Rabu, 06 Juni 2018

Belajar untuk Menghargai dan Menghargai Setiap Keputusan yang diambil!

Semua orang atau golongan memiliki hak dalam pengambilan sikapnya. Dalam forum musyawarah-musyawarahpun sering diajarkan dalam pengambilan keputusan, entah itu menerima, menolak, ataupun abstein. Maka bagiku tidak ada yang salah bagi siapapun untuk mengambil sikapnya seperti apapun itu, selama dia berpegang teguh pada apa yang di yakininya.
Beberapa waktu yang lalu kita disuguhkan pertandingan sepak bola antara Persib Bandung melawan Persija Jakarta, kita disuguhkan persaingan ketat yang memang sudah dari zaman era persyarikatan. Yang paling menarik dari pertandingan ini adalah, tidak sampai 90 menit, tapi di tengah jalan, sekita 80an menit, Persib memilih untuk tidak melanjutkan pertandingan karena dirasa wasit tidak benar.

Lalu selang beberapa hari, beberapa minggu dan beberapa bulan, persib menjadi bahan ejekan karena tidak melanjutkan hingga akhir. Seolah kesalahan ada pada diri persib itu sendiri. Kalau bagiku, tidak ada yang salah dari langkah yang diambil oleh persib itu sendiri, sebagai golongan mereka berhak untuk menyatakan sikapnya. Bahwa ada yang salah dalam tubuh wasit atau apapun yang mereka protes. Walaupun aku tidak melihat secara mendalam permasalahan itu, tapi tidak bisa lalu kita menyalahkan atas sikap yang di ambil. Mereka bebas untuk memilih jalan. Bukan lalu kita menyatakan sebagai penakut, pengecut, tidak berani, tidak mau kalah, atau apapun ejekan itu. Tapi bagiku persib berani menyuarakan kegelisahan mereka dengan mengambil langkah yaitu menarik diri dari pertandingan dan keluar.
Seperti contohnya demonstrasi yang biasa di lakukan buruh seperti mogok kerja dan sebagainya, bagiku bukan semata-mata karena gaji yang kecil saja, tapi mereka mengambil langkah berani ini untuk memprotes keras terhadap perusahaan yang semena-mena, sehingga mengambil semuanya dan merugikan mereka materi, tenaga, dan waktu.
Atau yang lagi heboh akhir-akhir ini, sikap via vallen dalam menghadapi pelecehan seksual melalui media sosial. Dan yang paling menarik dari permasalahan ini adalah banyak ternyata orang yang mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh via vallen adalah sesuatu yang berlebihan atau alay, lebay dan menjadi bahan ejekan. Padahal jelas yang dilakukan tersangka yang mengganggu via adalah sebuah kejahatan. Penulis sempet membaca beberapa koment yang menurutku sangat tidak bijak sekali. “paling cari sensasi aja”, “pastinya banyak yang gituan, tapi giliran orang terkenal yang gitu, langsung di screenshot, jadiin story instagram” dan koment-koment yang sangat membunuh karakter korban.
Ada yang mengusulkan untuk tidak di sebar tapi cukup di laporkan saja untuk di tindak lanjuti. Ketika memakai logika hukum mungkin bisa benar, tapi yang perlu kita tekankan disini adalah hukum sosial dan hukuman moral kepada pelaku. Karena bagiku hukuman moral dan sosial itu lebih menyakitkan daripada di hukum di penjara ataupun membayar denda. Karena hukuman sosial itu akan membuatnya tercabut dari akar masyarakat dan penolakan akan dirinya begitu kuat di dalam lingkaran masyarakat, sehingga kemanapun dia berpijak ada hukuman yang selalu mengenainya.
Kembali kepada permasalahan inti bahwa semua orang memiliki hak untuk menentukan sikapnya terlepas dari apakah benar dia mencari sensasi ataupun benaran. Itu kembali kepada diri individu atau golongan tersebut. Terlepas dari apakah benar via vallen hanya mencari sensasi dengan menggungah pelecahan seksual kepadanya dirinya di instastory, yang harus di tanggapi adalah bahwa masih banyak tindak pelecehan seksual terhadap perempuan di indonesia, dan sampai di media sosial pun terjadi.
Dan juga masalah persib, terlepas dari mereka dalam posisi ketinggalan angka, tapi disitu ada langka protes yang menurut saya tidak bisa untuk disalahkan. Mungkin saja ketika banyak protes hanya akan memberi mereka kartu kuning, dan akhirnya mereka, mending mereka mengambil sikap dengan menyelesaikan permainan dan keluar dari lapangan.
Pada intinya, kita harus menghargai setiap sikap yang diambil oleh setiap orang/golongan terlepas dari apa yang di dalam hati mereka berbeda dengan yang mereka utarakan, itu adalah urusannya dengan tuhan. Ketika menyakini apa yang dia/mereka lakukan yaa dukung, ketika kita tidak setuju dengan apa yang dia/mereka lakukan jangan malah di hina dan di maki. Indonesia hari ini harus banyak belajar menghargai dan menghormati keputusan!