Semua orang atau golongan memiliki hak dalam
pengambilan sikapnya. Dalam forum musyawarah-musyawarahpun sering diajarkan
dalam pengambilan keputusan, entah itu menerima, menolak, ataupun abstein. Maka
bagiku tidak ada yang salah bagi siapapun untuk mengambil sikapnya seperti
apapun itu, selama dia berpegang teguh pada apa yang di yakininya.
Beberapa waktu yang lalu kita disuguhkan
pertandingan sepak bola antara Persib Bandung melawan Persija Jakarta, kita
disuguhkan persaingan ketat yang memang sudah dari zaman era persyarikatan. Yang
paling menarik dari pertandingan ini adalah, tidak sampai 90 menit, tapi di
tengah jalan, sekita 80an menit, Persib memilih untuk tidak melanjutkan
pertandingan karena dirasa wasit tidak benar.
Lalu selang beberapa hari, beberapa minggu dan
beberapa bulan, persib menjadi bahan ejekan karena tidak melanjutkan hingga
akhir. Seolah kesalahan ada pada diri persib itu sendiri. Kalau bagiku, tidak
ada yang salah dari langkah yang diambil oleh persib itu sendiri, sebagai
golongan mereka berhak untuk menyatakan sikapnya. Bahwa ada yang salah dalam
tubuh wasit atau apapun yang mereka protes. Walaupun aku tidak melihat secara
mendalam permasalahan itu, tapi tidak bisa lalu kita menyalahkan atas sikap
yang di ambil. Mereka bebas untuk memilih jalan. Bukan lalu kita menyatakan
sebagai penakut, pengecut, tidak berani, tidak mau kalah, atau apapun ejekan
itu. Tapi bagiku persib berani menyuarakan kegelisahan mereka dengan mengambil
langkah yaitu menarik diri dari pertandingan dan keluar.
Seperti contohnya demonstrasi yang biasa di lakukan
buruh seperti mogok kerja dan sebagainya, bagiku bukan semata-mata karena gaji
yang kecil saja, tapi mereka mengambil langkah berani ini untuk memprotes keras
terhadap perusahaan yang semena-mena, sehingga mengambil semuanya dan merugikan
mereka materi, tenaga, dan waktu.
Atau yang lagi heboh akhir-akhir ini, sikap via
vallen dalam menghadapi pelecehan seksual melalui media sosial. Dan yang paling
menarik dari permasalahan ini adalah banyak ternyata orang yang mengatakan
bahwa apa yang dilakukan oleh via vallen adalah sesuatu yang berlebihan atau
alay, lebay dan menjadi bahan ejekan. Padahal jelas yang dilakukan tersangka
yang mengganggu via adalah sebuah kejahatan. Penulis sempet membaca beberapa
koment yang menurutku sangat tidak bijak sekali. “paling cari sensasi aja”, “pastinya
banyak yang gituan, tapi giliran orang terkenal yang gitu, langsung di screenshot,
jadiin story instagram” dan koment-koment yang sangat membunuh karakter korban.
Ada yang mengusulkan untuk tidak di sebar tapi cukup
di laporkan saja untuk di tindak lanjuti. Ketika memakai logika hukum mungkin
bisa benar, tapi yang perlu kita tekankan disini adalah hukum sosial dan hukuman
moral kepada pelaku. Karena bagiku hukuman moral dan sosial itu lebih
menyakitkan daripada di hukum di penjara ataupun membayar denda. Karena hukuman
sosial itu akan membuatnya tercabut dari akar masyarakat dan penolakan akan
dirinya begitu kuat di dalam lingkaran masyarakat, sehingga kemanapun dia
berpijak ada hukuman yang selalu mengenainya.
Kembali kepada permasalahan inti bahwa semua orang
memiliki hak untuk menentukan sikapnya terlepas dari apakah benar dia mencari
sensasi ataupun benaran. Itu kembali kepada diri individu atau golongan
tersebut. Terlepas dari apakah benar via vallen hanya mencari sensasi dengan
menggungah pelecahan seksual kepadanya dirinya di instastory, yang harus di
tanggapi adalah bahwa masih banyak tindak pelecehan seksual terhadap perempuan
di indonesia, dan sampai di media sosial pun terjadi.
Dan juga masalah persib, terlepas dari mereka dalam
posisi ketinggalan angka, tapi disitu ada langka protes yang menurut saya tidak
bisa untuk disalahkan. Mungkin saja ketika banyak protes hanya akan memberi
mereka kartu kuning, dan akhirnya mereka, mending mereka mengambil sikap dengan
menyelesaikan permainan dan keluar dari lapangan.
Pada intinya, kita harus menghargai setiap sikap
yang diambil oleh setiap orang/golongan terlepas dari apa yang di dalam hati
mereka berbeda dengan yang mereka utarakan, itu adalah urusannya dengan tuhan. Ketika
menyakini apa yang dia/mereka lakukan yaa dukung, ketika kita tidak setuju
dengan apa yang dia/mereka lakukan jangan malah di hina dan di maki. Indonesia hari
ini harus banyak belajar menghargai dan menghormati keputusan!