Jumat, 29 September 2017

IMM dan Kebhinekaan dalam Sudut Pandang Mahasiswa Teknik

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) lahir ketika keadaan bangsa penuh dengan gejolak dan permasalahan persatuan, kesatuan dan keutuhan NKRI. Menurut sejarah IMM ini lahir ketika Partai Komunis Indonesia (PKI) ini sedang menggerogoti jantung Pemerintahan dengan mengandalkan Soekarno sebagai tameng, dimana zaman itu jelas bahwa Soekarno Menganak Emaskan PKI dan tidak akan membubarkannya. Karena memiliki kekuatan penuh yang di pegang oleh PKI, maka Partai Komunis selalu meneriakkan untuk Membubarkan sala satu organisasi Mahasiswa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Pada waktu itu HMI melihat kondisinya yang semakin rawan dan membahayakan tidak tinggal diam, dengan segala usaha untuk kembali berdiri kokoh dan menepis badai besar serangan dari PKI yang sangat ingin membubarkannya.
Disitulah ketika HMI mau di bubarkan, IMM berdiri, yang membuat perspektif banyak orang yang mengatakan bahwa IMM itu lahir untuk menampung anggota-anggota HMI.walaupun itu kurang rasional. Yang benar dan rasional atas data dan fakta yang ada, adalah IMM membantu dan turut serta mempertahankan HMI dari usaha-usaha PKI yang selalu ingin membubarkannya.

Begitulah sedikit cerita napak tilas kehidupan IMM dalam masa kelahirannya, yang ternyata kelahirannya saja sudah di hadapkan pada permasalahan yang menurut penulis sangat berbahaya yaitu masalah persatuan, kesatuan, dan keutuhan Negara yang pada masa itu PKI sebenarnya sangat ingin menjadikan negara Indonesia ini berideologi Komunis.

Dari perjalanan sejarah sampai Ideologi yang di miliki Muhammadiyah itu sendiri sudah sangat jelas bahwa Muhammadiyah ataupun IMM pada khususnya sudah seharusnya merawat kebhinekaan negara dan bangsa Indonesia ini. Yang termaktub dalam deklarasi solo point ke 5 yang menjelaskan bahwa “ IMM adalah organisasi yang sah mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan dan falsafah negara yang berlaku”. Yang penulis yakini bahwa IMM tidak akan melakukan tindakan-tindakan yang menjurus kepada makar ataupun untuk merusak kebhinekaan dan kesatuan Negara, Karena deklarasi point 5 itu sudah sangat jelas, bahwa menyakini apa peraturan, undang-undang, dan bahkan falsafah negara yang sudah di bentuk orang-orang yang peduli dan cinta kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia ini.

Dan sangat jelas termaktub dalam Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah point kelima “ Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah di karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan negera Republik Indonesia yang berfilsafat Pancasila, untuk berusaha bersama-sama menjadi suatu Negara yang adil dan makmur dan di ridhai Allah SWT, Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghaffur”. Ini sudah sangat menjelaskan lagi bahwa Muhammadiyah akan selalu mendukung kebijakan-kebijakan Pemerintahan apabila pemerintahan itu benar-benar adil dan mensejahterakan rakyatnya dengan kebijakan-kebijakan yang pro rakyat, tapi apabila kebijakan-kebijakan yang di keluarkan oleh pemerintah sangat kontra terhadap kehidupan kesejahteraan rakyat Indonesia maka sudah jelas dalam Matan Keyakinan dan cita-cita Hidup Muhammadiyah bahwa Muhammadiyah tidak tinggal diam dan mengikuti pemerintahan saja tapi akan ikut andil untuk memperbaiki keadaan bangsa yang rusak oleh oknum-oknum yang duduk pemerintahan yang hanya ingin memperkaya dirinya saja. Dan Muhammadiyah jelas tidak akan berdiri sendiri tapi mengajak seluruh lapisan bangsa Indonesia untuk melawan segala bentuk penindasan yang mengakibatkan kesengsaraan, karna keyakinan dan cita-cita hidup kader Muhammadiyah jelas bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia ini harus hidup adil, sejahtera, makmur dan yang jelas di ridhoi oleh Allah SWT.
Menarik lagi pada sejarah kenapa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah itu berdiri. Yang pada waktu yang di bahas panjang lebar oleh bapak-bapak Muhammadiyah yang waktu itu menjabat di structural Muhammadiyah. Dari berbagai permasalahan peribadahan yang bercampur aduk dengan Takhayyul, Bid’ah, Khuraffat, dan parahnya masyarakat yang lebih mengikuti perkataan ulama dari pada Quran dan Hadits. Persoalan itu pun belum menyangkut masalah-masalah dalam internal Muhammadiyah itu sendiri yang tarik menarik akan keinginan menunjukkan identitasnya sebagai gerakan islam, gerakan dakwah dan pembaharuan, dengan kemauan organisasi sebagai alat juang. Setelah berbagai perubahan-perubahan sosial yang terjadi pasca kemerdekaan memberi hadangan berat untuk Muhamamdiyah untuk memberi kepastiaan bagi kehidupan Umat. Contohnya pergeseran kehidupan masyarakat pedesaan ke masyarakat perkotaan. Dalam menghadapi permasalahan-permasalahan berat di atas maka Muhammadiyah memerlukan dan membutuhkan sekelompok kader yang tidak saja mantap di bidang ideologinya tapi juga andal di bidang keahlian, dan professional dalam menghadapi perubahan sosial yang terjadi. Dan untuk itu, masyarakat mahasiswalah sebagai salah satu kader alternative yang diinginkan Muhammadiyah yang dapat mengelola tatanan baru bagi kehidupan masayarakat Indonesia kedepannya dengan membentuk kultur baru bagi kehidupan umat. Dari sinilah embrio IMM itu lahir.
Dari perjalanan sejarah diatas, bagaimana embrio IMM itu lahir, menurut penulis sudah sangat jelas bahwa Muhammadiyah sangat mengharapkan kader-kader Mahasiswa yang di miliki Muhammadiyah ini untuk bisa memberi nafas perjuangan yang baru Karena keahlian dan profesionalitas yang di miliki mahasiswa dari hasil belajarnya selama kurang lebih 4 tahun lamanya. Apalagi di zaman yang serba modern ini, di mana permasalahan-permasalahan masyarakat yang semakin komplek yang mana untuk menyelesaikan itu semua, tidak dengan menggunakan disiplin ilmu satu saja, tapi perlu disiplin-disiplin ilmu lainnya. Seperti contohnya, penulis adalah seorang mahasiswa teknik yang pada intinya kerjanya untuk membangun peradaban lewat pembangunan infrastruktur-infrastruktur di negara. Tapi dalam proses pembangunan itu sudah sangat jelas bahwa tidak Cuma ilmu keteknikan yang di pakai, tapi banyak yang di gunakan. Contohnya bagaimana manajemen pembangunannya, bagaimana ekonominya yang pastinya perlu pengeluaran dan pemasukan yang perlu di kelola secara ekonomis, dan lagi bagaimana ilmu yang hukum yang digunakan dalam pembangunan, contohnya Izin Pembangunan, Hukum Perburuhan, Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) yang kesemua itu adalah produk-produk hukum yang harusnya di pahami orang-orang teknisi dan insinyur-insinyur, dan paling jelas adalah ilmu sosial dan keagamaannya dimana membangun sesuatu itu tidak asal membangun tapi bagaimana sisi-sisi kemanusiaannya benar-benar tercapai dan mengena. Membangun kok merusak alam sekitar? Membangun kok mengambil air masayarakat? Membangun kok menderitakan rakyat?

Konsep pembangunan yang penulis pahami setelah terjadi pembangunan adalah membawa masayarakat yang tidak tau menjadi tau, yang miskin menjadi kaya, yang bodoh menjadi pintar, yang jelas membawa sesuatu yang buruk menjadi lebih baik. Konsep #engineersadarsekitar adalah konsep yang sudah harus di kampanyekan dan di dengungkan di seluruh lapisan kehidupan seorang engineer. Karena pada perjalanannya engineer selalu saja membangun sesuka hatinya tanpa memperdulikan sekitarnya, ada hukum yang mengikat di terobos saja, ada kehidupan sosial yang perlu di perbaiki, tapi di tinggalkan aja.

Sudah jelas, bahwa penulis bersama teman-teman sebagai kader Muhammadiyah yang bergelut dan sedang menempuh kuliah yang memberi keahlian pada bidang keteknikan, harapan Muhammadiyah jelas bahwa Muhammadiyah membutuhkan Kader-kader yang memiliki keahlian-keahlian khusus yang nantinya bisa membangun sebuah tatanan kehidupan yang baru, adil, sejahtera, makmur dan di ridhoi Allah SWT. Maka sudah jelas dengan ilmu keteknikan yang dimiliki penulis ataupun teman-teman penulis yang bergelut di dunia keteknikan sudah seharusnya untuk memikirkan bagaimana memperbaiki dan membangun sebuah tatanan dan peradaban kehidupan baru yang sesuai dengan ilmu yang dimiliki. Bukan memperbaiki asal memperbaiki, membangun asal membangun Karena hakikatnya seorang teknisi ini harus sadar akan sekitarnya dan membangun untuk peradaban kehidupan baru yang lebih baik lagi sehingga kehidupan bangsa ini tidak merusak kesatuan antara si kaya dan si miskin, si hitam dan si putih, si islam dan si non islam ataupun itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar