Kadang kita sering mendengar orang bilang kalau “tekstual banget”. Yang artinya kita terlalu patuh pada teks-teks yang ada, sehingga lupa akan kontekstualnya apa. Yang mungkin ucapan ini bisa benar, tapi untuk beberapa teks yang saya temukan, kita harus memahami tekstualnya dulu, dari penyusunan katanya sampai dengan pengertiannya.
Teks yang pertama adalah teks tentang slogan IMM. IMM punya slogan Anggun dalam Moral, Unggul dalam Intelektual, dan kadang ada yang nambah “Radikal dalam gerakan”. Ini bukan radikal dalam konotasi yang buruk yaa.
Nah, konsep pemahaman secara Tekstual harus di pakai oleh IMM secara utuh. Contohnya kenapa harus anggun dalam moral dulu, baru unggul dalam intelektual. Bagi saya, kita harus mendahulukan moral kita, perilaku kita, nah baru kita mempertajam intelektual kita. Banyak kejadian orang-orang yang berilmu dan pintar tapi tidak bermoral. Contohnya adalah para koruptor. Contoh kedua, saya ambil yang baru-baru aja rame, yaitu pelaku pelecehan yaitu Ibrahim Malik, seorang alumnus S1 salah satu kampus swasta di jogja dan sekarang lagi menempuh kuliah S2 di australia. Terlihat bahwa beliau secara akademik pintar, hingga bisa mendapat beasiswa dan kuliah di australia, tapi apakah moralnya ada? Bayangkan ada 30 kasus yang sudah masuk ke LBH jogja, dari chat-chat sange sampai percobaan ena-ena yang dipaksa (dibaca : pemerkosaan). Padahal mas ibrahim malik ini katanya sosok yang hebat dan motivator ketika kuliah di kampus swasta tersebut. (tenyata anda menjual kepintaran dan kepiawaian anda untuk nafsu toh, jaannn***. Tapi denger-denger sih banyak aktivis dan mahasiswa yang menunjukkan kecerdasan dan cakapnya dalam beretorika untuk menggait hati wanita, gak papa sih kalau tujuannya untuk serius, tapi kalau hanya untuk ena-ena, jangan BLOOKK!!
Lihatlah bagaimana orang pintar tapi tidak bermoral, akhirnya tindakannya ngawur. Kalau kata siskaeee itu gini “sange boleh, goblok jangan”. (jangan tanya saya siapa siskaeee, saya masih polos kak. Ini pun dapat informasi dari group WA kok). Fyi, goblok ini untuk mengungkap akan kurangnya moral seseorang, kalau bodoh untuk mengungkapkan kekurangan kecerdasan seseorang, nah kalau BLOOKK!! Itu mengungkapkan kekurangan dua-duanya, kecerdasan dan moral!. Btw ini pengertian yang saya buat sendiri, tidak diambil dari manapun, apalagi dari KBBI, jadi maafkan saya kalau nyeleneh yaa gaess.
Teks kedua adalah lirik lagu indonesia raya, yang berbunyi “bangunlah jiwanya, bangunlah badannya”. Teks ini menarik Untuk dikaji. Saya pertama mendengarkan penjelasan soal teks ini dari gus bach kala ikut bedah film jakarta undercover dari watchdoc. Kala itu gus bach bilang bahwa konsep kenapa dalam lirik itu bangunlah jiwanya dulu baru bangunnya badannya adalah, bahwa sumber daya manusia negara ini harus dibangun dulu, kualitasnya harus diperbaiki dulu, sebelum membangun infrastruktur-infrastruktur yang lain. Sehingga masyarakat bisa memanfaatkan infrastruktur secara baik dan bijak. Ini menarik sekali, karena ternyata pada kenyatannya kualitas masyarakat masih sangat kurang, kualitas disini bukan hanya sekedar intelektual aja, ya tapi juga moralnya.
Kalian pasti pernah dengar berita soal stadion GBK yang baru saja direnovasi, lalu ketika di pakai untuk menonton pertandingan, penontonya melakukan hal-hal yang buruk, dari naik di atas kursi, sampai dengan merusak. Lihat? Masyarakat kita belum baik kualitasnya, mungkin kita juga begitu. Sebenarnya gagasan soal revolusi mental jokowi itu bagus sekali, merevolusi mental masyarakat agar menjadi baik dan bijak. Tapi gagasan tinggal gagasan, malah yang terus di evolusikan adalah infrastruktur demi infrastruktur. bahkan kabarnya mau buat ibukota baru~
Pada akhirnya kita tidak bisa mengatakan bahwa orang tekstual itu kaku dan gak keren, mungkin saja mereka malah lebih mengerti dan paham maksud dari sebuah teks yang tertulis tersebut.
Penutupnya, untuk mas ibrahim malik, kalau anda sange, tolong jangan disalurin sembarangan dong. Gila aja, adek kelas juga anda sikat, mungkin masih agak wajar kalau adek kelasnya juga mau, tapi kalau tidak mau dan dipaksa, itu jangan bodoh, goblok, BLOOKK! Kalau mau menyalurkan yaa ke PSK, yang memang bekerja di ranah situ, dan juga apabila anda menjadi member CS/VCS, maka percakapan yang menjurus kesana sangat wajar terjadi.
Seorang psk aja masih menjunjung harga dirinya kok, apalagi orang biasanya. (jangan tanya saja CS dan VCS itu apa, saya cuma ngupil waktu dengar obrolan kawan-kawan di warung kopi, percayalah!)
Seorang psk aja masih menjunjung harga dirinya kok, apalagi orang biasanya. (jangan tanya saja CS dan VCS itu apa, saya cuma ngupil waktu dengar obrolan kawan-kawan di warung kopi, percayalah!)
memang anda taik, IM!!
Bagi saya, kamu, dia, mereka, kita dan semuanya yang pernah secara tidak sadar melakukan seksual harrestment di dunia nyata ataupun dunia digital, mari bertobat dan muhasabah diri. Jangan sampai anda diteriaki sama tretan muslim dan coki pardede, “Heyyy, Muhasabah diri ente!”
26 Ramadhan 1441 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar