Jumat, 15 Mei 2020

"Negara Apa Ini", sebuah tempat wisata baru - (Ramadhan Menulis #22)

Akhir-akhir ini saya sering jalan-jalan ke sebuah negara, saya kurang tau apa namanya, karena waktu saya kesana tidak ada gapura besar bertuliskan nama negara tersebut. Jadi saya beri nama aja “negara apa ini”. 

Negara ini menarik sekali, ketika saya berada di atas pesawat, saya melihat bagaimana negara ini memiliki laut yang sangat luas, bisa disebut sebagai negara maritim. sudah pastinya banyak sekali sumber daya alam lautan yang bisa digunakan untuk kepentingan rakyat. Lalu saya juga melihat banyak sekali sawah yang terhampar luas, sepertinya negara ini bisa disebut sebagai negara agraris. Sudah pasti masyarakatnya tidak akan mengalami kekurangan pangan, apalagi sampai mati karena kelaparan, itu sangat tidak mungkin sekali.
Ketika saya sampai di bandara dan menunggu barang bawaan, saya melihat kehidupan masyarakat disini yang sungguh baik. Sopan dan santun, saling membantu. Kala itu saya melihat ada bapak-bapak yang kesusahan membawa barangnya, yang lumayan besar, dan terlihat berat. Seketika datang pemuda dengan gaya yang keren dan nyentrik mendatangi bapak itu, lalu memberi bantuan untuk mengangkatkan barang bapak itu. Bapak itu tersenyum, begitu pula dengan pemuda itu.
Lalu ketika saya keluar dari bandara, saya melihat sekitar, dan ternyata bersih sekali. Tidak ada sampah berserakan, lingkungan yang sangat bersih, udara sangat sehat dan tidak ada polusi serta enak dipandang.
Ketika dalam perjalanan menuju hotel, saya melihat banyak sekali pemuda yang berdiri di depan 2 gedung besar dan gagah. Tulisan di gedung-gedung itu bertuliskan “Dewan Pembantu Masyarakat” dan “Istana Negara”. Saya tanya kepada sopirnya
“pak, itu lagi apa ya?” tanyaku
“oh lagi ada demo mas” kata pak sopur
“oh disini sering ada demo ya?” tanyaku lagi
“iyaa mas. Disini mah negaranya demokrasi mas. Pemerintah dan pejabat sangat terbuka akan kritik dan saran dari masyarakat. Tidak ada ceritanya masyarakat yang intimidasi apalagi dapat ancaman apabila melakukan kritik. Para pejabat itu merasa bahwa kritik adalah langkah baik untuk membangun negara” jelas pak sopir
“waah keren sekali negara ini pak” balasku
Sebagai negara yang menggunakan asas demokrasi, saya rasa negara ini sangat baik dan memegang teguh prinsip dan asanya. Tidak mungkin dong menyebut dirinya sebagai negara demokrasi tapi malah memberangus aspirasi masyarakat, melakukan kriminalisasi terhadap wartawan, intimidasi dan ancaman terhadap aktivis. Itu sangat tidak mungkin.
Saya suka negara ini, kataku dalam hati.
Sampailah saya di hotel. Bapak sopir tersebut menunggu saya, karena saya mau pergi ke jalan-jalan.
Setelah bersih-bersih, saya segera menuju mobil untuk jalan-jalan lagi.
“pak ada radio tidak?” tanyaku
“oh ada mas, saya hidupkan yaa” kata pak sopir itu
“iya pak” balasku. 
Daripada mobil begitu sepi, mending di buat rame dengan suara radio
“selama sore masyarakat “negara sebelah”. Berita terkini, ada 3 orang pejabat legislatif yang tertangkap Melakukan praktik korupsi. Negaea mengalami kerugian sebesar 1 Triliun. Dan akan dijatuhi hukuman sebesar 2 tahun penjara” suara dari radio.
“wah “negara sebelah” sering banget yaa Kejadian korupsi gitu” kata pak sopir
“iya pak. Kalau disini gimana pak?” tanyaku
“disini gak ada mas, negara ini sangat bersih. Bahkan dari masa kampanye aja tidak ada itu yang namanya politik uang, semuanya murni gagasan, dan kerja nyatanya. Tidak ada itu namanya buzzer yang gila-gilaan mendukung. Kalaupun sampai ada koruptor pasti penjaranya seumur hidup, karena merugikan kehidupan masyarakat. Liat aja “negara sebelah”, masa negara rugi 1 Triliun tapi Cuma 3 tahun penjara. Kan tidak adil mas” jelas pak sopir itu lagi
Sangat keren sekali negara ini yaa. Jadi pengen saya jadi warga negara ini.
“Berita terkini dari “negara samping”, bapak presiden mengucapkan bahwa pembangunan yang akan merusak lingkungan di bolehkan” suara dari radio, dengan berita yang berbeda
“wah, ini “negara samping” gimana sih, perasaan kemarin gak boleh deh membangun kalau merusak, kok ini malah boleh sih” kataku  protes mendengar berita tersebut
“biasa mas kalau di negara sana mas, “negara samping” itu pemimpinnya sering plin-plan, kadang peraturannya A, lalu berubah jadi B. Seenak yang mimpin aja mas. Apalagi ada gosip bilang kalau mereka mengubah peraturan itu karena ada masukan dana dari pengusaha, para investor atau para pemodal mas” balas pak sopir
“huss, gak boleh gosip pak” balasku
“hahaha, gak gosip mas ini beneran. Kalau negara ini tidak ada gitu mas. Selalu tegas kalau A ya A, kalau B ya B. Dan itu pasti untuk kepentingan masyarakat bersama. Gak ada untuk kepentingan pengusaha dan pemodal” jelas bapak itu
Penjelasan bapak itu menutup obrolan kami, karena sudah sampai di tempat wisata yang mau saya datangi. Nanti lain kali lagi saya ceritakan soal negara ini, saya mau liburan dulu dengan “negara apa ini”.

22 Ramadhan 1441 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar