Ada aja yang bahas orang Indonesia, lebih tepatnya netijen Indonesia. Baru-baru ini lagi ramai soal anak seorang ridwal kamil yang mengumumkan diri akan melepaskan hijab karena sedang pencarian diri, zara namanya. Saya dari dulu tidak pernah mengikuti kegiatan artis apalagi pejabat terlebih keluarga pejabat. Tapi berita tentang zara ini muncul terus di timeline twitter/X saya. Karena penasaran, saya baca beritanya dan baca juga postingan anak ridwal kamil. Dalam postingannya itu memang betul ia akan melepaskan hijab, salah satu alasannya adalah pencarian. Dia ingin penggunaan hijab di kepalanya itu datang dari dirinya sendiri bukan dari paksaan manapun.
Secara logis pikiran ini luar biasa. Harus
diapresiasi. Tidak sedikit masyarakat Indonesia yang mengikuti ajaran islam
sekedar ikut saja, manut apa kata bapak, ibu dan guru ngaji. Ketika kita
ditanya, mungkin kita juga bakal kelabakan menjawabnya. Banyak komentar miring
tentang keputusan tersebut, dari membahas kewajiban berhijab, didikan orang tua
sampai pengaruh kuliah di luar negeri.
Sekali lagi saya tidak kenal siapa beliau yang lepas
kerudung, tapi saya ada pesan yang sering saya dengar dari pak fahruddin faiz,
yang selalu saja beliau sampaikan kalau pembahasan sampai ke konsep “pencarian
jati diri”. Pak faiz sering cerita kalau banyak mahasiswanya yang tidak sholat,
ketika ditanya, para mahasiswa itu menjawab “sedang pencarian pak”. Bukan
filsuf namanya kalau kata-katanya tidak nyekit, walaupun pak faiz kalau bicara
mah lembut pisan, pak faiz bilang gini “kalau benaran pencarian, okelah. Ini
kerjaannya gitaran, merokok, nongkrong tidak jelas, kok alasannya pencarian”.
Pak faiz ini menyampaikan bahwa kalau emang sedang pencarian, maka beneran
dicari, jangan Cuma jadi alesan aja. Jaman saya kuliah juga, dulu alasan saya
bolong-bolong sholat karena alasan pencarian dan mempertanyakan Tuhan, padahal
sebenarnya males aja. Haha
Semoga anak ridwal kamil itu beneran mencari ya.
Inipun bukan untuk anak ridwal kamil aja, yang masih belum berhijab dengan baik
pun begitu, tapi ini bagi mereka yang menyakini hijab itu wajib tapi masih
bimbing segala macam. kalau emang gak percaya hijab wajib mah bebas aja udah.
Ada keunggulan dari kerudung yang saya pahami,
ketika orang menggunakan hijab/kerudung/jilbab, cara berpakaian mereka juga
akan secara otomatis tertutup, walaupun masih ada yang ketat, tapi setidaknya
di kepala mereka terlintas bahwa “kalau saya pakai kerudung gak mungkin saya
pakai crop top atau rok mini”. Tapi ketika kerudung itu dilepas, banyak
kemungkinan untuk menggunakan pakaian yang lebih terbuka lagi. Karena sejauh
ini batas yang benaran membatasi cara berpakaian wanita adalah kerudung,
walaupun tadi yang saya bilang, masih ada yang ketat sangat.
Sebenarnya ada beberapa kalimatnya yang memang bikin
orang pengen komen, misalnya “aku tidak suka membohongi orang lain karena
akupun tidak suka dibohongi”, kalau membaca kalimat ini, asumsi saya membaca
kalau pemahaman soal kerudungnya selama ini adalah hasil dibohongi. Atau saya
yang salah menerjemahkan ya?
terus ngapain sih harus diumumin kayak gini, jadinya
malah heboh? Atau karena public figure ya jadi harus diumumin segala. Berat
amat jadi public figure, selain harus minta maaf dan minta ijin pada keluarga,
harus juga ke para netijen.
Saya doakan semoga menemukan jawabannya. Mau pake
kerudung atau tidak itu bebaslah, wong dosa dan pahala ditanggung masing-masing
kok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar