Jumat, 22 Mei 2020

Jomblo dan Bermesraan dengan Tuhan - (Ramadhan Menulis #30)

Tulisan ini saya buat sebagai pengingat saya juga kalian semua, terutama para jomblo. 

Ditengah pandemi yang memaksa kita untuk tidak pergi kemana-kemana dan dirumah saja, kita dihadapkan pada kebosanan yang besar. Apalagi para jomblo yang tidak punya pasangan dan hanya bisa memandangi kecantikan-kecantikan ciptaan tuhan dari layar hpnya, dengan membuka akun mba-mba cantik. Ditambah bulan ramadhan dan idul fitri yang tidak membolehkan untuk mudik.
Selama 30 hari ini, saya terus berpikir, apakah saya berhasil “pdkt” dengan sang Pencipta?, apakah saya berhasil “mengambil hatiNya?” apakah saya berhasil “mendapat cintaNya?” apakah saya sudah berhasil “bermesraan denganNya?” Itu semua menjadi pertanyaan besar di kepala. Kenapa kita para jomblo tidak memikirkan hal itu dan berhenti sejenak untuk berpikir mendapatkan pasangan? 
Aku merasa pandemi ini menjadi momen yang pas untuk kita bermesraan dengan Sang Penguasa alam raya ini.  Di tengah ketenangan di rumah, berhubungan lebih intim dengan Allah SWT adalah langkah paling bijak untuk para jomblo yang kesepian. 
Ada perkataan bilang “jodoh di tangan Tuhan, maka dekatinya Tuhannya, dan mintalah”. Gagasan ini sederhana, tapi mendalam. 
Apabila kau ingin mengambil permen dari tangan ibumu, tapi kau tidak ingin mendekatinya, mungkin bisa, dengan diam-diam mencurinya. Tapi apakah itu baik? Tidak. Maka langkah baiknya adalah dengan mendekatinya dan merayu untuk meminta permen itu.
Bahkan ketika kau punya pasangan sekalipun, kadang ada beberapa kebosanan dan kesepian yang tiba-tiba melanda hatimu, maka Allah SWT solusinya
Kalau ditanya apakah saya sudah berhasil? Jawaban saya adalah belum, tapi apa salahnya untuk memulai mencoba dan menjalani. Pandemi dan ketenangan di rumah ditemani bulan ramadhan adalah waktu terbaik. Bahkan ketika pandemi dan bulan ramadhan ini selesai, berjalan dengan berada selalu dalam perlindungannya adalah kenikmatan. 
Kalau selama 30 hari ini belum berhasil, maka selanjutnya harus berhasil. 
Itu saja!

30 Ramadhan 1441 H

LDR di pisahkan oleh zona Waktu - (Ramadhan Menulis #29)

Yang paling menyakitkan dari ramadhan di tengah pandemi ini adalah LDR dengan keluarga yang dibatasi oleh waktu. Berbeda daerah tentunya memberi perbedaan waktu juga. Tapi apakah kalian pernah merasakan perbedaan tiga waktu?

Saya merasakan itu. Saya berada di jogja yang masuk kedalam zona WIB, sedangkan kakak saya berada di makassar yang berada pada zona WITA, dan bapak ibu saya berada di papua yang masuk zona WIT. Bayangkan saja bagaimana saya harus mengatur waktu yang tepat dan benar untuk melakukan hubungan online melalui telpon ataupun videocall. Ketika saya mau telpon setelah tarawih, paling cepat jam setengah 8 malam, sehingga Di papua, sudah jam setengah 10, dan tentunya bapak dan ibu sudah mau istirahat. Ketika mau telpon pagi, ternyata saya malah molor, parah memang. Kalau mau telpon siang jam 1an, di papua, jam 3 waktunya sholat ashar, mau telpon jam 2 sampai ashar, di papua lagi persiapan buka puasa dan bersih-bersih. Mau telpon jam 3 sampai sebelum buka, di papua malah lagi sholat magrib disambung isya dan tarawih. Susah bukan? Padahal itu baru perbandingan 2 zona waktu yaitu WIB dan WIT, belum Lagi ketika dibandingkan dengan WITA. Lebih puyeng lagi. Untung saya ikut organisasi, yang diajarkan untuk bisa memanagement waktu dengan baik. Haha
Maka pesan saya, ayoo lah untuk tetap sabar dan tenang. Tidak perlu merasa bosan dengan keadaan ini. Semua merasa susah yang sama, semua merasakan berat yang sama, dan semua merasa bosan yang sama. Tapi yang membedakan adalah mereka yang bisa menahan bosannya dan meninggikan sabarnya.
Ah, tulisan kali emang tidak bermutu. Tapi gak papa, pengen curhat dan ngomel aja gitu.

29 Ramadhan 1441 H

Kamis, 21 Mei 2020

Anak Meme dan Kritik Sosialnya - (Ramadhan Menulis #28)

Akhir-akhir ini saya baru menyadari bahwa anak meme, ataupun anak receh yang tidak di pandang sebelah mata. Terbukti dengan banyaknya konten yang mereka buat berhasil menjadi kritik sosial yang nyata. Walaupun dibungkus dengan lelucon Sampai dengan konsep mikir keras dulu baru paham. 
Sebagai pemain instagram yang cukup aktif, saya sering sekali menemukan konten meme yang menarik dan memberikan kritik-kritik tersirat yang kadang tidak kita pikirkan. Anak meme ini berhasil membungkus kritik sosial dengan cara yang berbeda dan bahkan lebih mudah untuk diterima oleh kalangan anak muda. Apalagi konten tersebut pasti di upload oleh akun lucu-lucuan, yang pengikutnya adalah semua kalangan, dari yang katanya aktivis sampai dengan yang paling pasifis sekalipun. 
Bagi kawan-kawan yang sering ikut diskusi-diskusi paling sering mendenger pertanyaan seperti ini “Bagaimana cara kita membungkus gagasan kita agar kena kesemua kalangan, tidak kita-kita saja?” dan pasti jawaban dari pematerinya adalah “ya sebenarnya di era modern ini, kita bisa memanfaatkan media sosial ini. Dengan konten kreatif dan lucu. Bla. . . . Bla. . . .” pertanyaan template, jawabannya pun begitu. Padahal sebelum pertanyaan dan jawaban itu sering muncul, anak meme dan anak receh telah berhasil menciptakan karya yang isinya adalah konten menarik dan edukatif. Walaupun memang masih sekedar pada penyampaian pesan, belum ada ajakan untuk menciptakan gerakan alternatif, tapi setidaknya itu bagus. Karena susah kiranya konten masuk ke seluruh kalangan tanpa ada Pembungkusan konten yang menarik. Ada beberapa meme yang saya kumpulkan dan sangat menarik
1. Konten Munir

Saya tidak perlu menjelaskan apa isi konten ini, kalian bisa menyimpulkan sendiri. Bagi orang yang paham siapa munir dan tindak tanduknya di indonesia, pasti paham maksudnya walaupun lama mencernanya. Karena sayapun butuh waktu untuk memahami konten ini.

2. Konten Perusahaan Air

Ini juga menarik, bagaimana anak meme ingin menyindir perusahaan air, bahwa sebenarnya air adalah komiditas bersama, tapi bagaimana bisa menjadi komoditas golongan tertentu.
Sebenarnya masih banyak lagi konten-konten meme yang berisi gagasan dan kritik-kritik, tapi tidak akan saya tampilkan semuanya, karena saking banyaknya.
Itu saja.

28 Ramadhan 1441 H

Rabu, 20 Mei 2020

Surat Untuk Nona - (Ramadhan Menulis #27)

Saya sebagai jomblo kadang ingin sekali merasakan nikmatnya pacaran, telponan, chat2an, curhat masalah kehidupan dan lain-lain. Walaupun banyak orang yang bilang bahwa pacaran itu Haraaaaaaammm!! 

Sebenarnya saya jomblo selama ini bukan karena teguh prinsip, tidak mau pacaran, tapi karena gak laku aja, baru juga sampai di chat udah di abaikan, kasihan banget!
Karena ingin merasakan nikmatnya curhat-curhat dengan pacar, maka tulisan ini saya lahirkan.

SURAT UNTUK NONA
Nona apa kabarmu disana? Disini Alhamdulillah aku baik-baik. Apa urusanmu beres atau ada kendala? Kudoakan semua kau bisa menyelesaikannya dengan baik nona. 
Kamu sudah makan nona? Jangan sampai lupa makan, nanti kamu sakit, di masa sekarang ini kita harus menjaga kesehatan agar tidak gampang terserang penyakit. Jangan lupa juga cuci tangan dan pake masker kalau keluar. 
Oh iya nona, sudah mau lebaran ini. Kamu gak beli baju kan? Jangan dulu, nanti kapan2 juga bisa kok. Soalnya tadi aku baca berita, katanya di medan, ada mall yang buka, dan ramai di datangi pengunjung. Tapi ternyata ada salah satu kasirnya yang positif, sehingga membuat masyarakat pada panik dan takut. Parah gak sih? Padahal sudah dibilang untuk tidak keluar dulu, masih aja ngeyel. Kamu jangan ngeyel yaa, kalau itu untuk kebaikan kamu nona
Tapi sebenarnya aku mikirnya gini nona, ini akibat dari kebijakan pemerintah yang tidak jelas dan abu-abu. Sebentar bilang A, sebentar lagi bilang B. Kebijakan ini yang membuat masyarakat bingung. Iya gak sih nona? Pak presiden bilang “tidak ada pelonggaran PSBB”, tapi statementnya dan rekan-rekannya akhir-akhirnya seperti menunjukkan itu. Seperti statement “New Normal” lalu adalah lagi “dibawah umur 45 tahun akan kembali bekerja” dan parahnya ada wacana pembukaan kembali mall-mall. Parah gak sih?
Di tambah lagi rakyatnya yang pada ngeyel, susah amat dibilangin. Geram gak sih kamu nona melihat gituan? Ada orang yang berusaha menaati himbauan eh ada yang melanggar seenaknya. Kecuali kalau dia harus kerja, baru bisa di maafkan walaupun harus tetap melaksanakan protokol Kesehatan, seperti cuci tangan, pakai masker dan physical distancing. 
Aku tuh ngerasa gini nona, semacam masyarakat menganggap PSBB dan Himbauan dirumah aja, hanya sekedar aturan sementara, jadi apabila selesai yang sudah normal kembali. Padahal tidak begitu konsepnya. Kalau misal waktu PSBB habis dan kurva virusnya turun dan habis itu bagus, tapi kalau terus naik dan PSBB di longgarkan mau gimana? Iya gak sih nona. Kadang jengkel aja gitu.
Padahal orang-orang sudah berjuang seperti para tim medis, para dokter, para relawan bahkan para aktivis yang membagi sembako dan nasi, ini malah di langgar sama orang yang mendahulukan egoismenya. Gila sih.
Sudah ah, bosan bahas ini terus. Bagaimana rakyat mau taat dan disiplin kalau pemerintahnya juga semrawutan. Ada menteri yang kurang koordinasi akhirnya misskomunikasi, ada statement presiden yang di perbaiki sama mentri, dan sebaliknya. Bingung. Pemerintah semrawut begitupula dengan masyarakatnya. Bukannya pemimpin itu adalah contoh bagi rakyatnya ya? Gitu gak sih nona? Atau aku salah.
Kamu baik-baik disana, jangan lupa makan, jaga kesehatan, olahraga, dan ibadahnya diperkuat. Pake masker kalau keluar, ingat itu. Tenang, walaupun wajahmu ditutupi masker tapi tetap cantik kok.
.
Tadi hujan di jogja nona
Gemuruh langit memekik telinga
Air jatuh membasahi tanah
Tanaman tumbuh riang gembira
Semesta berkata “terima kasih tuhan, kau telah tumpahkan rezekiMu pada kami”
Setelah itu
Pelangi datang membersamai cerah
Menampilkan wajah langit yang bahagia
Kuharap kaupun begitu nona
Selalu bahagia dan cerah
.
Sekian suratku Nona. Kuharap kita akan segera bertemu!

27 Ramadhan 1441 H

Selasa, 19 Mei 2020

Memahami Teks dengan baik dan bijak - (Ramadhan Menulis #26)

Kadang kita sering mendengar orang bilang kalau “tekstual banget”. Yang artinya kita terlalu patuh pada teks-teks yang ada, sehingga lupa akan kontekstualnya apa. Yang mungkin ucapan ini bisa benar, tapi untuk beberapa teks yang saya temukan, kita harus memahami tekstualnya dulu, dari penyusunan katanya sampai dengan pengertiannya.

Teks yang pertama adalah teks tentang slogan IMM. IMM punya slogan Anggun dalam Moral, Unggul dalam Intelektual, dan kadang ada yang nambah “Radikal dalam gerakan”. Ini bukan radikal dalam konotasi yang buruk yaa. 
Nah, konsep pemahaman secara Tekstual harus di pakai oleh IMM secara utuh. Contohnya kenapa harus anggun dalam moral dulu, baru unggul dalam intelektual. Bagi saya, kita harus mendahulukan moral kita, perilaku kita, nah baru kita mempertajam intelektual kita. Banyak kejadian orang-orang yang berilmu dan pintar tapi tidak bermoral. Contohnya adalah para koruptor. Contoh kedua, saya ambil yang baru-baru aja rame, yaitu pelaku pelecehan yaitu Ibrahim Malik, seorang alumnus S1 salah satu kampus swasta di jogja dan sekarang lagi menempuh kuliah S2 di australia. Terlihat bahwa beliau secara akademik pintar, hingga bisa mendapat beasiswa dan kuliah di australia, tapi apakah moralnya ada? Bayangkan ada 30 kasus yang sudah masuk ke LBH jogja, dari chat-chat sange sampai percobaan ena-ena yang dipaksa (dibaca : pemerkosaan). Padahal mas ibrahim malik ini katanya sosok yang hebat dan motivator ketika kuliah di kampus swasta tersebut. (tenyata anda menjual kepintaran dan kepiawaian anda untuk nafsu toh, jaannn***. Tapi denger-denger sih banyak aktivis dan mahasiswa yang menunjukkan kecerdasan dan cakapnya dalam beretorika untuk menggait hati wanita, gak papa sih kalau tujuannya untuk serius, tapi kalau hanya untuk ena-ena, jangan BLOOKK!!
Lihatlah bagaimana orang pintar tapi tidak bermoral, akhirnya tindakannya ngawur. Kalau kata siskaeee itu gini “sange boleh,  goblok jangan”. (jangan tanya saya siapa siskaeee, saya masih polos kak. Ini pun dapat informasi dari group WA kok). Fyi, goblok ini untuk mengungkap akan kurangnya moral seseorang, kalau bodoh untuk mengungkapkan kekurangan kecerdasan seseorang, nah kalau BLOOKK!! Itu mengungkapkan kekurangan dua-duanya, kecerdasan dan moral!. Btw ini pengertian yang saya buat sendiri, tidak diambil dari manapun, apalagi dari KBBI, jadi maafkan saya kalau nyeleneh yaa gaess.
Teks kedua adalah lirik lagu indonesia raya, yang berbunyi “bangunlah jiwanya, bangunlah badannya”. Teks ini menarik Untuk dikaji. Saya pertama mendengarkan penjelasan soal teks ini dari gus bach kala ikut bedah film jakarta undercover dari watchdoc. Kala itu gus bach bilang bahwa konsep kenapa dalam lirik itu bangunlah jiwanya dulu baru bangunnya badannya adalah, bahwa sumber daya manusia negara ini harus dibangun dulu, kualitasnya harus diperbaiki dulu, sebelum membangun infrastruktur-infrastruktur yang lain. Sehingga masyarakat bisa memanfaatkan infrastruktur secara baik dan bijak. Ini menarik sekali, karena ternyata pada kenyatannya kualitas masyarakat masih sangat kurang, kualitas disini bukan hanya sekedar intelektual aja, ya tapi juga moralnya. 
Kalian pasti pernah dengar berita soal stadion GBK yang baru saja direnovasi, lalu ketika di pakai untuk menonton pertandingan, penontonya melakukan hal-hal yang buruk, dari naik di atas kursi, sampai dengan merusak.  Lihat? Masyarakat kita belum baik kualitasnya, mungkin kita juga begitu. Sebenarnya gagasan soal revolusi mental jokowi itu bagus sekali, merevolusi mental masyarakat agar menjadi baik dan bijak. Tapi gagasan tinggal gagasan, malah yang terus di evolusikan adalah infrastruktur demi infrastruktur. bahkan kabarnya mau buat ibukota baru~
Pada akhirnya kita tidak bisa mengatakan bahwa orang tekstual itu kaku dan gak keren, mungkin saja mereka malah lebih mengerti dan paham maksud dari sebuah teks yang tertulis tersebut.
Penutupnya, untuk mas ibrahim malik, kalau anda sange, tolong jangan disalurin sembarangan dong. Gila aja, adek kelas juga anda sikat, mungkin masih agak wajar kalau adek kelasnya juga mau, tapi kalau tidak mau dan dipaksa, itu jangan bodoh, goblok, BLOOKK! Kalau mau menyalurkan yaa ke PSK, yang memang bekerja di ranah situ, dan juga apabila anda menjadi member CS/VCS, maka percakapan yang menjurus kesana sangat wajar terjadi.
Seorang psk aja masih menjunjung harga dirinya kok, apalagi orang biasanya.  (jangan tanya saja CS dan VCS itu apa, saya cuma ngupil waktu dengar obrolan kawan-kawan di warung kopi, percayalah!)
memang anda taik, IM!!
Bagi saya, kamu, dia, mereka, kita dan semuanya yang pernah secara tidak sadar melakukan seksual harrestment di dunia nyata ataupun dunia digital, mari bertobat dan muhasabah diri. Jangan sampai anda diteriaki sama tretan muslim dan coki pardede, “Heyyy, Muhasabah diri ente!”

26 Ramadhan 1441 H

Senin, 18 Mei 2020

Ibu Tiri Tidak Sekejam Ibu Jari Netijen - (Ramadhan Menulis #25)

Aku ingin mengajak saudara sekalian untuk menjadi netijen yang baik dan bijaksana. 

Pernah gak sih sewaktu kita lagi asik berselancar di media sosial, lalu menemukan salah satu postingan yang membuat kita ingin komentar, tapi dnegan komentar-komentar yang “kurang baik” karena emosi? Semua orang yang menggunakan media sosial dan internet pasti pernah merasakan itu, saya rasa.
Hal-hal seperti ini yang harusnya bisa dikendalikan oleh para netijen. Untuk mencoba lebih bijak dan tidak terlalu bar-bar dalam mengomentari sesuatu.
Baru ini ada video viral lagi, beberapa orang melakukan tindakan bullying terhadap seorang anak penjual jalangkote’ (kalau orang kenalnya pastel) , dalam video tersebut si anak di bully, bahkan sampai dipukul dan di dorong sampai tersungkur di jalanan. Yang menjadi parahnya, ada yang merekam suara perempuan, dan yang menonton Cuma tertawa-tawa. Mungkin memang kerjaan mereka adalah membully orang. Pertama menonton video tersebut, saya berkata dalam hati “owalah bangsat, djancuk, bajingan kok”. Bagaimana tidak, tindakan dalam video ini sungguh mengiris nurani orang-orang, bagi mereka yang mempunyai nurani yaa. 
Tentunya video macam begini pasti viral di jagat perduniamayaan indonesia, dan mungkin yang merekam hanya mengira ini hanya lucu-lucuan, dan tidak akan ada respon kemarahan dari masyarakat. 
Tapi pada kenyataannya Masyarakat satu indonesia mengutuk kerasa kejadian itu, bahkan tidak hanya masyarakat di tkp (btw, tempatnya terjadi di salah satu kabupaten di sulawesi selatan) tapi juga menyebar keseluruh indonesia. 
Netijen berbondong-bondong “bersilaturrahmi” ke akun instagram pelaku, dan memberi “kata-kata mutiara” yang tentunya ketika dibaca sama pelaku, bisa membuat pelaku tidak bisa tidur nyenyak berhari-hari. Hal seperti ini wajar di perduniamayaan indonesia. Tapi yang membuat saya semakin takut dengan netijen adalah, semua objek yang bersangkutan dengan pelaku menjadi sasaran empuk kemarahan juga.
Jadi di akun instagram pelaku, terdapat foto seorang perempuan yang kemungkinan besar itu adalah pasangan pelaku. Perempuan tersebutpun kena serang habis-habisan sama netijen. Banyak yang berspekulasi bahwa perempuan dalam foto itu adalah perempuan sama yang mereka kejadian pembullyan tersebut. Walaupun belum ada Klarifikasi langsung dari perempuan tersebut. 
Inilah bentuk ke bar-baran netijen indonesia, kita belum tau kebenaran sesungguhnya tapi kita sudah menghakimi seenak kita, kalaupun benar mungkin bisad di benarkan walaupun sangat kasar, Tapi kalau perempuan itu tidak tau menahu tentang kejadian pembullyan itu bagaimana? Malah kalian yang balik melakukan pembullyan. 
Saya merangkum beberapa komentar penuh “siraman rohani” di beberapa foto perempuan tersebut. Berikut adalah komentar-komentarnya : 
Pertama, “cewek kayak anjing, melet2 gak jelas”, bukannya banyak yaa cewek2 instagram yang juga sering melet2?
Kedua, “kek kurang gizi”, anjiir ini ahli gizi kayaknya
Ketiga, “Lonte”, saya tidak tau apa itu lonte kak, saya masih polos
Keempat, “ciri-ciri sering ngentot, kaki lurus”, ini dapat ilmu kesehatan darimana ini sampai bisa membuat ciri-ciri tersebut?
Kelima, “lonte receh”, sekali lagi saya masih polos kak, tapi kalau emang dibayar pakai receh yaa? 
Keenam, “socakep anjir pacarnya”, sadis sekali. Bukannya orang memang kalau difoto harus socakep yaa, bahkan ketika gaya candidpun socakep kok.
Ketuju, “Idiiiihh ada eek babi”, lah kakaknya salah liat kali, itu foto manusia kak.
Kedelapan, “Hmmmfff, bau kontol”, lah instagram ngeluarin bau yaa?
Kesembilan, “Lonte nih”9 sekali lagi kak, saya masih polos tidak tau lonte! Kalau psk baru tau.
Kesepuluh, “Lonte jablay cowok lo gak benar lo ikutan gila lo ya”, emang gila itu memiliki efek radiasi ya kak? Sekedar bertanya
Kesebelas, “sayang sekali krudungmu yang bagus, tapi kelakuanmu tidak bagus”, emang kadang krudung tidak mencerminkan kelakuan orang kok kak
Keduabelas, “jablay”, apalagi ini jablay, gak ngerti.
Ketigabelas dan paling pamungkas adalah “Ngentod boleh juga nih” dan “ewe rame2 aja”. Waaaahhh, GOOBLOK!
Saya hanya mengumpulkan ketiga belas “nasihat” para netijen, kalau mau dikumpulkan semua, bisa beribu-ribu, yang ada tulisan ini tidak selesai-selesai.
Pertama lakinya, kedua perempuannya, padahal kebenaran tentang perempuan ini belum di ketahui. 
Yang Saya mau bilang adalah, silahkan ketika kalian mau menghujat dan memaki pelaku bullying itu, toh saya pun geram dengan kelakuannya, tapi untuk orang disekitarnya yang tidak diketahui kepastiannya ikut terlibat atau tidak, Tidak usah untuk memaki dia juga, cukup pelakunya. Kecuali kalau perempuan tersebut ikut terlibat dalam aksi jahat pelakunya, Silahkan anda maki dan hina. Toh, tidak mungkin saya larang, ini ruang demokrasi, bebasa menyampaikan pendapat begitupula menyampaikan makian.
Takutnya kalau saya larang, kalian pasti bilang, dasar sok suci. Hahaha. Tenang saya tidak sok suci, malah saya sangat kotor, sangat kotor sekaliiii.
Saya jadi teringat podcast di aplikasi noice, podcast bernama “musuh masyarakat” yang di pandu oleh Tretan Muslim dan Coki Pardede, yang mana membahas soal “lebih baik akses internet tidak masuk diindonesia” sungguh menarik sekali kajian beliau-beliau ini soal media sosial dan internet, silahkan dengarkan. Sekalian promosi lah yaa.
Pesan saya, mari bijaklah menjadi netijen, dan perkuatlah literasi media kita. Agar tidak gampang tersulut api. Ingat kata-kata ini “ibu tiri tidak sekejam ibu jari netijen”. Salam!

25 Ramadhan 1441 H

Minggu, 17 Mei 2020

Kekhawatiran Pejabat era soeharto berdampak ke era sekarang? - (Ramadhan Menulis #24)

Ross Tapsell dalam bukunya yang berjudul “kuasa media di indonesia” menggambarkan hadirnya televisi di indonesia dengan sangat baik. Apalagi ketika ia menceritakan bagaimana Televisi di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto. Soeharto sebagai kekuatan super power, berhasil menundukkan semua media-media di indonesia, dan tentunya televisi salah satunya. 

Pada Era Soeharto semua media di kuasai penuh, bahkan ketika TVRI ingin menampil siaran berita, selalu di awali dengan pidato panjang Bapak Jendral tersebut tentang pembangunan, dan nasionalisme. 
TVRI adalah stasiun TV satu-satunya di indonesia kala itu, sebelum bermunculan stasiun TV seperti RCTI, TPI, SCTV dan lainnya, sebelum jatuhnya rezim soeharto.
Tentunya sebagai stasiun TV milik negara, TVRI hanya dibolehkan untuk menyiarkan pesan-pesan pemerintah bahkan tanpa adanya iklan komersial. Walaupun kita tahu bahwa iklan adalah salah satu sumber kehidupan bagi media-media seperti Televisi. Tidak adanya iklan dalam siaran TVRI dikarenakan kekhawatiran pejabat-pejabat kala itu. Mereka menakutkan bahwa apabila ada iklan komersial, “massa yang bodoh” akan sangat mudah dipengaruhi dan digiring. Menarik bukan statement para pejabat kala itu!
Kenapa saya bilang menarik? Karena bagiku statement itu bukan hanya untuk mengantisipasi keadaan masyarakat kala itu, tapi juga masyarakat hari ini. Masyarakat kala itu di katakan bodoh, dan mudah digiring. Apakah kalian tidak menemukan persamaan disini. Bukan sama di frasa “bodoh”nya, tapi di frasa “digiring”nya. Apakah kalian tidak melihat dengan mata kepala sendiri, bagaimana masyarakat kita hari ini mudah sekali digiring oleh media-media penyampai informasi. Bukan hanya pada iklan komersial, yang tentunya kita tahu bahwa tujuan iklan komersial memang untuk menggiring orang membeli atau menggunakan barang yang di tawarkan, tapi juga berita dan informasi. Masyarakat dengan sangat gampang termakan oleh framing media, apalagi ditambah dengan bumbu-bumbu kebencian. Karena keberhasilan media salah satunya adalah apabila bisa membangunan emosi banyak orang. Apa contohnya? Film Korea!. Film korea berhasil membangun industrinya dengan cerita-cerita yang menarik dan penuh drama, yang siapapun bisa terlarut dalam permainan emosi filmnya. Kalau ada yang bilang karena cantik atau gantengnya pemeran, mungkin bisa, walaupun itu sangat subjektif sekali. Tapi yang paling membuat menarik adalah gagasan ceritanya.
Apalagi? Sinetron Adzab dan Reality Show. Kita selalu mengatakan bahwa Sinetron Adzab dan Reality Show alay bin ajaib itu sebagai konten sampah dan tidak mendidik, tapi kenapa masih saja di produksi oleh Televisi-televisi indonesia? Karena masih ada penontonnya. Keberhasilan ini tentunya karena media TV sukses mengaduk emosi penonton, bahkan sampai menangis terisak-isak. Ketika sudah banyak orang yang tahu bahwa reality show seperti “katakan putus, termehek-mehek ataupun Rumah uya” adalah settingan, tetap saja masih ada penonton yang menangis di depan layar tersebut. 
Kita lihat yang paling dekat dengan kita akhir-akhir ini aja deh. Kasus Pemeran Korea yang di bully habis-habisan oleh netijen indonesia karena dalam film dramanya, dia memainkan peran sebagai pelakor (perebut laki orang). Netijen indonesia berbondong-bondong meramaikan akun instagramnya, dan menyampaikan “kata-kata mutiara” kepada sang pemeran, saya menyaksikan langsung, karena saya sempatkan diri untuk mampir ke instagram pemeran tersebut dan melihat indahnya netijen indonesia dalam bertahan hidup. Ternyata pemeran itu benar-benar kaget dengan respon dari penggemarnya, bahkan di lain kesempatan, pemeran tersebut mengatakan bahwa dia ingin dicintai di film drama lainnya yang ia perankan. Bayangkan sampai segitunya, padahal ini Cuma seni peran. Yang akhirnya netijen indonesia di serang oleh netijen korea, yang mengatakan bahwa netijen indonesia tidak dewasa.
Menangisi sebuah alur cerita adalah lumrah, bahkan banyak orang yang menangis setelah membaca buku, setelah mendengar lagu, setelah menonton drama kolosal, setelah menonton film dan setelah-setelah yang lainnya. Yang menjadi masalah adalah ketika responnya menjadi tidak benar, seperti “penyerangan” secara membabi-buta kepada pemeran tersebut. Seperti contoh diatas. 
Bayangkan saja kalau masyarakat indonesia dalam merespon sebuah film selalu seperti itu, mungkin para artis dan pekerja seni serta pelaku seni drama dan peran akan berlomba-lomba untuk memerankan karakter Protagonis yang baik dan menolak menjadi karakter Antagonis yang super jahat. 
Kalau kalian penikmat dan pencinta dunia persinetronan indonesia, kalian pasti pernah kesal dengan mischa yang di perankan oleh Dinda Kanya Dewi dalam sinetron Cinta Fitri. Dinda berhasil membangun karakter super jahat yang masyaAllah, Allahu Akbar. Karena penasaran, saya mencoba mengetik kata “Mischa Cinta Fitri” di pencarian Youtbe, dan sungguh menarik, Video paling atas yang di upload oleh MD Entertaiment adalah video dengan judul “Amit-amit! Ibu hamil jangan nonton kelakukan jahat mischa di cinta fitri” dan video teratas kedua berjudul “SUKURIN!! Ini dia kejahatan mischa yang gagal di cinta fitri”. Bahkan Rumah Produksi tersebut tetap berusaha menggambarkan kejahatan mischa walaupun sudah lama berlalu. Kenapa saya bilang begitu, karena MD Entertaiment mengupload video ini, bukan dalam waktu yang lama, tapi baru 8 bulan yang lalu. Padahal sinetron cinta fitri ini sudah lama berlalu. Lihat, bagaimana media menggiring masyarakat dengan mengaduk emosi penonton.
Saya jadi ingat materi stand up comedy nya Abdurrahim Arsyad ketika dalam kompetisi Suci 4, dimana ia membawa materi tentang Ibunya yang ia anggap layak mendapat piala citra sebagai penonton sinetron garis keras di indonesia. Berikut saya ambil penggalanan materinya “Beliau kalau sudah nonton sinetron. Itu Semua penghuni rumah itu wajib diam dan tenang, hukumnya fardu ‘ain. Ada yang ribut, berarti langsung jadi batu”. Bahkan Abdur juga menceritakan kalau mamanya sedang menonton sinetron, mamanya kadang marah-marah sendiri, emosi-emosi sendiri ke pemerannya. Walaupun ini Cuma materi comedy, tapi ini adalah gambar nyata masyarakat kita hari ini. Walaupun levelnya naik ke tingkat internasional, yaitu film drama korea
Kalau berbicara iklan mah tidak perlu di bahas lagi. Buktinya masih ada orang-orang yang tiap lihat Smartphone keluaran baru muncul, dengan segera mengganti miliknya yang lama dengan keluaran yang terbaru. Padahal kebermanfaatannya pun sama, palingan sedikit naik tingkat di kamera dan memorinya, dan juga naik tingkat di kelas sosial tongkrongan juga sih. Mungkin ini yang paling penting.

Apakah dengan beberapa bukti diatas sudah bisa digunakan untuk membuktikan kenapa pejabat di masa soeharto begitu khawatir dengan adanya iklan komersial? 

24 Ramadhan 1441 H

Jumat, 15 Mei 2020

Jadilah Influencer yang Bijak - (Ramadhan Menulis #23)

Ini memang ruang demokrasi, semua orang boleh berbicara apapun tentang pendapat dan apa yang ada dikepalanya. Tapi gak gitu juga dong!

Baru-baru ini seorang youtuber membuat statement yang mengheboh jagat perduniamayaan, yang bagi saya sangat tidak bijak untuk keluar dari mulut seorang influencer, youtuber itu bernama Indira Kalistha.  Kalau orang itu bilang “saya bukan influencer kok mas”. Owalah mba-mba, mbok dipahami kata influencer itu gimana. Influencer itu bukan diri kita yang mendeklarasikan, tapi dari orang-orang dan seberapa banyak orang yang ngikuti anda. Dengan follower instagram sebesar 1,5 juta dan centang biru, lalu subcriber youtube sebesar 3,16 Juta, anda bilang bukan influencer? Muhasabah diri anda, kalau kata tretan muslim.
Untungnya saya belum melihat mba tersebut mengeluarkan statement kalau beliau bukan influencer. 
Kalau mbanya bilang lagi “tapi kan saya ingin mengeluarkan pendapat mas”, mengeluarkan pendapat itu sangat boleh, tapi tau kondisi dan keadaan dong. Mungkin mba merasa kalau tidak salah mengeluarkan pendapat, tapi kita kan tidak tau para pengikut dan fans anda mungkin saja mengikuti apa yang ada omongkan. Anda harus tau bahwa negara kita ini masih rendah soal literasi medianya, jadi gampang terhasut dan tergiring opini. Buktinya “maki-maki” di akun artis korea yang memerankan peran pelakor. Itu bukti kuat mba.
“hidup saya terkekang banget dong mas kalau begitu, masa keresahan sendiri gak boleh dituangkan” kata mbanya. Anda harus nonton video raditya dika yang lagi ngobrol dengan para founder stand up comedy deh. Disitu ada statement keren dari ernest prakasa soal mengomongkan keresahan itu harus liat kondisi dan keadaan. Malas saya jelaskan disini, silahkan nonton sendiri.
Sebagai seorang dengan kekuatan mempengaruhi yang lumayan, harusnya bisa lebih bijak dalam mengeluarkan statement. Bukan apa-apa, mau anda tidak cuci tangan kek, mau tidak pakai masker kek, itu urusan anda. Sayangnya penyakit ini menular mba, dan menularnya adalah ketika kita tidak cuci tangan dengan baik dan tidak juga menggunakan masker. 
Tentunya statement anda ini berpotensi untuk membuat geram orang-orang yang dari lama sudah berjuang untuk melawan virus ini. Siapa aja? Ya para dokter, para tenaga medis, para relawan. Bahkan para aktivis yang melakukan gerakan solidaritas pangan. Ketika para tenaga medis mengkampanyekan hidup sehat, cuci tangan, pake masker, sosial distancing dan protokol kesehatan lainnya, dan para aktivis sosial melakukan bagi-bagi nasi, bagi-bagi masker, bagi-bagi handsanitizer, anda malah mengeluarkan statement yang tidak masuk akal. Apa itu kurang menghina perjuangan mereka? Ya tentunya menghina dong
Ketika saya menonton video di youtube, ada komentar netijen yang menarik, yang perlu dibaca secara bener dan baik, komentarnya begini “halo mba indira yang bilang “ini nafas sesek ditutup2 masker yang begitu”. Apa mba tidak tidak pernah terpikirkan gimana kami para tenaga medis yang harus menahan itu semua. Tolong ini wabah mendunia jadi jangan remehkan seperti itu. KAMI SEMUA YANG PATUH ATURAN MERASA TERKHIANATI LOH” sebenarnya tulisannya, gak kapital semua yaa, Cuma saya yang menambahkan, biar sedikit drama tulisan ini~
Beberapa konsepnya tetap hidup memang lumayan baik, tapi tindakan yang digambarkan dalam ucapan kurang baik. Sekali lagi, anda itu tidak hanya mencederai dan mengkhianati perjuangan tenaga medis dan relawan, tapi juga para anak rantau seperti saya yang tidak bisa pulang. Walaupun kemarahan-kemarahan tersebut sudah di tumpahkan oleh beberapa komedian di akun instagram, walaupun tidak menyenggol anda, tapi menyenggol mereka yang ke Mcd Sarinah dan berkerumun di bandara, komedian itu antara lain, Oki Rengga, Ardit Erwanda, dan Yudha Keling. Bukannya anda juga datang ke Mcd Sarinah yaa?
Anda tau kenapa para pemimpin itu harus bijaksana? Karena mereka memiliki pengaruh besar, dan tentunya pasti punya pengikut setia. Makanya di poster-poster mereka ketika kampanye menyebut diri mereka sebagai “pemimpin yang bijaksana dan adil”.
Sampai sini sudah paham? 
Kenapa saya menulis tentang anda?  Pertama gagasan anda sangat tidak kuat. anda ini Cuma ngomongin keresahan dan pengalaman pribadi tanpa ada dasar yang kuat. Itulah yang semakin membuat masyarakat rendah dalam literasi media.   Alasan anda Cuma mengatakan bahwa harus olahraga dan hidup sehat. anda tau Andrea dian (pemain ftv, dan istrinya ganindra bimo), beliau kemarin sempat positif corona, apakah dia gak rajin olahraga? Apakah hidupnya gak sehat? Beliau ini hidupnya sehat banget, liat aja postingan instagramnya, isinya beliau lagi olahraga terus, lagi ngegym dan kehidupan sehat lainnya. Tapi saya usul bagi para lelaki, untuk tidak melihat instagram mba andrea sebelum berbuka. Itu sekedar saran.
Kedua, sebenarnya saya takut dengan fans anda, yang intinya saya sebenarnya takut dengan kejamnya netijen, tapi statement anda lebih berbahaya dari kekejaman netijen. maka saya berani untuk menulis ini. 
Saya tidak ada tendensius apa-apa dengan youtuber ini, saya hanya mencoba menggali dari statementnya saja, tidak ada sedikitpun unsur kebencian yang muncul kepada orang tersebut. 
Sekali lagi, mari bijaklah dalam menyampaikan pendapat, apalagi anda adalah orang yang cukup berpengaruh. Karena dari pendapat anda, bisa saja melukai banyak orang-orang yang berjuang mati-matian. 

23 Ramadhan 1441 H

"Negara Apa Ini", sebuah tempat wisata baru - (Ramadhan Menulis #22)

Akhir-akhir ini saya sering jalan-jalan ke sebuah negara, saya kurang tau apa namanya, karena waktu saya kesana tidak ada gapura besar bertuliskan nama negara tersebut. Jadi saya beri nama aja “negara apa ini”. 

Negara ini menarik sekali, ketika saya berada di atas pesawat, saya melihat bagaimana negara ini memiliki laut yang sangat luas, bisa disebut sebagai negara maritim. sudah pastinya banyak sekali sumber daya alam lautan yang bisa digunakan untuk kepentingan rakyat. Lalu saya juga melihat banyak sekali sawah yang terhampar luas, sepertinya negara ini bisa disebut sebagai negara agraris. Sudah pasti masyarakatnya tidak akan mengalami kekurangan pangan, apalagi sampai mati karena kelaparan, itu sangat tidak mungkin sekali.
Ketika saya sampai di bandara dan menunggu barang bawaan, saya melihat kehidupan masyarakat disini yang sungguh baik. Sopan dan santun, saling membantu. Kala itu saya melihat ada bapak-bapak yang kesusahan membawa barangnya, yang lumayan besar, dan terlihat berat. Seketika datang pemuda dengan gaya yang keren dan nyentrik mendatangi bapak itu, lalu memberi bantuan untuk mengangkatkan barang bapak itu. Bapak itu tersenyum, begitu pula dengan pemuda itu.
Lalu ketika saya keluar dari bandara, saya melihat sekitar, dan ternyata bersih sekali. Tidak ada sampah berserakan, lingkungan yang sangat bersih, udara sangat sehat dan tidak ada polusi serta enak dipandang.
Ketika dalam perjalanan menuju hotel, saya melihat banyak sekali pemuda yang berdiri di depan 2 gedung besar dan gagah. Tulisan di gedung-gedung itu bertuliskan “Dewan Pembantu Masyarakat” dan “Istana Negara”. Saya tanya kepada sopirnya
“pak, itu lagi apa ya?” tanyaku
“oh lagi ada demo mas” kata pak sopur
“oh disini sering ada demo ya?” tanyaku lagi
“iyaa mas. Disini mah negaranya demokrasi mas. Pemerintah dan pejabat sangat terbuka akan kritik dan saran dari masyarakat. Tidak ada ceritanya masyarakat yang intimidasi apalagi dapat ancaman apabila melakukan kritik. Para pejabat itu merasa bahwa kritik adalah langkah baik untuk membangun negara” jelas pak sopir
“waah keren sekali negara ini pak” balasku
Sebagai negara yang menggunakan asas demokrasi, saya rasa negara ini sangat baik dan memegang teguh prinsip dan asanya. Tidak mungkin dong menyebut dirinya sebagai negara demokrasi tapi malah memberangus aspirasi masyarakat, melakukan kriminalisasi terhadap wartawan, intimidasi dan ancaman terhadap aktivis. Itu sangat tidak mungkin.
Saya suka negara ini, kataku dalam hati.
Sampailah saya di hotel. Bapak sopir tersebut menunggu saya, karena saya mau pergi ke jalan-jalan.
Setelah bersih-bersih, saya segera menuju mobil untuk jalan-jalan lagi.
“pak ada radio tidak?” tanyaku
“oh ada mas, saya hidupkan yaa” kata pak sopir itu
“iya pak” balasku. 
Daripada mobil begitu sepi, mending di buat rame dengan suara radio
“selama sore masyarakat “negara sebelah”. Berita terkini, ada 3 orang pejabat legislatif yang tertangkap Melakukan praktik korupsi. Negaea mengalami kerugian sebesar 1 Triliun. Dan akan dijatuhi hukuman sebesar 2 tahun penjara” suara dari radio.
“wah “negara sebelah” sering banget yaa Kejadian korupsi gitu” kata pak sopir
“iya pak. Kalau disini gimana pak?” tanyaku
“disini gak ada mas, negara ini sangat bersih. Bahkan dari masa kampanye aja tidak ada itu yang namanya politik uang, semuanya murni gagasan, dan kerja nyatanya. Tidak ada itu namanya buzzer yang gila-gilaan mendukung. Kalaupun sampai ada koruptor pasti penjaranya seumur hidup, karena merugikan kehidupan masyarakat. Liat aja “negara sebelah”, masa negara rugi 1 Triliun tapi Cuma 3 tahun penjara. Kan tidak adil mas” jelas pak sopir itu lagi
Sangat keren sekali negara ini yaa. Jadi pengen saya jadi warga negara ini.
“Berita terkini dari “negara samping”, bapak presiden mengucapkan bahwa pembangunan yang akan merusak lingkungan di bolehkan” suara dari radio, dengan berita yang berbeda
“wah, ini “negara samping” gimana sih, perasaan kemarin gak boleh deh membangun kalau merusak, kok ini malah boleh sih” kataku  protes mendengar berita tersebut
“biasa mas kalau di negara sana mas, “negara samping” itu pemimpinnya sering plin-plan, kadang peraturannya A, lalu berubah jadi B. Seenak yang mimpin aja mas. Apalagi ada gosip bilang kalau mereka mengubah peraturan itu karena ada masukan dana dari pengusaha, para investor atau para pemodal mas” balas pak sopir
“huss, gak boleh gosip pak” balasku
“hahaha, gak gosip mas ini beneran. Kalau negara ini tidak ada gitu mas. Selalu tegas kalau A ya A, kalau B ya B. Dan itu pasti untuk kepentingan masyarakat bersama. Gak ada untuk kepentingan pengusaha dan pemodal” jelas bapak itu
Penjelasan bapak itu menutup obrolan kami, karena sudah sampai di tempat wisata yang mau saya datangi. Nanti lain kali lagi saya ceritakan soal negara ini, saya mau liburan dulu dengan “negara apa ini”.

22 Ramadhan 1441 H

Kamis, 14 Mei 2020

Perenungan Media yang belum tuntas - (Ramadhan Menulis #21)

Setelah semalam saya mengikuti diskusi komisi D membahas tentang media digital diindonesia. Saya jadi berpikir apakah media kita bisa menantang media penguasa yang bahkan sangat kuat. Akun-akun robot, akun-akun buzzer yang sering muncul di twitter ataupun sosial manapun. Saya menggunakan kata menantang, bukan dalam arti bahwa media penguasa ini salah, tapi tidak sedikit media digital penyampai pesan itu yang tidak masuk akal, apalagi kalau sudah melakukan usaha untuk mentrendingkan sesuatu. Bahkan dengan argumentasi-argumentasi yang kurang masuk. Setelah semalam kami membahas soal literasi media digital, saya jadi yakin, mungkin para penguasa ini tau kalau tingkat literasi media masyarakat sangat rendah, sehingga menggunakan buzzer dan akun robot masih sangat berpengaruh. Bahkan timbul pertanyaan seperti ini  “kita belum juga meningkatkan literasi konvensional, sudah harus naik tingkat lagi ke literasi media?” benar juga. Kita masih rendah dalam minat baca, ditambah hadirnya media digital, yang semakin menjadikan orang malas membaca, baru baca judulnya aja udah bisa menyimpulkan. Memang mengerikan.

Juga pembahasan menarik soal bagaimana media melakukan framing terhadap salah satu calon yang ingin naik. Hal seperti itu wajar di dunia digital hari ini. Ross tapsell dalam bukunya mengatakan bahwa ada 2 langkah seorang politisi untuk memperkuat modal politiknya, pertama, membangun sebuah media, atau membeli sebuah media. Tentunya media adalah modal penting dalam membangun citra diri dan menyebarkan gagasan agar dapat diterima masyarakat secara meluas. Terbukti bahwa sekali tokoh politik yang dilahirkan dari proses framing media. Tidak perlu saya sebutkan, Anda semua pasti tau.
Itu aja!!
Saya hari ini tidak mau menulis panjang, perenungan saya tentang media belum tuntas hari ini. Semoga kita dilimpahkan keberkahan selalu

21 Ramadhan 1441 H

Selasa, 12 Mei 2020

Menengok konsep bercanda netijen kita dalam era medsos - (Ramadhan Menulis #20)

Saya mau bilang bahwa “betapa mengerikannya dunia digital kita hari ini”. Bagaimana tidak, hal-hal yang bersifat privasi sekarang menjadi komoditas orang banyak.

Saya akui, saya beberapa kali mengikuti akun instagram mba-mba cantik, untuk sekedar mengagumi ciptaan Tuhan yang begitu indah. Dan semalam, saya menonton salah satu akun instagram mba cantik yang tidak akan saya sebutkan nama akunnya, kala itu mbanya lagi melakukan live instagram. Ketika nonton livenya, saya Cuma berkata dalam hati “Ya Allah, cantik banget”. Di tengah lagi menonton, muncul beberapa pertanyaan yang begitu menyeleneh. Hal-hal privasi yang harusnya tidak muncul di ruang publik, bahkan di ruang privasi seperti DM pun tidak harus keluar. 
Beberapa pertanyaan yang muncul ada seperti ini “ukurannya berapa mba?”, “suka diatas apa dibawah?”, “suka yang pendek atau panjang?”, “suka yang lama atau cepat?”, “ minta pap TT kalau bulan puasa, dosa gak?”, dan segala hal yang menjurus ke masalah-masalah privasi. 
Dan tentunya ini sudah masuk ke ranah pelecehan seksual. Tapi orang hari ini terlalu menganggap remeh masalah ini dengan dalih “Cuma bercanda kok”. Padahal hal-hal ini walaupun bercanda bisa memberi efek yang buruk, dan efeknya lebih kepada mereka sebagai korban. 
Manusia diwarisi dengan naluri kebuasan akan hawa nafsunya, tidak hanya laki-laki tapi juga perempuan. Tapi tidak sedikit manusia yang berhasil menekan naluri kebuasannya akan hawa nafsu, walaupun masih banyak juga yang tidak bisa menekan dan melampiaskannya ke media digital. Mungkin di pikir kalau di dunia digital tidak apa-apa karena tidak bertemu secara fisik. 
Seperti yang saya bilang diatas, bahwa tidak hanya laki-laki tapi juga perempuan. Kalau laki-laki mungkin kita sudah sering melihatnya dan kita pun tau Bagaimana model pelecehannya. Tapi akhir-akhir ini perempuan pun seperti ini, seperti kasus pangeran brunei yang akun instagramnya di kerumunin netijen perempuan dengan komen-komen yang jauh dari kata baik dan sopan seperti “rahim saya anget”, “kalau gini mah memek saya welcome”, dan lain sebagainya yang tentunya menjurus ke hal-hal kurang bener. 
Teknologi dan digital ternyata memang hadir untuk memudahkan urusan manusia, salah satunya dalam urusan pelecahan seksual. 
Ada komentar yang saya temukan di salah satu akun instagram seorang selebgram kontennya lucu-lucu dan menjawab pertanyaan-pertanyaan aneh dari followernya. Nah pada postingannya ketika dia menjawab pertanyaan seperti ini “bulan puasa minta pap TT ke pacar boleh gak bang?”, Dan jawaban si selebgram ini adalah marah-marah di awal, walaupun diakhirnya dia bilang “kalau malam boleh, dan jangan lupa bagi-bagi”. Memang terlihat lucu, tapi kurang pantas. dengan banyaknya kasus dimana foto-foto telanjang tersebar di dunia digital, karena motif awalnya mengirim ke pacar, dan ketika putus malah di sebarin kemana-kemana, harusnya jawaban selebgram itu bisa lebih bijak, memelintirkan jawaban dan mencari sisi lucu dari sebuah argumen tidak selalu ke hal-hal yang berbau kesitu, walaupun masyarakat terbukti suka dengan hal-hal itu. 
Ohiya, kembali ke komen yang saya temukan, komennya berbunyi seperti ini “wah sorry kalau ini jadi serius, tapi ini tidak lucu. Diluar sana banyak perempuan yang jadi korban revenge porn. Sebagian besar tidak berani melapor karena takut disalahkan. Yok yok bisa lebih pinteran dikit yok” , dan ternyata di respon sama netijen yang lain juga lebih menarik lagi yaitu, “Cuma bercanda sih, kaku amat”, “ini karena gak dikasih pap TT, makanya baperan”, bahkan ada perempuan yang berkata “ini konteksnya kan menghibur, lagian dari pihak perempuan juga gak ada yang tersinggung. Karena kita tau ini bercandaan, selow aja lagi jangan baperan”. Wadidaw. 
Seperti yang saya tulisankan di episode ramadhan menulis yang lalu-Lalu (klik disini kalau belum membaca episode yang lalu), bahwa kita terlalu sering membiasakan sesuatu yang sebenarnya tidak benar dengan mengatakan “itu mah biasa”, “itu mah bercanda”, “sudah menjadi budaya”. Memang lucu, memang funny, memang kocak tapi apakah pantas? 
Masih ingat dengan joke-joke coki pardede soal banjir jakarta dan angpao china? Bagi kebanyakan stand up comedyan, joke coki itu lucu, tapi untuk penonton-penonton tertentu, tidak bisa di samaratakan semuanya. Atau joke soal kurma dan daging babi, itupun terlihat lucu, tapi apakah dari banyaknya joke coki itu bijak untuk keluar? Tidak, untuk khayalak umum yang menonton secara luas. Seperti yang saya tuliskan di Ramadhan Menulis yang lalu-lalu (klik disini lagi kalau belum membacanya), kita bukan sensitif dan baperan, tapi kita sedikit naik tingkat. Dalam artian, kita sudah harusnya mengerti mana joke yang bisa dan tidak bisa. Bahkan akhir-akhir ini, banyak stand up comedyan yang memahami itu dan mengurangi mengeluarkan joke yang berbahaya di ranah publik tanpa batasan penonton yang jelas. Kalau kalian mau lebih jelas lagi silahkan buka spotify dan dengarkan podcastnya standupindo yang ngobrol dengan abraham tino soal dark comedy. Disitu kalian akan paham soal dark comedy seperti apa. Atau kalau kalian malas mendengar podcast kalian bisa menonton video MLI (Majelis Lucu Indonesia) yang berjudul “kita semua sampah. Debat Kusir Comeback!!” dimana coki dan muslim berbicara soal ferdian paleka dan standar ganda masyarakat indonesia. Kalau kita menganggap lucu sebuah bercandaan seksual kenapa kita tidak bisa menganggap prank paleka adalah lucu, toh tujuan prank juga adalah lucu-lucuan secara idealnya. Kita manusia selalu hidup dalam standar ganda. Menghakimi sesuatu, tapi tidak mau dihakimi. Benar kata Coki dan Muslim, kita semua sampah!
Pada akhirnya saya Cuma mau sampaikan untuk bijaklah dalam bermedia Sosial dan digital. Karena di dunia digital, kalian tidak hanya hidup sendirian dengan follower garis keras kalian, tapi juga ada penggunaan lain yang bodo amat, penggunaan lain yang sensitif, penggunaan lain yang sadar, dan jenis pengguna media sosial yang bermacam-macam.
Maaf saya memang baperan dan kaku, karena kita tidak akan tau, mungkin saja suatu hari nanti orang yang kita sayangi akan mendapat perlakuan buruk itu. Dan gunanya saya baperan dan kaku ini untuk menjadikannya sebagai alarm apabila saya mau dan akan melakukan “hal” tersebut. Saya mungkin pernah secara tidak sadar melakukan itu, tindakan pelecehan di media sosial, maka saya mau minta maaf kalau itu pernah terjadi. Dan akan lebih bijak lagi menggunakan media sosial. Maafkan!
Penutupnya, saya selalu bilang ini diakhir argumen saya ketika berbicara soal netijen, yaitu “pada akhirnya kembali lagi ini adalah ruang demokrasi, semua bebas menyampaikan pendapatnya, tapi kalian juga harus siap mendapat kritik dan sindiran keras”. 
Saya menulis ini tidak dalam maksud untuk membicarakan salah satu, atau salah dua selebgram ataupun comedyan-comedyan, tapi lebih kepada intropeksi kita secara bersama, agar lebih bijak dan baik. Semoga kehidupan kita selalu di Ridhai oleh Tuhan yang maha Kuasa.

20 Ramadhan 1441 H

Senin, 11 Mei 2020

Sekolah diliburkan Selamanya - (Ramadhan Menulis #19)

Seketika seluruh pengeras suara berbunyi serentak.
“Tes. . . . Tes . . . . Tes”
Si parjo yang lagi asik ngopi bersama kawannya di warung kopi paling hits di kota tersebut lalu terfokus pada sumber suara 
“tumben itu pengeras suara di gunakan ya” kata parjo
“iyoo” balas Dodi yang lagi asik memainkan smartphonenya
“yo bagus toh jo, daripada cuma jadi pajangan yang habisin anggaran negara kan” balas Halimah yang asik mengambil foto kopinya

“Yaudah diam sih. Kalau pada ribut jadi gak bisa dengar informasinya itu” balas yatno
“saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air yang saya cintai. Apa kabar kalian semua? Semoga selalu di beri kesahatan rezeki yang melimpah dari Tuhan Yang Maha Esa”
“lama banget pak, langsung intinya aja dong” celetuk dodi
“santai sih. Mental instan banget kamu ini” Kritik Halimah
“hari ini saya cahyono sebagai kepala negeri ini mengumumkan sesuatu yang penting bagi seluruh masyarakat”
“lama banget toh bapaknya” celetuk dodi lagi
“untuk besok dan sampai seterusnya. Sekolah di negara ini di liburkan. Libur selamanyaaaa”
Seketika tongkrongan kopi menjadi senyap. Semua orang termasuk parjo dan gerombolannya terdiam mencoba memproses apa yang di sampaikan pak cahyono melalu pengeras suara tersebut. Pengumuman itu bagai petir di siang bolong. Tidak ada angin, tidak ada hujan, tiba-tiba bapak cahyono mengeluarkan pengumuman yang tentunya akan menggegerkan satu negara ini.
Di pasar, seketika ibu-ibu yang lagi asik gosip mengubah topik pembicaraanya, yang mana lagi asik mengobrolkan ibu yuni yang katanya lagi dekat dengan tetangganya menjadi membahas pengumuman super dari pak cahyono
“wah gimana ini jeng? Kok malah di liburkan?” kata ibu sari yang lagi asik milih-milih sayur
“iyaa, anak aku nanti jadi goblok dong kalau ndak sekolah” balas ibu rina yang lagi milih buah jeruk yang bagus
“aahh. Nyesel aku, kemarin milih pak cahyono”  sambung ibu lita
“iyaa bener. Pak cahyono harus tanggung jawab kalau kayak begini” balas ibu sari lagi
“emangnya ibu-ibu kemarin milih pak cahyono karena apa?” tanya penjual sayur tiba-tiba
“Karena ganteeng doong” jawab ibu-ibu itu serentak.
“Halah bu, milihnya aja karena beliau ganteng kok, bukan karena gagasan dan programnya” balas ibu penjual sayur lagi
“pokoknya ndak mau tau, kita harus demo besar-besaran ke pak cahyono”
“setuju bu. Saya ndak mau anak saya jadi bego gara-gara tidak sekolah”
“iyaa bener. Anak saya saja di sekolah, kelas ipa, di tanya matematika, fisika tidak tau. Apalagi kalau sekolah sudah tidak ada”
“lah kok bisa bu?” 
“anak saya sering bolos. Pergi latihan band-band untuk nampil katanya. Mau jadi apa anak saya kalau Cuma bisa main gitar aja”
“waktu lulus smp, mintanya masuk sekolah musik bu, tapi tidak saya kasih. Makan apa dia nanti dari main gitarnya” 
“terus ibu maksa masuk SMA biasa?”
“iyalah bu. Malah dia masuk ips waktu penjurusan. Aku lobi terus gurunya sampai beri kesempatan masuk ipa”
“ya ibu sendiri yang salah, maksa anaknya  masuk ipa. Padahal anaknya senang musik loh” 
“orang pintar itu paham matematika, fisika. Dan orang pintar itu pasti banyak duitnya jeng”
“tapi kan hidup tidak diukur dari banyak atau tidaknya duit. Pintar atau tidak pintarnya seseorang”
“halah bu, kebanyakan ngomong. Mending sekarang kita menuju istana. Kita demo itu pak cahyono. Enak aja liburin sekolah begitu aja. selamanya lagi”
Masyarakat benar-benar di hebohkan dengan pengumuman yang di keluarkan oleh pak cahyono, sebagai presiden negara ini. Pada dasarnya pola pikir masyarakat memang sudah tersistem bahwa setiap anak di indonesia harus sekolah. Dan ketika ada anak yang tidak sekolah maka akan di cap buruk. Bahkan negara ini berani memberi label bagi sekolah yang baik, dengan label yang tentunya menjual bagi para orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya. Ibarat narkoba, sekolah telah menjadi candu masyarakat. Ketika sekolah di berhentikan dan di tiadakan, masyarakat panik, sakau, dan bingung, dimana lagi anak-anaknya mau di berikan pendidikan. Padahal pendidikan bisa di lakukan dimana saja, dengan siapa saja
Sementara di tempat pembangunan gedung hotel 10 lantai, para buruh bangunan juga mengeluhkan pengumuman yang keluar dari mulut pak cahyono
“walah, pak cahyono ini ngawur juga kalau buat aturan yaa” kata pak rendi
“itu dia, anak-anak bangsa ini mau jadi kuli semua apa kalau tidak sekolah” balas pak bobi yang lagi asik menyeruput kopi
“udah negara ini bodoh, tambah ndak ada sekolah, makin bodoh” balas pak sigit
“lah kata siapa negara kita bodoh?” tanya pak rendi
“kataku toh, baru aja ngomong” balas pak sigit santai
“weleeh pak . . . pak....” balas pak rendi dan pak bobi bersamaan
Tiba-tiba datang seorang mandor mendekati mereka. Mandor ini masih tergolong muda, karena baru saja menyelesaikan kuliah Pascasarjananya di luar negeri.
“ada apa ini pak, rame-rame?” tanya arif si mandor
“ini mas, katanya sekolah di liburkan selamaaa” balas pak sigit
“Gimana mas menurutmu?” tanya pak rendi
“kalau saya sih tidak papa sih” balas arif tenang
“lah kok tidak papa mas?” tanya pak sigit penasaran
“kalau aku sih mikirnya sekolah ini sudah kehilangan orientasinya pak” balas arif
“orientasi itu apa mas?” balas pak sigit lagi
“orientasi itu arah pak. Jadi sekolah yang harusnya menciptakan manusia yang terdidik, malah di ciptakan menjadi pekerja” jelas arif
“bukannya orang sekolah itu untuk dapat kerjaan ya mas?” tanya pak bobi 
“ kalau saya sih bukan pak. Sekolah itu tempat belajar. Bukan pabrik yang menciptakan pekerja-pekerja baru” jelas arif lagi
“yoo jelas bukan pabrik toh mas, lah itu kan sekolah” balas pak sigit enteng
“itu pengandaian saja pak” balas arif sambil tertawa
“pokoknya saya tidak mau tau, sekolah harus tetap ada” kata pak rendi tegas
“Setuju pak, sekolah harus tetap ada. Anak saya kalau tidak sekolah, terus mau jadi apa? Kerjanya Cuma tendang bola aja di lapangan desa” balas pak bobi
“lah anak bapak suka main bola?” tanya arif
“iyaa suka banget pak, sampai sekolahnya kadang lupa” balas pak bobi
“mungkin bapak harusnya masukin di sekolah bola” balas arif 
“dulu dia pernah minta, tapi tidak di kasih. Mau jadi apa dia kerjanya nendang bola mas, belum lagi kalau cedera. Biaya rumah sakit mahal mas” jawab pak bobi
“jadi pemain bola lah pak. Orang di luar negeri juga banyak yang kaya gara-gara main bola pak” balas arif lagi
“itu kan di luar negeri mas” balas pak rendi. “gak perlu kebanyakan ngomong, sekarang kita izin ya mas mandor” tambah pak rendi
“loh izin kemana pak?” tanya arif
“kita mau demo ke depan istana negara. Kalau pak cahyono tidak bisa mengembalikan sekolah, kita turunkan saja dia” kata pak rendi dengan penuh semangat
“halah, itu memang tujuanmu pak kalau nurunin pak cahyono, karena kamu kemarin ndak milih pak cahyono” balas pak sigit
“iya sih. Cuma beda, ini masalah genting negara. Jiwa nasionalisme saya terpanggil. Permisi mas arif” kata pak rendi yang segera pergi untuk memprovokasikan seluruh buruh bangunan disana
“misi mas” kata pak bobi berjalan membawa kopinya
“saya juga misi mas” kata pak sigit mengikuti dari belakang pak bobi
“lah, pak sigit mau kemana?” tanya pak arif bingung
“kalau komandan sudah memerintah, kita yang bawahan bisa apa mas. Monggo mas” balas pak sigit dengan senyum di akhir
Arif si mandor bingung, karena semua pekerjanya kabur untuk mendemo presiden. Di lain sisi arif, merasa senang karena masyarakat mulai berani menyuarakan sesuatu yang menurut mereka penting. Belum habis arif melamun, dia dikagetkan dengan pasukan buruh bangunan yang begitu banyak keluar dari ruang istirahat para buruh bangunan, bahkan pasukan itu semua buruh bangunan. Mereka lengkap dengan palu, skop, paku dan segala macamnya. Arif tercengang, dan takut, tercengang karena semua buruhnya pergi, dan takut karena kerjaannya mangkrak gara-gara kebijakan baru dari presiden
“halah, kalau begini aku juga ikut demo aja lah” gerutu arif
Kepanikan semakin meluas. Semua elemen masyarakat mulai turun ke jalan, datang menuju istana negara, gedung-gedung dewan perwakilan, para kepala-kepala daerah. Mempertanyakan itu. Bahkan parjo dan kawan-kawannya yang biasanya Cuma nongkrong dan tidak pernah sekalipun demo, akhirnya ikut demo juga
“wah tumben ikut jo” balas halimah 
“iya jelas dong. Saya ikut barisan ini untuk menuntut keadilan” balas parjo
“bener jo. Saya aja bego loh, gak perlu tambah orang bego lagi di negara ini” balas dody yang berjalan di samping parjo
“emang yang buat pintar kita siapa sih mas?” tanya seseorang yang tiba-tiba muncul di samping dody. “kenalkan saya wahyu” tambah wahyu sambil menyodorkan tangan
“dody” 
“ya sekolah tentunya mas” balas dody lantang
“ buktinya banyak koruptor itu juga sekolah” balas wahyu
“ya tapi banyak orang sukses juga sekolah kok” balas dody membela diri
“tapi banyak juga mafia-mafia yang membunuh itu sekolah” balas wahyu lagi
“tapi banyak juga para orang kaya dan baik hati yang sekolah kok” balas dody mencoba membela diri lagi
“pada intinya?” tanya wahyu
“pada intinya apa mas? Saya mana tau?” balas dody
“pada intinya ada pada sistem dan anaknya sendiri. Orang hari ini banyak yang termindset di kepalanya kalau orang pintar itu yang paham matematika. orang kuliah untuk dapat kerja. Akhirnya waktu kuliah di kejar-kejar dengan presensi dan IPK. Begitupula di sekolah-sekolah menengah, bahkan di sekolah dasar. Tidak sedikit anak yang melakukan tindakan menyontek untuk mendapat nilai bagus. Tidak ada pendidikan yang di tawarkan secara baik dari pemerintah mas dody.  Di tambah lagi kepala masyarakat sudah di racuni dengan sekolah, harus sekolah supaya mau pintar, mau kaya, dan kalau tidak sekolah itu bodoh dan miskin” jelas wahyu yang terus berjalan mengikuti rombongan pendemo
“jadi masnya mendukung libur sekolah selamanya?” tanya dody
“belum sampai situ mas. Udah langsung intinya aja” balas wahyu
“kelamaan mas, mesti panjang. Penjelasan mas yang barusan aja buat pusing kepala kok” balas dody. Di tambah ketawa dari parjo dan halimah yang berdiri di sampingnya.
“hahah. Kalau saya sih, bisa mendukung meliburkan selamanya sistem sekolah ini. Dan membangun sistem sekolah yang baru. Yang membebaskan kepala untuk tumbuh dengan keinginannya” balas wahyu
“terus guru-guru tugasnya apa, kalau di bebaskan gitu mas?” tanya parjo
“guru ada sebagai fasilitator atau pendamping mereka saja. Bukan mencekoki kepala orang” balas wahyu
“emang bisa seperti itu mas?” tanya halimah
“bisa dan sangat bisa” balas wahyu
“kebanyakan ngomong sih, ini udah sampai depan istana” potong dody
Di depan istana, sudah tidak terhitung lagi, berapa banyak manusia yang menunggu penjelasan dari pak cahyono. Semetara dari dalam istana keluarlah pak cahyono dengan gagahnya menaiki panggung yang di siapkan untuknya berbicara
“selamat datang wargaku semuanya” kata pak cahyono melalui pengeras suara
“kelamaan pak, langsung saja”
“betull!!!”
“tidak perlu basabasi pak, langsung intinya!!!”
Teriakan terus bersahutan
“oke semuanya, saya akan jelaskan kenapa saya meliburkan sekolah untuk selamanya” 
“ini yang di tunggu, dengerin tuh jo” balas halimah
“jo. . . jo. . .” tambah dody
“heh, kamu tidur ya?” kata halimah sambil menggoyang-goyangkan tubuh parjo
“parjo terbangun dan kaget bukan kepalang, “loh bukannya kita tadi di depan istana ya, terus ini orang-orang kemana? Kok sepi sih?” 
“lah, kamu kenapa? Halu ya?” balas halimah
“gilaaa. Cuma mimpi ternyata yaa. Huuufft” kata parjo lega
Belum sempet menenangkan diri dari kekagetan akan mimpinya, dia melihat seseorang yang juga ada dalam mimpinya “loh mas wahyu?”
“iya mas, ada apa ya?” balas wahyu si pelayan cafe.
“lah, lu kenal ini pelayan cafe jo?” tanya yatno
“dia ada di mimpiku” balas parjo
“ciiee. . . ciee. Mas ada dalam mimpinya parjo loh” goda dody
“aku mau nanya dong mas wahyu, mas setuju gak kalau sekolah di liburkan selamanya?” tanya parjo tiba-tiba
“lah pertanyaanmu aneh banget deh” balas halimah
“kalau saya tidak setuju jo.. Saya aja bego loh, gak perlu tambah orang bego lagi di negara ini” balas dody 
“bukan kamu yang di tanya loh” balas halimah memukul badan dody
“emang yang buat pintar kita siapa sih mas?” balas wahyu akan argumen dody
“ya sekolah tentunya mas” balas dody lantang
“ buktinya banyak koruptor itu juga sekolah” balas wahyu
“ya tapi banyak orang sukses juga sekolah kok” balas dody membela diri
“tapi banyak juga mafia-mafia yang membunuh itu sekolah” balas wahyu lagi
“tapi banyak juga para orang kaya dan baik hati yang sekolah kok” balas dody mencoba membela diri lagi
“pada intinya?” tanya wahyu
“pada intinya apa mas? Saya mana tau?” balas dody
“bentar. . .bentar deh” potong parjo
“ lu kenapa lagi jo?” tanya yatno
“kayak dejavu loh” balas parjo
Tiba-tiba pengeras suara berbunyi
“Tes. . . . Tes . . . . Tes”
 “tumben itu pengeras suara di gunakan ya” kata parjo
“looh . . . looh. . .  benar kaaaan!!!” teriak parjo.

19 Ramadhan 1441 H

Cantik-cantik Kok Diselingkuhi - (Ramadhan Menulis #18)

Berpetualang di dunia dunia maya adalah sahabat karib bagi generasi milenial hari ini. Sehari tanpa internet, bisa sakau parah. Begitupula dengan saya sendiri. Bahkan kalau mau dihitung berapa banyak waktu yang saya habiskan untuk berselancar di dunia maya, misal tidur itu bisa sambil bermain hp, maka waktu berselancar saya di media sosial bisa 24 jam dalam sehari. Tidak sedikit, dan tidak banyak, tapi pas 24 jam.

Kala itu saya lagi berselancar di platform media youtube. Lagi asik menikmati video-video lucu sampai yang sangat tidak lucu sama sekali, saya lihat salah satu video dengan judul yang lumayan menarik. Video di upload oleh akun youtube salah satu media televisi di indonesia. judulnya adalah “Cantik-cantik tapi di selingkuhi”. Dalam video itu bercerita tentang para artis wanita yang di nobatkan oleh channel youtube itu sebagai wanita berparas cantik, tapi ternyata mereka di selingkuhi oleh kekasihnya. Di gambarkan bahwa kecantikan para artis wanita itu sungguh sangat, tapi masih bisa di selingkuhi oleh lelakinya. Tapi setelah video itu saya tonton sampai habis, ternyata para kekasih wanita-wanita cantik ini juga tergolong lelaki tampan, yaa sebelas duabelaslah dengan saya. 
Ada beberapa persepsi yang akhirnya muncul di kepala saya, tentang permasalahan ini

Orang Cantik itu tidak pantas di selingkuhi.
Dengan tawaran kecantikan yang di berikan perempuan, maka sangat tidak pantas sekali, seorang lelaki menyelingkuhi perempuan cantik tersebut, bukan hal yang lumrah. Walaupun akhirnya di patahkan oleh berita ini. Padahal itu adalah sesuatu yang wajar, toh kembali pada konsep cantik relatif. Semua orang punya tingkat kecantikannya masing-masing. Apalagi kita tahu pepatah mengatakan bahwa di atas langit masih ada langit. Jadi apa salahnya kalau perselingkuhan itu terjadi. Mau dia ganteng atau cantik, perselingkuhan itu bisa saja terjadi. 

Cantik aja masih di selingkuhi, apalagi yang biasa aja.
Ini persepsi yang paling menarik bagiku. Ketika point pertama seolah mengatakan bahwa yang cantik itu tidak wajar di selingkuhi, maka sudah barang tentu yang biasa-biasa yang menjadi wajar untuk di selingkuhi. Maka dari itu, cantik aja masih di selingkuhi, apalagi kalian yang biasa-biasa aja. Hati-hati, rawan sekali anda di selingkuhi!

Mungkin Lelakinya dapat yang lebih cantik
Seperti Point pertama saya katakan, bahwa cantik itu relatif, dan tentunya di atas langit masih ada langit. Situ memang oke, situ memang cantik. Tapi mungkin situ masih belum cantik dari selingkuhan mantan kekasihmu nona, jadi bersabarlah

Apalagi kalau coba di sambungkan dengan hukum sebab akibat yang sering di ajarkan kepada kita, bahwa “sebab kau cantik, akibatnya kau di cinta sepenuh hati”, “sebab kau cantik akibatnya kau tidak akan di selingkuhi”. Tidak. Itu tidak berlaku dalam praktek kehidupan ini. Dalam praktek kehidupan ini banyak hukum alam yang terjadi, contohnya “Sebab kau tajir, akibatnya banyak cewek nempel”, atau “sebab kau kere, akibatnya banyak cewek yang pergi, walaupun anda gantengnya ngalahin robert pattinson pemeran twilight”. Jadi jangan pernah kalian bangga punya wajah ganteng, atau cantik. Bangga punya duit banyak, karena semua di dunia ini relatif bosqu. Yang mutlak itu Cuma Tuhan Pencipta loh~.  
Sebagai penutup, saya hanya ingin berpesan bahwa “kau tidak bisa menunda kecepatan selingkuh itu terjadi hanya dengan menjual parasmu yang cantik ataupun ganteng itu. Karena masih banyak faktor lain yang di butuhkan”

18 Ramadhan 1441 H

Minggu, 10 Mei 2020

Menelusuri Gagasan Kemanusiaan Aang dan Naruto - (Ramadhan Menulis #17)

Kejahatan yang dibalas dengan kejahatan tidak akan menemukan jalan tengah. Begitulah kiranya makna yang saya ambil dari film Avatar The Legend Of Aang dan Naruto.

Dalam cerita Avatar Aang, ia punya tugas berat untuk mengalahkan lord ozai, yang mana lord ozai ini adalah raja negara api, negara yang beringas dan menghancur seluruh negara untuk menguasai dunia. Dia menindas dan membunuh semua pemberontak yang menentang negara api. Yang pada akhir ceritanya, aang harus mengalahkan lord ozai, dan pilihannya adalah membunuhnya. Tapi sebagai seorang yang dilahirkan untuk memberi keseimbangan di dunia, dia merasa membunuh lord ozai adalah jalan yang salah, membunuhnya hanya akan menimbulkan dendam baru, dan hanya akan menimbulkan ketidakseimbangan dunia yang lain di masa mendatang. Aang akhirnya berguru kepada kura-kura raksasa, yang kura-kura tersebut adalah sumber pertama kali adanya pengendalian dalam dunia. Aang di ajarkan cara mengambil pengendalian. Dan cara inilah yang dipakai oleh Aang untuk mengalahkan lord ozai. Aang lebih memilih mengambil “alat”nya lord ozai untuk menindas yaitu pengendalian api, dan tidak membunuhnya. Dan ingin menunjukkan pada dunia, bahwa menciptakan kedamaian dan kebaikan tidak selalu melalui jalan kekerasan atau salah.
Lain cerita di serial Naruto, yang mana ketika itu terjadi perang besar antar aliansi ninja dan Akatsuki yang dipimpin oleh Tobi alias Obito. Tobi yang lahir dari dendam masalalu, sangat membenci manusia, bahkan ingin membuat dunianya sendiri, dimana semuanya hidup nyaman dan tidak ada kejahatan dan kekerasan. Obito berkata kepada naruto bahwa dendam yang dibayar dengan kekerasan hanya akan menimbulkan dendam yang baru, apalagi perang dunia, yang pastinya akan menimbulkan dendam baru di masa yang akan datang.
Dari dua serial ini, kita diajarkan untuk menyelesaikan permasalahan dengan kepala dingin dan tanpa emosi yang menggebu-gebu.
Dan akhir-akhir ini kita di pertontonkan oleh aksi seorang youtuber yang melakukan prank tidak manusiawi, dia benar-benar menghina kemanusiaan. Dengan membagikan sembako palsu di tengah pandemi, yang kita tau bahwa seluruh masyarakat lagi dalam masa kesulitan.
Semua masyarakat heboh mengutuknya dan memakinya. Sehingga membuatnya bersembunyi, tapi pepatah mengatakan “sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga” akhirnya beliau berhasil di ringkus di jalanan.
Setelah kabar penangkapannya tersebar di media sosial, banyak sekali yang bahagia dan di ikuti dengan cacian dan hinaan. Beliau benar-benar mendapat hukum sosial masyarakat. Siapa mengira kalau aksinya akan menjadikannya sebagai musuh bersama kebanyakan rakyat indonesia.
Tidak sampai disitu, perjalanan kesengsaraan beliau tidak berhenti begitu saja. Sesampainya di dalam perjara, tersebar sebuah video ketika beliau dan teman-temannya habis “dikerjai” senior-senior di dalam tahanan. Seperti di suruh masuk tong sampah salah satunya. Dan tindakan-tindakan yang tidak manusiawi lainnya.
Yang paling menarik adalah respon netijen (perasaan saya dari kemarin-kemarin mengomentari respon netijen mulu dah) yang mana memunculkan dua poros, poros pertama adalah mereka yang membiarkan atau membenarkan tindakan perundungan di dalam sel itu, dan poros lainnya adalah mereka yang tidak terima dengan kejadian perundungan itu.
Aku berada pada poros kedua, bukan apa-apa, walaupun beliau ini salah dan sampah, seperti tulisanku di beberapa hari yang lalu. Bahkan bagiku telah menghina kemanusiaan, tapi tindakan yang kita lakukan yang tidak manusiawi juga salah. Lalu apa bedanya kita dengan beliau yang menghina kemanusiaan. Ada koment menarik di salah satu akun instagram yang menampilkan video perundungan pada beliau, dia berkomentar begini “lalu ketika kita ikut bersorak dia diperlakukan begitu, apa bedanya kita dengan orang-orang yang tidak memanusiakan manusia?”. Yap benar sekali, kita seolah paling suci ketika berteriak di awal kasus, tapi ketika ada hal yang tidak manusia yang di lakukan pada beliau, kita malah bahagia dan tertawa. Ada yang bilang ini “konsekuensinya”, ini “tanggung jawabnya”, ini “resikonya”dia melakukan begitu. Apakah budaya indonesia adalah “Mata di balas mata”? Saya rasa tidak. 
Yang paling “keren” menurutku adalah komentar seperti ini “bukannya emang itu sudah biasa ya di sel. Yaa sebagai salam perkenalan lah. Hehe”. Kita masyarakat indonesia terlalu sering membiasakan sesuatu yang sebenarnya tidak benar, yang akhirnya itu membudaya dan mendarah daging. Tidak hanya di penjara, dimanapun banyak. Seperti contohnya di kampus-kampus. Masih banyak budaya ospek yang sedikit menggunakan kekerasan. Misal yaa, ini permisalan aja, jangan di ambil hati. Contohnya fakultas teknik ya (saya ambil contoh fakultas teknik, karena saya anak teknik. Tidak ada tendesius apa-apa). Ketika misal ospek di teknik mereka di bentak-bentak, dimarah-marah dengan alasan anak teknik itu harus kuat dan tangguh. Tapi ketika di tanya apa landasan dasarnya tindakan tersebut, mereka Cuma bilang ini budaya dari dulu, supaya anak teknik itu kuat-kuat. Ingin saya teriak di telinganya “PINTAR SEKALI ANDA!”. Inilah yang membuat keadaan bisa semakin parah, karena tidak tau dasar kenapa dulu ada marah-marah dan bentak-bentak, hanya sekilas mengambil dari cerita dulu, atau mungkin ada dendam dulu karena pernah di bentak senior ketika ospek. Dendam yang terbalaskan secara salah akan melahirkan dendam yang baru. Jangan coba-coba melestarikan suatu budaya yang anda sendiri tidak tau landasan dasarnya apa. Kalian akan telihat bego nantinya.
Kalau kalian pernah menonton jalan-jalan men yang diproduksi oleh Malesbangetdotcom channel di youtube, nah  ketika episode di sumbawa, hostnya yaitu jebraw Lagi menonton lomba pacuan kuda, dan melihat joki-joki balapan tersebut adalah anak-anak kecil dengan pengamanan yang masih sangat minim, dalam videonya jebraw mengatakan “tapi kalau gua liat-liat ya pacuan kuda bahaya juga sebenarnya, apalagi jokinya masih anak-anak, kayak keamanannya masih kurang diperhatikan gitu. Kayak rada berbahaya untuk anak-anak kecil disana yang ikut jadi jokinya gitu. Dan gak seru aja kalau anak-anak yang jatuh, terluka, patah tulang atau bisa sampe kehilangan nyawa gitu. Soalnya lebih baik memperbaiki budaya, daripada mempertahankan budaya yang beresiko tinggi apalagi bagi anak-anak” kalau mau lebih jelasnnya silahkan nonton langsung jalan-jalan men episode Sumbawa – Ayo-ayo Moyo part 2.
Kata-kata ini menjelaskan bahwa Kebudayaan yang beresiko lebih baik diperbaiki daripada di pertahankan tapi berdampak buruk. Padahal ini konteks budayanya adalah baik, tapi masih perlu banyak perhatian dab perbaikan. Nah untuk budaya buruk seperti perundungan di ospek atau penjara, yang sebenarnya itu bukan budaya baku dari nenek moyang, kok malah di lestarikan. emang ada ya nenek moyang penjara. Hadeh!
Di akhir kata saya hanya ingin bilang, ini negara demokrasi, jadi silahkan berargumen dan beraspirasi.  Kau mau ada di poros yang satu, atau dua, atau kau membuat poros lain, silahkan lah. Mumpung ruang demokrasi ini belum dibelenggu oleh penguasa, walaupun akhir-akhir ini rasanya sudah menyempit aja ini ruang demokrasi kita. Ssstt, hati-hati jangan ngomong soal demokrasi, bahaya~

17 Ramadhan 1441 H

Sabtu, 09 Mei 2020

Berakhayal tentang sebuah Sidang - (Ramadhan Menulis #16)

Setelah semalam saya mendengarkan cerita soal ternyata DPR sering melakukan rapat di hotel untuk merumuskan sesuatu, dan nanti ketika di ruang sidang terbuka tinggal ketuk palu, kalau kata prof amien, DPR bayangan. Saya jadi kepikiran tentang tulisan saya yang lagi berkhayal soal bagaimana sidang Omnibus Law itu berjalan. Saya tampilkan saja tulisannya

Semenjak beberapa waktu ini ramai diperbincangkan masalah Omnimbus Law dan menjadi perdebatan yang hebat di negara kita ini. Saya jadi penasaran bagaimana jalannya sidang pembentukan "aturan tersebut" ini oleh para satgas (dibaca : Kebanyakan Pengusaha, Pemilik Modal dan Investor). Selama pengalaman saya berorganisasi. Kegiatan seperti pembentukan aturan-aturan semacam GBHO-GBHK (Garis Bedar Haluan Organisasi - Kerja) atau AD-ART (Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga) tidak pernah terlepas dari namanya ngeyel, gontok-gontokan, ribut, dan tidak jarang naga tinggipun keluar. Tapi kira-kira bagaimana ya jalannya sidang pembentukan "aturan tersebut" ini?
Saya sempet berkhayal kalau jalannya sidang "aturan tersebut" pasti sangat menyenangkan, mari kita mulai berkhayal
.
"Mari kita mulai saudara-saudariku sekalian sidang pembentukan "aturan tersebut" ini" kata pimpinan sidang. "apa ada usul? Tanya pimsid kepada peserta sidang. Salah satu peserta berdiri dan mengangkat tangan  "saya mau usul pimsid, bagaimana kalau upah untuk butuh kita hitungnya perjam?". Peserta hening sejenak. "saya setuju sekali pimsid" teriak salah satu peserta, dan diikuti riuh tepuk tangan peserta lainnya
"apa rasionalisasinya saudara?" tanya pimsid. "tidak perlu rasionalisasi lagi pimsid, kita para peserta (dibaca : kebanyakan pengusaha, pemilik modal dan investor) sudah kebayang kok bagaimana konsep dan teknis lapangannya nanti" sahut salah satu peserta. "Nah! Itu kawan saya paham" sambung pemilik usul tersebut. Rapat kembali ramai oleh teriakan dan tepuk tangan peserta.
Tiba-tiba dari belakang, di dekat pintu masuk, muncul seseorang berseragam berteriak sambil mengangkat tangan "Instruksi Pimsiiiiid". Semua peserta di dalam ruangan menoleh ke belakang menuju sumber suara. Dengan tatapan tajam, peserta sidabg menatap orang tersebut. Orang tersebut segera menundukkan kepala. "kamu siapa ya?" tanya pimsid penasaran. Dengan masih tertunduk, orang tersebut berkata "maaf pak, ini saya cuma mau mengabari kalau minuman mineral merek A*U* lagi kosong. Apa mau merek yang lain pak?". "Kok merek A*U* sih mas. Beli air mineral itu merek E**I* ya. Sana segera pergi" sahut salah satu peserta sidang. (bagi yang tidak tau merek apa itu, silahkan tanya mbah google, merek apa itu dan berapa harganya).
"sama satu lagi pak. Saya mau minta ijin untuk cuti menemani melahirkan istri saya, istri saya juga butuh cuti untuk melahirkan dan menyusui pak" tambah OB tersebut. Peserta terdiam, dan menatap tajam pemilik gedung tersebut yang juga menjadi peserta sidang. "mas, nanti kita bicarakan di belakang ya. Sekarang pergi beli minuman dulu sana" kata peserta sekaligus pemilik gedung tersebut. "Siap laksanakan pak" kata OB tersebut, lalu pergi meninggalkan ruang.
"Oke mohon maaf, tadi ada sedikit gangguan. Sekarang kita lanjutkan. Ada usulan lagi?" tanya pimsid kembali. Sekitar 10 menit berlalu tanpa ada usulan masuk. Peserta masih berpikir usulan apa yang cocok. Di tengah keheningan, peserta yang juga adalah pemilik gedung tersebut mengangkat tangannya. "oke silahkan" kata pimsid. "jadi gini pimsid, saya punya usul bagaimana kalau masalah per-cuti-an ini kita batasi dan kurangi. Contohnya cuti melahirkan dan menyusui, lalu cuti menemani melahirkan dan cuti yang lainnya untuk pekerja".
"Nah cocok pimsid, saya setuju sekali" teriak salah satu peserta sidang.
Dari barisan sebelah kanan, barisan kedua, kursi kelima di hitung dari utara. Seorang peserta mengangkat tangan tinggi sambil berteriak "Piiiimsiiiid". Semua lalu melihat ke sumber suara tersebut. Teriakan itu memberi asumsi pada peserta, bahwa dia akan menolak usulan. "oke silahkan saudara, mungkin ada sanggahan" kata pimsid. "jadi begini ya pimsid, menurut saya usul tersebut sangat bagus. Saya sangat setuju dengan usul tersebut. Mas, kok kits satu frekuensi gini ya" kata peserta tersebut. Argumen tersebut disambut riuh tepuk tangan dan tawa peserta sidang.
"oke cukup ketawanya. Kita lanjutkan lagi, ada usulan lagi mungkin?" tanya pimsid kembali. "saya usul bagaimana kalau masalah analisis dampak lingkungan itu dipermudah. Kenapa? Saya sebagai warga bumi. Pasti mencintai bumi dan tidak mungkin merusak alam dan lingkungan hanya untuk kepentingan sendiri kok. Kami merasa peraturan amdal ini menghambat kami dalam membangun usaha dan perekonomian yang lebih baik dan terkesan seperti mencurigai kami akan merusak alam yang kami cintai ini pimsid. Saya ini sangat mencintai bumi dan lingkungan. Perusahaan saya sangat sering melakukan kegiatan tanam seribu pohon. Kurang cinta apalagi saya dengan alam ini" jelas peserta tersebut. Kembali argumen tersebut disambut dengan riuh peserta. "jadi usulannya gimana saudara?" tanya pimsid untuk memperjelas lagi
"usulan saya sederhana. Untuk masalah amdal tidak perlu ada pengecekan dari pihak tertentu, kalaupun ada pengecekan, itu datangnya dari kami yang menunjuk orang untuk membuat laporan tersebut. Tenang pimsid, yang kami tunjuk tentunya orang yang ahli dalam bidang-bidangnya kok" tambah peserta pengusul tadi
Di tengah argumentasi peserta, OB yang tadi masuk dan mulai membagikan air mineral tersebut kepada para peserta
"dan pimsid, tidak mungkin orang seperti OB ini yang kami tunjuk untuk menjadi pengecek amdal pimsid" tambah peserta pengusul sambil menunjuk OB yang berada di depannya sambil tertawa. Tentunya diikuti tawa peserta sidang lainnya
OB tersebut hanya mengangguk dan tersenyum kecil sambil terus membagikan air mineral
.
Berikut mungkin adalah sedikit khayalan saya tentang bagaimana kemungkinan berjalannya sidang pembentukan "aturan tersebut". Sungguh menyenangkan dan membahagiakan ya, penuh canda tawa dan riuh tepuk tangan.
Silahkan yang lain boleh banget untuk berkhayal kok, soalnya berkhayal itu nikmat~

16 Ramadhan 1441 H