RAMADHAN MENULIS 4. EPS 06 : RASA TAKUT - Melawan Semesta

Membaca adalah cara kita memahami kehidupan, Menulis adalah cara kita menikmati perjalanan, dan Berdiskusi adalah cara kita mengerti arti persimpangan. Hitam Putih Kehidupan insan manusia dalam pencarian!

Breaking

Selasa, 09 April 2024

RAMADHAN MENULIS 4. EPS 06 : RASA TAKUT

Tidak pernah saya mendalami pemilu sedalam pemilu 2024 kali ini. 2014 saya masih anak bawang, jadi ngikut saja. 2019 saya lebih focus main dan ngopi dengan kawan-kawan. Tapi pemilu 2024 ini menarik saya begitu dalam. Saya mengikut semua berita, lini masa media sosial, sampai membuat akun tiktok yang tujuannya Cuma mengupload video-video kampanye. Kenapa membuat akun tiktok terasa special? Ya karena saya tidak punya akunnya, dan tidak pernah tertarik main tiktok juga, tapi karena katanya salah satu medan perang paling besar disana, ya ikutan nimbrung. Lain episode kita bahas soal tiktok ini.

dalam keasikan saya menelusuri timeline twitter, menjelang pencoblosan, tiba-tiba ramai seorang influencer yang mengangkat isu agama yang menyangkut 01, terutama anies baswedan. Intinya tweetnya adalah ketakutan beliau akan para pendukung anies yang katanya brutal, apalagi tragedy 212 cukup membekas. Saya larut dalam perdebatan dengan beberapa netijen lainnya, maksudnya saya Cuma membaca, malas kalau ikut nimbrung debat juga sih.. Banyak netijen yang memberi komen yang baik dan adem, tapi tidak sedikit yang menyindir juga. Salah satu logika medsos adalah menanggapi yang kiranya akan mendatangkan exposure. Dari begitu banyak komen yang baik, influencer ini selalu saja menanggapi/retweet kutipan komen yang kontroversi, yang akhirnya menambah besar apinya.

Hampir lebih 2 hari pembahasan itu terus dibicarakan, dan influencer tersebut masih tetap saja menanggapi yang kontroversi. di hari kedua ini, muncul obrolan dari netijen, kalau isu agama ini sengaja dinaikkan lagi, sama seperti dulu yang dilakukan oleh jasmev. Jujur pertama baca jasmev, saya gak tau itu apa, sampai saya cari infonya. Dari sinilah pembahasan itu mulai meredup kembali, bahkan bukan Cuma islam saja, beberapa netijen yang non muslim pun mewanti-wanti kemungkinan gerakan penyelundup ini.

Sebenarnya saya ingin memberi argumentasi saya ke si influencer ini, tapi karena malas di “ruang terbuka”, saya inisiatif mau DM, tapi ternyata perlu berlangganan dulu, akhirnya saya urungkan niat. Yang saya ingin kirimkan ke dia, kurang lebih seperti ini “Setelah saya membaca semua argumentasi dan balasan-balasanmu, saya memaklumi kondisi itu. takut dan khawatir adalah sifat natural manusia, manusia takut akan A, takut akan terjadi sesuatu B, dan lain sebagainya.  Dalam sebuah serial anime dr. stone, ketika senku dan chrome ingin mengambil sebuah zat kimia yang sangat beracun, ia mengajak seorang teman bernama ginro, sebagai penunjuk jalan dan pengawal (yak arena setidaknya fisiknya lebih baik dari dua karakter lainnya, senku dan chrome).. Dalam penelusuran pertama, mereka melihat begitu berbahayanya zat kimia ini, akhirnya senku memutuskan membuat alat bantu pernapasan bersama seorang pengrajin bernama kaseki.. Tapi ginro ketakutan dan memilih untuk tidak ikut. Ketika senku dan chrome pergi, kaseki ini melihat wajah ketakutan seorang ginro, kaseki menghampirinya dan berkata “ginro, saya juga adalah orang yang penakut. Dan takut itu manusiawi. Ketakutan adalah cara untuk tetap berumur panjang ginro” singkatnya akhirnya ginro terinspirasi dan pergi menyusul senku”. Saya mengambil dari ungkapan kaseki tadi, bahwa ketakutan itu wajar, dan cara untuk tetap berumur panjang. Wajar seorang influencer itu takut akan kejadian buruk, apalagi tragedy 212 itu menyasar seorang yang double minoritas, yang sama dengan si influencer tersebut, melihat track record, bukan tidak mungkin ada demo besar seperti itu lagi, dan bisa membahayakan si influencer tersebut.

Saya ingin bilang ke influencer tersebut, kalau ketakutan itu manusiawi, dan yang bisa menghapusnya ya diri kita sendiri. Maka carilah informasi, wawasan, sejarah yang mungkin atau tidak mungkin ketakutan itu datang lagi, teruslah mencari kebenaran tersebut. Tapi ketika kamu terus mencari, dan masih tetap takut, ya mau diapain lagi. Kalau menyangkut pilpres kemarin ya “kalau sudah mencari rekam jejaknya, tapi tetap masih takut, jalan paling akhirnya adalah tidak memilih beliau”. soalnnya ternyata bukan influencer non muslim saja yang takut, ternyata ada teman saya yang juga takut. itu beneran takut atau cuma cari pembenaran? semoga beneran takut dan cari jawaban

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Responsive Ads Here