Saya menulis tulisan ini di sore hari ketika semalam saya berhasil tidur tidak lebih dari jam 11 malam. Euro 2024 kali ini berhasil merusak jam tidurku, dan mungkin juga begitu banyak pecinta bola di Indonesia. Bagaimana tidak, pertandingan pertama di mulai jam 20.00, lalu jam 23.00, dan pertadingan selanjutnya jam 02.00, dan terus berulang. Artinya mereka yang menonton semua pertandingan akan bergadang sampai jam 4 pagi. Belum lagi tambahan copa amerika yang mulai jam 07.00 sampai jam 09.00. andaikan ada orang yang menonton semuanya, berarti dia akan menatap layar dari jam 8 malam sampai jam 8 pagi, 12 jam menonton bola. mari mengheningkan cipta sejenak atas matinya jam tidurku yang baik dan benar.
Ada komentar lucu netijen indonesia soal jam
pertandingan euro dan copa amerika, akun tersebut menulis seperti ini “yang
bertanding bola orang eropa dan amerika, yang ribet orang asia”. Lucu banget.
Jelas orang asia yang ribet, terkhusus Indonesia, bagaimana tidak, kita
menonton pertandingan jam 8 malam dan baru berhenti jam 4 pagi waktu Indonesia
barat. Apa kabar para pekerja, para pelajaran dan semua yang butuh keadaan fit
ketika pagi hari?
sebagai penikmat bola yang baru kembali panas
setelah lumayan lama vakum, saya benar-benar mengikuti semua pertandingan. Salah
satu alasan, walaupun ini alasan remeh, adalah saya tidak mau rugi sudah
langganan dua platform yang menyediakan euro 2024 dan copa America 2024, masa
pertandingan yang ditonton cuma pertandingan-pertandingan besarnya doang. Rugi
dooong.
Pertandingan antara Negara juga adalah ajang
pembuktian seberapa hebat pemain tersebut, karena mungkin ketika di club,
beberapa teman-temannya punya kemampuan yang hebat pula, sehingga si pemain pun
nyaman. Apalagi, tingkat club itu lumayan bisa diprediksi, yang menang pasti
tim-tim yang besar, secara sejarah, pemain ataupun finansial. Berbeda dengan
timnas, yang pemain-pemainnya adalah pemain seadanya, tidak ada cerita membeli
pemain ke luar negeri untuk memperkuat tim sendiri. Salah satu contohnya adalah
negaranya pemain top skor premier league selama dua season, erling halaand dan
salah satu playmaker handal dan kapten arsenal, yaitu Norway yang ternyata tidak
lolos kualifikasi euro 2024.
Begitulah sepakbola. Sangat susah ditebak. seperti yang selalu dikatakan coach Justin, “sepak bola itu bukan statistic, bukan matematika”. Tim besar bisa tumbang dari tim biasa saja diatas kertas. Yang terjadi di euro ini adalah kekalahan belgia dari Slovakia, tim peringkat 3 dunia harus kalah 1-0 dari Slovakia yang berada di peringkat 45. Kalau secara statistic, harusnya peringkat 3 yang menang, tapi ternyata tidak seperti itu.
Tidak lupa juga cerita piala dunia 2022, yang mana jepang berhasil mengalahkan
jerman dan spanyol dalam fase group dengan skor sama 2-1. Yang heboh lagi
ketika maroko mengalahkan spanyol dan Portugal, serta kroasia yang memulangkan
brazil. Pertandingan-pertandingan ini membuktikan bahwa bola itu bukan masalah
statistic semata, banyak sekali faktornya. Apalagi di tingkat internasional.
Banyak penikmat bola yang mengatakan kalau euro 2024
ini menjadi euro paling buruk dan membosankan yang pernah ada. alasan
penguatnya adalah karena tim-tim besar yang harusnya digadang-gadang menjadi
juara malah menampilkan permain yang tidak sesuai ekspektasi. 3 negara yang
selalu di sebut para pundit Indonesia akan menjadi pemenang yaitu france,
inggris dan Portugal, ternyata memberikan tontonan yang sangat jauh dari
ekspektasi, apalagi inggris yang disebut tim bertabur bintang. Kebaliknya,
malah yang disebut kuda hitam seperti spanyol dan jerman yang memberi permainan
yang enak ditonton.
Seperti yang pernah saya bilang di tulisan
sebelumnya, bahwa ketika menonton pertandingan atau turnamen sepak bola,
setidaknya bagi saya, memiliki tim yang dijagokan akan memberi efek
menyenangkan ketika menonton, memacu adrenalin yang luar biasa. ketika hajatan
bola eropa mau dimulai, saya masih belum memutuskan untuk mendukung siapa,
walaupun sebenarnya condong ke inggris karena lagi senang-senangnya nonton EPL
dan arsenal. yang kedua spanyol, karena ada lamine yamal, yang katanya the next messi. saya sangat tertarik dengan sejauh mana seorang bocah 16 tahun bisa berbicara di kancah eropa atau tidak.
Saya adalah penikmat sepak bola, yang ketika ada tornamen internasional antar Negara saya selalu berpindah-pindah pilihan sebelum dimulainya turnamen. Piala dunia 2006, saya menjagokan brasil, piala dunia 2010 saya menjagokan belanda (akan saya ceritakan lain kali, karena banyak cerita unik nan nostalgia bagi saya), dan terakhir 2022 lalu, sebenarnya piala dunia 2022 ini adalah percikan api besar saya kembali rutin menonton bola setelah begitu banyak percikan api yang terlewat begitu saja. Di 2022 pun bagi saya unik, akan saya ceritakan detailnya nanti, tapi singkatnya di 2022 ada trend yang menarik, yaitu kuda hitam yang berhasil membunuh para raksasa seperti arab mengalahkan argentina, jepang mengalahkan spanyol dan german, dan maroko yang mengalahkan spanyol dan Portugal.
Makanya di piala dunia 2022 itu
saya mendukung semua tim kuda hitam, dari arab, jepang, korea, maroko sampai
iran. Walaupun saya tidak berharap mereka juara, yang saya harap juara adalah
argentina, karena ada Lionel messi disana. Ketika maroko tembus semi-final,
saya berharap tembus final, tapi ketika di final kalah lawan argentina. Di
2022, yang saya ingin liat angkat piala Cuma messi, beruntung argentina menang.
Di euro 2024 ini akhirnya pilihan jagoan saya jatuh
ke spanyol dan inggris. Agak karbit memang, tapi tak apa, saya juga tidak
terlalu peduli dengan omongan orang soal karbit-karbitan, mengutip kata pak
ganjar “wong saya suka kok”. Beruntungnya spanyol dan inggris tidak satu group
dan baiknya lagi di fase knockout mereka
berdua berada di jalur yang berbeda, artinya kalau mau ketemu, harus ketemu di
final.
Menjagokan inggris di euro ini memang lumayan memacu jantung. Beberapa kali pertandingan yang ditampilkan sangat jauh dari ekspektasi. Di fase group saja inggris Cuma mengemas 5 poin, dengan satu kemenangan dan dua seri. Padahal, sebelum euro 2024 ini berlangsung, semua orang menganggap semua anggota group ini akan menjadi makanan empuknya inggris, lah lawan Slovenia yang fifa rangkingnya 52 aja imbang. Sungguh perjalanan tim inggris yang tragis di fase group.
ketika fase knockout pun inggris lumayan wadidaw, baru 16 besar saja inggris sudah
kewalahan dan hampir tersingkir, untung di menit akhir jude bellingham dengan
magis Injure time ala Madrid, berhasil menyamakan kedudukan dan berhasil menang
di babak extra time. Malam waktu menonton pertandingan ini, saya sudah merasa
inggris akan pulang, dan lumayan lemes, tapi magis jude ini membuat tubuh saya
kembali panas, gol penyama kedudukan itu membuat saya teriak dan
berjoget-joget, bahkan setelah lanjut lagi, saya masih tetap bernyanyi-nyanyi
dan berbicara sembarangan seperti “hey jude” atau “itu dia, jude Bellingham”, Itu
dia, itu dia”, dan juga menggetarkan seluruh badan saya seolah seperti kesetrum. Kalau boleh
jujur, gol jude Bellingham itu emang terasa seperti setrum listrik, ada dua
sampai 3 menit saya merayakan euphoria itu. inilah kondisi-kondisi yang ingin
saya dapatkan dari memiliki jagoan ketika tournament, karena kalau tidak punya,
euphoria itu tidak datang, siapapun yang kalah dan menang, ya biasa aja.
Seperti kata banyak orang, inggris benar-benar diberkati keberuntungan, lawan swiss pun inggris terlihat sangat kesusahan, untung gol swiss berhasil cepat dibalas oleh inggris, lewat tendangan keras bukayo saka dan membuat pertandingan kembali seimbang. Dan ditutup dengan adu penalty. Pertandingan semi final inggris lawan belanda yang lumayan, babak pertama, para pemain yang banyak dihujat seperti phil foden, lumayan memberi dampak, walaupun di babak kedua, kembali hilang lagi. Dan gol di menit-menit akhir oleh Watkins itu sungguh mengguncang para penikmat bola.
Banyak penikmat bola, terkhusus di Indonesia
yang menjagokan belanda, walaupun belanda di sebut sebagai kuda hitam juga
ketika euro 2024 belum di mulai, tapi banyak yang menjagokan karena cara
bermainnya yang setidaknya lebih baik dari para jagoan. Apalagi di Indonesia ada
frase “timnas pusat”, yang membuat banyak yang mendukung belanda. Gol Watkins juga
membuat adrenalin saya naik, di detik akhir gol memutarnya itu selain
beruntung, gol seperti itu memang adalah gaya mencetak golnya olie Watkins ketika
di EPL. Sebuah keberuntungan yang bercampur kebiasaan. Dan menangnya inggris
atas belanda dan mengantarkan mereka ke final, membuat public sepak bola gempar,
tidak hanya Indonesia, seluruh dunia gempar. Tapi mau diapain lagi, sepak bola
memang selalu menunjukkan hal yang kurang adil kadang-kadang.
Berbeda dengan lika-liku inggris, spanyol malah menyapu bersih semua pertandingan dengan memenangkan semuanya. Yang membuat banyak yang memilih mendukung spanyol di final kali ini adalah gaya permainannya yang sangat enak ditonton, sepak bola di kaki rodri cs benar-benar menyenangkan ditonton ketika euro 2024 kemarin. spanyol memang luar biasa, duo maut anak muda, yamal dan nico, membuat sayap spanyol luar biasa, lalu ada olmo dan aksi Fabian ruiz yang luar biasa, dan rodri yang kokoh beserta carvajal, serta ada cucurela yang sempat diremehkan tapi berhasil tampil ciamik.
Satu yang
paling saya ingat dari cucurela adalah selebrasinya bernyanyi ketika merayakan
juara, nyanyian yang bahkan tidak bisa saya keluarkan dari kepala saya, kalau kata anak sekarang "nyanyian cucurela menyewa tempat gratis di kepala saya". sudah
tidak ada musiknya, liriknya pun wadidaw, raut wajahnyapun lucu, sebuah perpaduan selebrasi yang luar biasa.
“spanyol pantas memenangkannya” ungkap banyak orang. Saya pun setuju dengan itu, walaupun berhasil menyapu bersih, sebenarnya jalannya spanyol itu sangat terjal loh dibanding inggris. Di fase group, mereka berhadapan dengan juara bertahan euro 2020, Italia, lalu juara 3 piala dunia 2022, setelah itu di fase Knockout berhadapan dengan german sang tuan rumah, setelah itu bertemu france sang runner up piala dunia 2022 dan juara piala dunia 2018 di semi final dan mengalahkan inggris di final. Spanyol mengalahkan 4 tim besar sepak bola akhir-akhir ini.
Kemenangan
spanyol terasa begitu manis, tidak hanya bagi para pendukung spanyol tapi hampir seluruh insan sepak bola di dunia. bahkan beberapa pendukung inggris pun
mengakui kemenangan spanyol itu lebih pantas didapatkan daripada inggris yang
main begitu.
Saya sebagai orang yang mendukung dua tim ini, sangat bahagia. akhirnya di final, saya tidak perlu terlalu deg-degan soal siapa pemenangnya, dua tim adalah yang saya jagokan. tapi memang tidak bisa, pada akhirnya saya lebih condong ke spanyol, walaupun saya juga berharap inggris menyudahi kegagalannya dan membawa "sepak bola kembali ke rumah". Melihat saka dan rice terdiam ketika kalah, jadi teringat ketika mereka terdiam setelah pertandingan terakhir EPL kemarin, mereka sama-sama terdiam bingung dengan tatapan kosong. Ya semoga euro kedepannya bisa lebih baik lagi ya inggris
Kemenangan spanyol tentu membuat saya senang, dan
membayar semua jam tidurku yang tidak teratur ini, setidaknya yamal, nico,
olmo, Fabian ruiz, rodri, carvajal dan semua punggawa spanyol memberi tontonan
yang menarik ditonton. Sampai ketemu lagi di euro 2028, semoga lebih
menyenangkan, karena anak muda yang bersinar seperti yamal, mbappe, musiala,
guler, wirtz, nico, dan lainnya berada dalam kondisi yang lebih baik, dan
mapan. akhirnya saya bisa memperbaiki jam tidur saya lagi, Alhamdulillah.