Kamis, 30 April 2020

Untuk Buruh, Mari berjuang bersama! Mayday!

Selamat hari buruh yg abadi tertindas. 
Abadi perjuangan tertindas akan kebutuhan pangan, sandang , papan dan martabat nan tinggi. 

Entah kapan kata buruh ini menjadi sebuah sistem yang mengakomodasi pekerja kelas menegah ke bawah terbesar di dunia. Apakah di era jauh sebelum revolusi prancis ? Kolonial ? Atau sebelum agama masuk ke dalam pikiran yg sehat dalam menjalankan sistem kehausan atas kebutuhan hidup (ekonomi). 

(Harus cari dasar penciptaan buruh). 
Buruh tercipta atas dasar banyaknya jumlah kebutuhan manusia dalam pilar” kebutuhan sanpangpan . Ini menjadi peluang para investor dalam memanfaatkan khausan ini. Menjadi sistem yg aneh bukan. Ketika buruh menjadi peran penting dalam penyedia pilar-pilar kebutuhan tapi ternyata mereka tidak mampu mendapatkanya. Jelas terang bahwa hingga saat ini buruh menjadi komiditas monopoli politik untuk menjadi lebih baik. Sayang mereka harus melalui jalur itu dimana para pembesar sudah siap sedia menerkam hak hak mereka dalam strategi. 

“Selamat hari buruh” 
Selalu menjadi tranding yg memilukan bagi saya terkhusus kita tidak pernah bertanya apa makna kata selamat bagi mereka. Apakah ini ejekan atas kelasnya atau ternyata motivasi yg datang karena moment pas layaknya natal dan idul fitri ? . Sial cinta , moment yg selalu dipakai untuk memberi selamat kepada mereka , ternyata di pakai oleh oliegakri sebagai jadwal pentas bahwa mereka belum punah layaknya tontonan hewan purba yang meminta modern melalui demonstrasi. 

Izin-izin di berikan kepada mereka pada hari ini, jalan jalan di berikan kepada mereka hari ini, begitu pula panggung megah. Namun sayang hati para petinggi tidak pernah terbuka , malah tertawa layaknya berkata “kami bisa meramal kebutuhan, kayakinan bahkan kematian kalian “. Ingat mereka penguasa layaknya sesi acara dalam kegiatan menempatkan hari ini sebagai hari untuk para buruh tampil, mungkin nanti jadwal untuk guru tampil, bahkan wanita.  

Tentu tidak dinafikkan bahwa sy juga perlu moment untuk menulis, tapi sy sadar bahwa yang berhak menggunakan kata “SELAMAT” bukan mereka yg masih dalam pementasan para sesi acara. Selamat selalu menjadi simbol bagi perayaan tanda selesai , untuk mengenang, telah selesai, dan atas pencapaian. 

Maka dengan ini
#mariberjuangbersamaburuh.

Penulis : Maulana Wahyu Ayatullah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar