Pejabat kok gitu sih? - Melawan Semesta

Membaca adalah cara kita memahami kehidupan, Menulis adalah cara kita menikmati perjalanan, dan Berdiskusi adalah cara kita mengerti arti persimpangan. Hitam Putih Kehidupan insan manusia dalam pencarian!

Breaking

Rabu, 13 September 2017

Pejabat kok gitu sih?

ada sesuatu yang menarik menurut saya tentang keadaan negara ini. keadaan yang sesungguhnya bisa kita pikirkan belakangan tapi malah menjadi pembahasan yang utama dan penting. berita aneh yang selalu muncul dan mungkin membuat geram banyak orang. pertama "DPR minta Tambahan gedung baru", kedua "Fahri sebut anggaran penataan kawasan parlemen membutuhkan dana Rp. 500 Miliyar", ketiga "DPR minta Apartemen supaya tak jauh dari gedung DPR" dan keempat yang baru saya baca "diusulkan melalui perubahan anggaran Rp.10 M untuk pengadaan Kendaraan Dinas", Konyol.
Negara ini sedang gawat darurat, utang dimana-mana, kemiskinan merajalela, kesengsaraan dan penindasan masih menjadi makanan sehari-hari, dan parahnya tuna asmara masih saja membludak *ups! sebegitu kompleknya permasalahan bangsa ini tapi kok yang di pikirkan orang-orang terhormat diatas masih tentang diri mereka sendiri. paling menggelitik adalah celetukan dari sala satu anggota Dewan yang mengatakan "Ya Penataan kawasan dulu. saya kan sudah keliling DPR seluruh dunia. coba kamar lurah di DKI jakarta lebih bagus dari Kamar DPR. Kaya gedung juga itu dulu dibangun untuk 800 orang, sekarang udah 500 orang". Lah Terus kenapa? jangan membandingkan sesuatu yang tak perlu di bandingkan. kalau memang bagus di banding DPR yasudah. saya paham bapak-bapak terhormat disana tidak hanya ingin memajukan dan memperbaiki bangsa ini saja, tapi juga ingin mencari kerja dan rezeki untuk hidup. tapi dengan begitu banget itu loh. kalau saya bandingkan apa bedanya bapak dan ibu dengan petani? petani bekerja untuk mencari nafkah, begitu juga dengan bapak dan ibu sekalian. petani menjual hasil kerjaannya dan di bayar, begitu pula kalian. kalian bekerja untuk kebaikan kita semua, begitu pula para petani. yang beda cuma tempat kerjanya. 
begitu menjengkelkan ketika hal-hal semacam itu menjadi bahan diskusi para anggota dewan yang itu untuk kepentingan dirinya, emang ada untuk kepentingan orang lain? ya mungkin ada, seperti ketika mereka di kasih apartemen baru, gedung baru, kamar mandi baru jadi gak ada yang korupsi lagi, jadi gak ada yang tidur lagi (atau malah makin nyaman tidurnya kalii ya) atau nantinya mereka jadi lebih fresh berpikir sehingga keadaan negara ini bisa lebih baik. tapi apakah harus seistimewa itu? para petani aja mereka diskusi untuk menghasilkan beras yang baik dan sehat untuk rakyat indonesia ini cuma berdiskusi beralaskan tikar, beatapkan langit, ditemani secangkir kopi buatan istri tercinta kok.
saya mendapatkan uang bulan 1 jt perbulan misalnya. nah kalau kita ambil 100 Miliyar untuk pembangunan gedung baru para dewan, maka kita bisa membiaya 100.000 mahasiswa dalam satu bulannya. gila gak itu! 100.000 mahasiswa akan bertahan hidup dengan baik dalam satu bulan tersebut. maksud saya adalah toh buat apa pembangunan ulang lagi sih? yaudah pake yang ada aja, nanti kalau bangunannya sudah tidak cukup, buat bangunan baru yang isinya untuk menutupi kesempitan di gedung lama. sampai ada anggota dewan yang mempermasalahkan masalah kamar mandi untuk masing-masing ruang itu perlu karena sekarang kamar mandi itu menjadi kamar mandi bersama. konyol! sepenting itukah kamar mandi harus satu ruang satu. 
yang menarik lagi DPR meminta Apartemen baru yang dekat dengan gedung, padahal ternyata DPR memiliki perumahan di Kalibata yang katanya biaya renovasinya sudah mencapai ratusan miliyar juga. wedyaan! sudah ada kok ya minta lagi? sini aja minta HP yang harganya 2 jt aja perlu perjuangan, eh situ minta gedung baru, tempat tidur baru dengan harga ratusan miliyar kok gampang betul. terus ada lagi permintaan pengadaan mobil dinas dengan biaya 10 Miliyar. saya bacanya kok semakin jengkel saja. yaa mau beli mobil macam apa sih? yang bagus, berACC, ada TVnya? kenapa tidak yang biasa saja, toh kalau macet kalian juga ngikut macet kok. di jalan semuanya harusnya setara. 
semakin kesini paradigma masyarakat tentang pejabat negara semakin kuat bahwa mereka adalah orang paling terhormat, saya tidak ingin mengejek tapi begitulah kenyataannya bahwa kita adalah raja sebenarnya. kenapa sih kalau presiden lewat harus di beri jalan? harus di "dadah", harus di kibarkan bendera, harus minta foto, atau sampai di cium-cium segala. saya tidak lantas mengajak kalian untuk yasudah kita sama-sama rakyat presiden tidak perlu di hormati, saya menghormati presiden kita sebagai pemimpin, sebagai orang yang membawa kebaikan pada negara ini, tapi jangan sampai pejabat-pejabat negara menjadi sangat tinggi dan tidak mau menikmati sesuatu yang di bawah. kita sama bapak dan ibu sekalian di sana, sama-sama ingin memperbaiki kehidupan nusantara kita tercinta ini, caranya saja yang berbeda, makin yang perlu itu saling menghormatilah kita. yaa kalau bisa pengeluaran yang sebenarnya belum perlu yaa dialokasikan gitu kek sektor mana gitu. yaa kayak pembangunan apartemen yang katanya pake uang swasta, ya walaupun uang swasta daripada si swasta itu abisin banyak duit untuk bangun apartemen yang sebenarnya juga sudah ada ya mending itu uang kasih ke sektor pendidikan nasional, biar itu pendidikan bisa masuk ke seluruh pelosok-pelosok negeri, ke sektor kesehatan biar harga nyawa orang-orang itu tidak mudah hilang begitu saja. yaa kalau memang masih ngotot yaa dikurangi gitu, yang 100 miliyar untuk kemaslahatan umat gitu kan. kalau kata mamat alkatiri juara 2 Suci 7 itu kalau 70 triliun untuk buat papeda bisa buat satu indonesia lengket, bayangkan kalau 100 miliyar, ya minimal pulau jawa lengket lah yaaa.
aku ingin sekali memberi saran kepada bapak dan ibu pejabat negaraku yang sangat tercinta, mungkin bisa baca buku yang di tuliskan oleh Cak Nun yang berjudul "Gelandang di Kampung sendiri" pada bagian Kontraktor Pembangunan, santai pak, buk cuma 4 halaman doang kok enak dan gurih dan renyah kayak kerupuk. sentilan-sentilan dari cak nun itu bisa membuat negara ini lebih baik, mungkin! sala satu percakapannya "kamu pikir rakyat itu siapa? rakyat itu bosmu! rakyat itu juragan dan pemilik negara ini. kamu sebagai walikota hanya berposisi sebagai kontraktor pembangunan yangdi upah rakyat. wali kota itu buruh masyarakat. wali kota dan semua pejabat itu hamba sahaya. wali kota dan keluarganya bisa makan karena di bayar oleh rakyat. yang punya negara itu rakyat. yang punya segala kekayaan bumi negeri ini rakyat, yang punya uang pajak dan semua devisa negara rakyat. pokoknya kalian para pejabat itu jongos-jongosnya rakyat. namun jangan khawatir, rakyat itu jurangan yang baik, tidak pernah ada rakyat yang memperbudak jongos-jongosnya, malahan yang banyak adalah jongos-jongos yang memperbudak rakyatnya, padahal rakyat sesungguhnya adalah juragan mereka!". sadis! skakmat! Parah! Sudahlah! No Comment!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Responsive Ads Here