Kaulah
aktornya
Manusia
dengan jiwa bergelora
Manusia
dengan semangat terbakar membara
Suaramu
lantang menembus tembok-tembok tebal
Suaramu
keras menghancurkan dinding-dinding tinggi
Suaramu
ganas memporak-porandakan Dinasti besar
Sejarahpun
mengatakannya
Di
kala bapak proklamator turun dari jabarannya
Atau
di kala sang jendral 32 tahun menyatakan mundurnya
Engkaulah
di balik semua kejadian besar itu, wahai pemuda
Tapi
wahai pemuda
Negeri
ini sedang tertatih
Berjalan
pincang di arus globalisasi
Tersandung
di era reformasi
Dan
jatuh di zaman demokrasi
Wahai
pemuda
Kemana
kau hari ini?
Sudah
tidak ada lagikah jiwa bergeloramu?
Sudah
habiskah semangat yang terbakar membaramu?
Atau
kau memang sudah habis?
Sudah
habis dan tak bersisa!
Tapi
aku selalu percaya padamu, wahai pemuda
Bahwa
jiwa dan semangatmu masih menggelora dan terus terbakar membara
Suaramu
masih lantang, masih keras, masih ganas untuk keadilan dan kebenaran
Maka
mari wahai pemuda
Satukan
suara dan bergandengan tangan
Untuk
indonesia tercinta yang ternyata masih berjalan tertatih, dan tersandung,
setelah itu jatuh, dan akhirnya menangis
Maka
mari wahai pemuda
Dengan
suaramu yang ketika lantang, bahkan terdengar di keramaian siang
Dengan
suaramu yang ketika lembut, bahkan terdengar di kesunyian malam
Mari
pemuda, kita bangun indonesia kita, kita bangun negeri tercinta, kita bangun
bangsa tersayang
Agar
indonesia tak lagi bersedih
Agar
indonesia tak lagi murung
Agar
indonesia tak lagi suram
Karena
suaramu wahai pemuda, menjadi semangat bagi indonesia, untuk tetap berdiri
gagah di mata dunia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar