Tidak pernah saya mendalami pemilu sedalam pemilu 2024 kali ini. 2014 saya masih anak bawang, jadi ngikut saja. 2019 saya lebih focus main dan ngopi dengan kawan-kawan. Tapi pemilu 2024 ini menarik saya begitu dalam. Saya mengikut semua berita, lini masa media sosial, sampai membuat akun tiktok yang tujuannya Cuma mengupload video-video kampanye. Kenapa membuat akun tiktok terasa special? Ya karena saya tidak punya akunnya, dan tidak pernah tertarik main tiktok juga, tapi karena katanya salah satu medan perang paling besar disana, ya ikutan nimbrung. Lain episode kita bahas soal tiktok ini.
dalam keasikan saya menelusuri timeline twitter,
menjelang pencoblosan, tiba-tiba ramai seorang influencer yang mengangkat isu
agama yang menyangkut 01, terutama anies baswedan. Intinya tweetnya adalah
ketakutan beliau akan para pendukung anies yang katanya brutal, apalagi tragedy
212 cukup membekas. Saya larut dalam perdebatan dengan beberapa netijen
lainnya, maksudnya saya Cuma membaca, malas kalau ikut nimbrung debat juga
sih.. Banyak netijen yang memberi komen yang baik dan adem, tapi tidak sedikit
yang menyindir juga. Salah satu logika medsos adalah menanggapi yang kiranya
akan mendatangkan exposure. Dari begitu banyak komen yang baik, influencer ini
selalu saja menanggapi/retweet kutipan komen yang kontroversi, yang akhirnya
menambah besar apinya.
Hampir lebih 2 hari pembahasan itu terus
dibicarakan, dan influencer tersebut masih tetap saja menanggapi yang
kontroversi. di hari kedua ini, muncul obrolan dari netijen, kalau isu agama
ini sengaja dinaikkan lagi, sama seperti dulu yang dilakukan oleh jasmev. Jujur
pertama baca jasmev, saya gak tau itu apa, sampai saya cari infonya. Dari
sinilah pembahasan itu mulai meredup kembali, bahkan bukan Cuma islam saja,
beberapa netijen yang non muslim pun mewanti-wanti kemungkinan gerakan
penyelundup ini.
Sebenarnya saya ingin memberi argumentasi saya ke si
influencer ini, tapi karena malas di “ruang terbuka”, saya inisiatif mau DM,
tapi ternyata perlu berlangganan dulu, akhirnya saya urungkan niat. Yang saya
ingin kirimkan ke dia, kurang lebih seperti ini “Setelah saya membaca semua
argumentasi dan balasan-balasanmu, saya memaklumi kondisi itu. takut dan
khawatir adalah sifat natural manusia, manusia takut akan A, takut akan terjadi
sesuatu B, dan lain sebagainya. Dalam
sebuah serial anime dr. stone, ketika senku dan chrome ingin mengambil sebuah
zat kimia yang sangat beracun, ia mengajak seorang teman bernama ginro, sebagai
penunjuk jalan dan pengawal (yak arena setidaknya fisiknya lebih baik dari dua
karakter lainnya, senku dan chrome).. Dalam penelusuran pertama, mereka melihat
begitu berbahayanya zat kimia ini, akhirnya senku memutuskan membuat alat bantu
pernapasan bersama seorang pengrajin bernama kaseki.. Tapi ginro ketakutan dan
memilih untuk tidak ikut. Ketika senku dan chrome pergi, kaseki ini melihat
wajah ketakutan seorang ginro, kaseki menghampirinya dan berkata “ginro, saya
juga adalah orang yang penakut. Dan takut itu manusiawi. Ketakutan adalah cara
untuk tetap berumur panjang ginro” singkatnya akhirnya ginro terinspirasi dan
pergi menyusul senku”. Saya mengambil dari ungkapan kaseki tadi, bahwa
ketakutan itu wajar, dan cara untuk tetap berumur panjang. Wajar seorang
influencer itu takut akan kejadian buruk, apalagi tragedy 212 itu menyasar
seorang yang double minoritas, yang sama dengan si influencer tersebut, melihat
track record, bukan tidak mungkin ada demo besar seperti itu lagi, dan bisa
membahayakan si influencer tersebut.
Saya ingin bilang ke influencer tersebut, kalau
ketakutan itu manusiawi, dan yang bisa menghapusnya ya diri kita sendiri. Maka
carilah informasi, wawasan, sejarah yang mungkin atau tidak mungkin ketakutan
itu datang lagi, teruslah mencari kebenaran tersebut. Tapi ketika kamu terus
mencari, dan masih tetap takut, ya mau diapain lagi. Kalau menyangkut pilpres
kemarin ya “kalau sudah mencari rekam jejaknya, tapi tetap masih takut, jalan
paling akhirnya adalah tidak memilih beliau”. soalnnya ternyata bukan influencer non muslim saja yang takut, ternyata ada teman saya yang juga takut. itu beneran takut atau cuma cari pembenaran? semoga beneran takut dan cari jawaban
Tidak ada komentar:
Posting Komentar