RAMADHAN MENULIS 2. EPS 09 : TARO ADA TARO GAU DALAM SURAH AS-SHAFF - Melawan Semesta

Membaca adalah cara kita memahami kehidupan, Menulis adalah cara kita menikmati perjalanan, dan Berdiskusi adalah cara kita mengerti arti persimpangan. Hitam Putih Kehidupan insan manusia dalam pencarian!

Breaking

Rabu, 21 April 2021

RAMADHAN MENULIS 2. EPS 09 : TARO ADA TARO GAU DALAM SURAH AS-SHAFF

 

“kita pikir ustadz langsung masuk surga?” kata ustadz agung pada ceramah subuhnya di masjid sultan alauddin.

“oh tidak. Ustadz itu adalah orang yang sangat memungkinkan masuk neraka. Itu di tuliskan jelas dalam surah As-Shaff ayat 2 dan 3. Artinya ”wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?. (itu) sangat dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan””

Begitulah sedikit penggalan ceramah ustadz agung wirawan. Menarik sekali bagiku. Allah disini menyeru kepada mereka yang beriman, bahwa jangan mengatakan sesuatu yang tidak bisa dikerjakan atau enggan dikerjakan. Ustadz agung membandingkan dengan para ustadz. Tentunya ustadz adalah represtasi dari orang beriman di masyarakat, mereka dijadikan role model masyarakat. Tapi tidak menutup kemungkinan banyak sekali yang melenceng dari arah kebaikan itu. sehingga ketika para ustadz ini berceramah “janganlah kamu mencuri” tapi ada beberapa menteri agama yang tertangkap korupsi.

Kalau orang beriman saja dibenci, apalagi orang yang tidak beriman. Makin dibenci. pertama dibenci karena tidak beriman, kedua karena mulut dan tangan berbeda yang dilakukan. Dibenci kuadrat.

Ustadz agung juga menjelaskan bahwa ada beberapa tipe ustadz, yang pertama mereka yang bisa berceramah tapi tidak bisa beramar ma’ruf nahi mungkar. Lalu ustadz yang berceramah tapi melakukan kejahatan, dan tipe terakhir adalah ustadz yang menjual ayat-ayat Allah untuk mencari pembenaran atas kesalahan yang ada.

Tipe ketiga ini adalah fakta nyata. Kita sering menemukan orang yang berpredikat ustadz menggunakan dalil-dalil sebagai pembenaran atas kelakuan jahat yang dilakukan. Saya jadi ingat konsep segitiga masyarakat miskin. Pertama, tingkat paling bahwa adalah rakyat, lalu selanjutnya militer, ketiga pemuka agama, lalu pemerintah dan paling tertinggi adalah pemodal dan pengusaha. Ketika rakyat melawan, akan dipukul oleh militer, dan selanjutnya tugas para pemuka agama untuk memberi pelajaran dan hidayah serta nasehat untuk tidak melawan pemerintah sehingga tidak terjadi kekerasan seperti itu. inilah mungkin yang dimaksudkan oleh ustadz agung. Bahwa masih banyak ustadz yang menjual Firman Allah demi kehidupannya. Kalau seorang ustadz yang katany memiliki iman yang kuat saja bisa goyah apalagi manusia-manusia biasa yang jarang bersentuhan dengan ajaran agama.

Kalau mengingat Ayat ini, saya jadi ingat ungkapan Makassar yaitu “taro ada taro gau” yang artinya adalah “perkataan dan perbuatan harus sama”. Dan yang dipertaruhkan adalah sirri’ atau harga diri. Oh cocok sekali ayat ini untuk orang-orang Makassar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Responsive Ads Here