Rabu, 20 Mei 2020

Surat Untuk Nona - (Ramadhan Menulis #27)

Saya sebagai jomblo kadang ingin sekali merasakan nikmatnya pacaran, telponan, chat2an, curhat masalah kehidupan dan lain-lain. Walaupun banyak orang yang bilang bahwa pacaran itu Haraaaaaaammm!! 

Sebenarnya saya jomblo selama ini bukan karena teguh prinsip, tidak mau pacaran, tapi karena gak laku aja, baru juga sampai di chat udah di abaikan, kasihan banget!
Karena ingin merasakan nikmatnya curhat-curhat dengan pacar, maka tulisan ini saya lahirkan.

SURAT UNTUK NONA
Nona apa kabarmu disana? Disini Alhamdulillah aku baik-baik. Apa urusanmu beres atau ada kendala? Kudoakan semua kau bisa menyelesaikannya dengan baik nona. 
Kamu sudah makan nona? Jangan sampai lupa makan, nanti kamu sakit, di masa sekarang ini kita harus menjaga kesehatan agar tidak gampang terserang penyakit. Jangan lupa juga cuci tangan dan pake masker kalau keluar. 
Oh iya nona, sudah mau lebaran ini. Kamu gak beli baju kan? Jangan dulu, nanti kapan2 juga bisa kok. Soalnya tadi aku baca berita, katanya di medan, ada mall yang buka, dan ramai di datangi pengunjung. Tapi ternyata ada salah satu kasirnya yang positif, sehingga membuat masyarakat pada panik dan takut. Parah gak sih? Padahal sudah dibilang untuk tidak keluar dulu, masih aja ngeyel. Kamu jangan ngeyel yaa, kalau itu untuk kebaikan kamu nona
Tapi sebenarnya aku mikirnya gini nona, ini akibat dari kebijakan pemerintah yang tidak jelas dan abu-abu. Sebentar bilang A, sebentar lagi bilang B. Kebijakan ini yang membuat masyarakat bingung. Iya gak sih nona? Pak presiden bilang “tidak ada pelonggaran PSBB”, tapi statementnya dan rekan-rekannya akhir-akhirnya seperti menunjukkan itu. Seperti statement “New Normal” lalu adalah lagi “dibawah umur 45 tahun akan kembali bekerja” dan parahnya ada wacana pembukaan kembali mall-mall. Parah gak sih?
Di tambah lagi rakyatnya yang pada ngeyel, susah amat dibilangin. Geram gak sih kamu nona melihat gituan? Ada orang yang berusaha menaati himbauan eh ada yang melanggar seenaknya. Kecuali kalau dia harus kerja, baru bisa di maafkan walaupun harus tetap melaksanakan protokol Kesehatan, seperti cuci tangan, pakai masker dan physical distancing. 
Aku tuh ngerasa gini nona, semacam masyarakat menganggap PSBB dan Himbauan dirumah aja, hanya sekedar aturan sementara, jadi apabila selesai yang sudah normal kembali. Padahal tidak begitu konsepnya. Kalau misal waktu PSBB habis dan kurva virusnya turun dan habis itu bagus, tapi kalau terus naik dan PSBB di longgarkan mau gimana? Iya gak sih nona. Kadang jengkel aja gitu.
Padahal orang-orang sudah berjuang seperti para tim medis, para dokter, para relawan bahkan para aktivis yang membagi sembako dan nasi, ini malah di langgar sama orang yang mendahulukan egoismenya. Gila sih.
Sudah ah, bosan bahas ini terus. Bagaimana rakyat mau taat dan disiplin kalau pemerintahnya juga semrawutan. Ada menteri yang kurang koordinasi akhirnya misskomunikasi, ada statement presiden yang di perbaiki sama mentri, dan sebaliknya. Bingung. Pemerintah semrawut begitupula dengan masyarakatnya. Bukannya pemimpin itu adalah contoh bagi rakyatnya ya? Gitu gak sih nona? Atau aku salah.
Kamu baik-baik disana, jangan lupa makan, jaga kesehatan, olahraga, dan ibadahnya diperkuat. Pake masker kalau keluar, ingat itu. Tenang, walaupun wajahmu ditutupi masker tapi tetap cantik kok.
.
Tadi hujan di jogja nona
Gemuruh langit memekik telinga
Air jatuh membasahi tanah
Tanaman tumbuh riang gembira
Semesta berkata “terima kasih tuhan, kau telah tumpahkan rezekiMu pada kami”
Setelah itu
Pelangi datang membersamai cerah
Menampilkan wajah langit yang bahagia
Kuharap kaupun begitu nona
Selalu bahagia dan cerah
.
Sekian suratku Nona. Kuharap kita akan segera bertemu!

27 Ramadhan 1441 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar