Siapa sangka hidup tidak seindah cerita dongeng,
atau alur alur manis sebuah novel fiksi. Mereka selalu menggambarkan sesuatu
yang paling mustahil terjadi. Mereka paling pintar menyusun kata yang rapi agar
terlihat elegan untuk dinikmati dan dirasakan dalam setiap barisan kata. Mereka
menimbulkan imajinasi kuat dan menghancurkan realitas yang dibangun dari mata
yang selalu memandang kejadian di sekitar.
Dalam penggambarannya, semua cerita terasa sangat
nyata, bahkan kadang kita adalah pemeran utamanya, padahal ketika kembali menutup
buku itu, semua sirna, mimpi yang dibangun dari tumpukan kertas yang dicover
begitu rapi, hilang, tapi tidak begitu saja. Karena dia hanya berputar-putar
dalam imajinasi dan berharap dijadikan dalam kehidupan nyata.
Menarik untuk ditunggu bagaimana proses penciptaan
harapan menjadi kenyataan yang terlanjur di tuliskan dalam list impian yang
kadang hanya mimpi tengah malam dan hilang ketika sang surya masuk menusuk
lubang terkecil kamarmu.
Mungkin merekapun Cuma berangan saja, dunia ide
mereka terlalu berlebihan sehingga menciptakan alur yang begitu ingin diciptakan
oleh para penikmatnya. Mungkin juga mereka kesepian, karena ternyata hidup
mereka bahkan lebih buruk dari hidup normal seorang yang hanya pergi kerja,
habis itu pulang, dan begitu pula seterusnya.
Atau mungkin saja mereka adalah pelaku sebenarnya
cerita, yang ingin membagi kebahagiaannya kepada setiap orang, karena yang
mereka yakini adalah bagaimana membuat orang tersenyum dan berani lagi bermimpi
tanpa harus mencari muka atau di bilang modus oleh orang lain! Mulia sekali ku
kira niat mereka!
Atau mungkin ada materi yang di dapat dari setiap
kata itu! Tapi itu bukan masalah, karena itu adalah bonus bagi mereka yang
berhasil membuat para penikmat menangis tersedu-sedu, atau para pecinta tertawa
terbahak-bahak. Bonus bagi mereka yang berhasil membangun dunia di kepala insan
manusia yang sudah lama tertidur dan tak pernah diasa lagi.
Lagi dan lagi, harus ku puji mereka. Karena lekukan
cerita yang di bangun dan diksi yang pilih dapat membuatmu berdecak kagum,
bahkan memberikan tepuk tangan untuk setiap tulisan yang kalau kata orang ‘pujangga’.
Dan ternyata harus kuamini bahkan harapan yang di kepala, dan tertanam bahwa
suatu hari, jalan itu harus di lewati juga, bukan untuk mendapat bonus
materinya, tapi untuk menikmati setiap prosesnya dan merasakan setiap euforia
yang hadir pada setiap jalan yang diambil dan pada akhirnya hasil yang harus
menjadi kebanggaan.
Mari menulis, sebab kau hidup sekali, dan pikiran
dan duniamu hanya milikmu, maka tebarkan setiap racun-racunmu ke setiap
otak-otak yang masih bersih dan suci dan perkara kehidupan! Salam revolusi dari
lipatan sarung sebelum kau bertemu Tuhan!