Rabu, 21 April 2021

RAMADHAN MENULIS 2. EPS 08 : CERAMAH TIDAK IDENTIK DENGAN KEAGAMAAN SAJA


Lagi-lagi saya mendapat ilmu yang menarik di forum ceramah sebelum tarawih. Dulu saya orang yang jarang tarawih, kalaupun “terpaksa” tarawih yaa tidak dinikmati, sehingga ceramah hanya seperti angin lalu. Tepat di malam 09 Ramadhan 1442 H/20 April 2021 M, masjid Sultan Alauddin mengundang seorang penceramah dari latar belakang kesehatan. Beliau bekerja sebagai dokter. Ceramah yang identic dengan keislaman dan keagamaan berubah seketika menjadi pembahasan soal kesehatan dan medis. (mungkin Cuma saya saja bersama otak dangkal saya yang menganggap bahwa ceramah itu identic hanya dengan keislaman dan keagamaan).

Beliau begitu banyak membahas banyak hal. Ada beberapa ucapannya yang menarik bagiku, yaitu “saya kalau lewat depan rumah sakit, saya selalu berdoa kepada Allah, agar tidak masuk kesitu. Walaupun saya dokter saya tidak mau masuk kesitu”. Pesan yang begitu dalam. Beliau juga menyangkutkan dengan soal kematian. Bahwa beliau dan mungkin hampir kebanyakan orang yang ingin mati dengan khusnul khotimah, bahkan tidak perlu masuk rumah sakit dulu.

Beliau juga memaparkan soal beberapa penelitian tentang puasa. Ada penelitian orang Australia yang membahas soal 30 hari puasa. Lalu juga ada penelitian orang jepang tentang puasa, atau lebih tepatnya tidak makan selalu kurang lebih 14 jam. Dan ditemukan hasil bahwa ketika orang puasa, sel atau apa gitu, yang nantinya dia akan memakan dirinya sendiri, sehingga memperbaiki kondisi tubuh. Dan juga dari penelitian di dapatkan hasil bahwa orang yang berpuasa akan meningkatkan daya tahan tubuh manusia itu sendiri. Menarik sekali. Dengan ini saya menarik ucapan saya bahwa ceramah masjid identic dengan pembahasan keagamaan saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar