskenda untuk menyerbu Alengka yang di pimpin oleh Rahwana dan mengambil kembali Dewi Sinta.
Pertempuran besar pun terjadi, tidak sedikit korban jatuh dalam pertempuran, bagaimana bangsa kera mengerahkan sampai ribuan ribu pasukan untuk menyerang alengka yang di pimpin langsung oleh hanoman. Begitulah dengan alengka yang mempersiapkan diri walaupun jumlah jauh sedikit dari pasukan bangsa kera. Dan yang begitu menganehkan adalah rahwana tidak begitu tertarik dengan perang tersebut tapi terpusat hanya pada dewi sinta. Mungkin itu bukti cinta besar rahwana sehingga negeri besar alengka itu seperti menjadi korban atau egonya itu.  Sampai pada akhirnya sang raja alengka berhasil di jatuhkan oleh Sri Rama dan berhasil mengambil Dewi Sinta dari tangan Rahwana. Tapi semua seolah berubah ketika ada yang mengganjal hati Sri Rama dan keragu-raguannya pada dewi sinta yang sudah tidak suci dan sedikit pudar cintanya pada sri rama. Dalam perjalanan pulang ke ayodyapun dinamika tidak berhenti datang silih berganti dari perasaan rama terhadap sinta, sampai perpecahan pada bangsa kera.
Menarik sangat untuk di baca untuk kawan-kawan sekalian, itulah yang membuat review ini menjadi sangat tidak detail, sengaja supaya kawan-kawan semua mau membaca dan terus mencari. Yang pada intinya ketika kita menyelami cerita ini banyak sekali pelajaran-pelajaran yang bermanfaat bagi kita, bagaimana ketulusan dan kesetiaan seorang dewi sinta, kebijaksanaannya seorang sugriwa, sangat negarawannya seorang wibisana, keterus terangnya antara anila dan hanoman, mau belajar dan terus belajarnya hanoman, dan banyak lagi, fix kalian semua harus baca ini sebagai referensi beradaptasi dengan kehidupan keras dunia ini.

Judul : Hanoman, Akhir bisu sebuah perang besar
Penulis : Pitoyo Amrih
Penerbit : DIVA press
Tahun : April 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar