Baru ngikutin kasus pelecehan seksual di kampus ternama, ter-top, ter-mantap di Indonesia Timur, dan warbyasa juga kasusnya dan akibat selanjutnya. Dari kasus, lalu viral, mahasiswa-mahasiswa pada demo, pembakaran dan perusakan fasilitas kampus pun tak terelakkan, dan berujung aktivitas "sterilisasi" kampus dengan surat edaran. Mantaaap kampus.
Penjahat kok dilindungi sih? Kalau mau cabul dan mesum mending sama psk aja bos, gak perlu dilecehkan atau bahkan catcalling "godain dong", itumah langsung "diterkam" anda. mereka tidak sadar apa, memaksa istri berhubungan suami istri ketika istri sedang tidak mau atau sedang lelah aja itu bisa masuk pidana, padahal istri sah loh, apalagi yang bukan mahram, tololnya bukan main. psk aja, yang "kerja" pun akan marah kalau mereka dilakukan semena-mena dan berlebihan tidak sesuai ketentuan, lah ini ada mahasiswa yang pengen bimbingan, kok seenaknya melakukan pelecehan.
Kenapa para aktivis selalu meneriakkan ruang aman di sekolah dan tempat kerja? Ya karena disanalah relasi kuasa bekerja, dan relasi kuasa menjadi salah satu alat paling berbahaya untuk melakukan kejahatan. lu bisa melakukan apapun untuk bos/tuan/siapapun yang anda tinggikan karena takut sesuatu, dipecat kek, diskor kek, di-tidakluluskan kek, semuanya deh pokoknya.
Sekolah/kampus dan tempat kerja menurut saya adalah ruang paling tidak aman, sekolah/kampus contohnya, mereka menciptakan ketundukan yang penuh, kamu murid, mereka guru. Kamu mencari ilmu, dosen memberikan ilmu. Kamu pengen lulus, dosen memberikan kelulusan. Akhirnya, apapun kita lakukan, dan tanpa sadar kita menerima ketundukan itu secara penuh.
saya tidak berharap juga para siswa atau mahasiswa tidak sopan dengan guru dan dosennya, masyarakat paling bebas seperti amerika pun masih memegang moral kemanusiaan kok, jadi gak perlu takut bablas seperti amerika, kita masih indonesia yang budayanya kuat,
saya pernah melihat langsung "pelecehan" terhadap perempuan tepat di depan mata saya, dan itu di kampus, ruang sidang, teman kuliah saya sendiri. mungkin bagi orang lain itu biasa saja, tapi menurut saya itu sudah pelecehan dan merendahkan harkat martabat perempuan. walaupun dengan nada bercanda, jelas itu pelecehan. dan apa respon teman saya? ya tentu saja, senyum dan tertawa tipis.
pada dasarnya, beberapa pelecehan seperti ini memang timbul dari bercandaan. korban yang mendapat pelecehan, contohnya teman saya tadi, tidak mungkin dia marah di forum itu, yang paling masuk akal untuk merespon adalah dengan senyum dan tertawa tipis, itu respon paling wajar ketika menghadapi hinaan ketika kita malas untuk menanggapi atau takut akan akibat selanjutnya ketika melawan. apakah dia takut? ya mungkin saja, salah satunya adalah takut tidak diluluskan. terlepas dari "Tulisan" teman saya yang emang kureeeng, tindakan "bercanda" itu berlebihan menurut saya.
kalau dimarahi dan dibantai secara ilmiah, tentang metode penelitiannya kek, dasar teorinya kek, gagasan idenya kek, oke aja, berjam-jam pun silakan. tapi kalau sudah masuk ke hal yang tidak ilmiah mah jangan deh. emang sih ruang kampus itu ruang bebas, tapi gak bablas juga.
begitu berbahayanya relasi kuasa itu sampai banyak kasus pelecehan seksual itu terjadi di sekolah atau kampus bahkan pesantren sekalipun. malah pesantren atau sekolah keagamaan lainnya itu yang paling jahat. kenapa? menurut saya karena relasi kuasanya dapat armor lebih, yaitu kekuatan agama.
salah satu kasus yang saya pernah dengar adalah, si pelaku melakukan pelecehan seksual ya karena si pelaku berbohong kepada si murid kalau tindakan ini adalah suruhan Tuhan. contohnya di islam aja deh, agama saya sendiri, biar gak nyenggol yang lain, caranya ya seperti kasus tadi, katakan kepada santrinya kalau ini adalah Perintah Allah, kalau ditanya dalil dan sumbernya, sebut saja nama kitab yang kemungkinan tidak pernah dibaca masyarakat kebanyakan, atau sebut saja nama berbunyi arab-araban, untuk masyarakat awam yang baru mau belajar, kemungkinan berhasilnya tinggi.
"ah gak mungkin lah begitu". apasih yang gak mungkin, wong masih banyak orang yang percaya kok dengan modelan gus sam*****. jadi sangat wajar kondisi itu terjadi. makanya masyarakat perlu dicerdaskan, setidaknya untuk hal-hal dasar.
pada dasarnya, pelecehan memang terjadi ketika kekuatan tidak berimbang, atau si pelaku merasa kekuatannya lebih tinggi dari korban. selain relasi kuasa, pelecehan sering terjadi di jalan-jalan, yaitu catcalling. si pelaku merasa punya kekuatan lebih. apa itu? rombongan. biasanya ada pemuda lagi nongkrong, trus cewek lewat, digodain deh. salah satu contoh yang sering disuarakan sama pak fahruddin faiz, kalau ramai-ramai pada berani goda, giliran satu-satu atau sendiri, gak mungkin berani.
emang jarang atau mungkin tidak ada sih yang catcalling sedangkan si pelaku sendirian. biasanya emang catcalling ala pemuda nongkrong, selain pengen godain, pengen terlihat keren depan kawan-kawannya juga, makanya beraninya godain.
yang mengejutkan untuk para pemuda nongkrong ini adalah ketika cewek yang digodain itu malah nyamperin dan marah, si pelaku pasti bingung mau merespon seperti apa. ini kondisi yang tepat, tapi tidak semua orang berani seperti itu, bahkan sangat sedikit yang berani melakukan itu, selain karena mungkin malas berurusan, juga karena takut diapa-apain, sudah kalah kekuatan (jumlah orang) dari awal kok.
walaupun di jalan sering ada catcalling, tapi sebenarnya di jalanan, menurut saya, adalah ruang paling aman bagi semuanya. kenapa? semua setara. kamu jalan kaki, saya jalan kaki, mereka jalan kaki. kamu naik motor, saya naik motor, mereka naik motor, saya naik mobil, kamu naik mobil, mereka naik mobil. gak ada cerita lu naik fortuner, lu boleh nerobos lampu merah. tapi kan ada fortuner arogan? emang ada, tapi kan dihukum kan akhirnya.
satu lagi, rumah ibadah. di rumah ibadah, semuanya setara. sekali lagi ambil contoh agama saya, semua orang yang ibadah sama dan setara, gak ada cerita seorang presiden karena tinggi dan sibuk ngurus negara jadi sholat dzuhurnya boleh dua rakaat aja, sholat isyanya boleh satu rakaat saja. semua sama. malah, orang yang rentan, yang dapat "keistimewaan" itu, dalam perjalanan atau sedang sakit. bedakan dengan pesantren ya, pesantren ituu institusi pendidikan sedangkan rumah ibadah itu institusi keagamaan.
"tapi ada imam masjid yang mencabuli murid ngajinya di masjid?" tetap masuknya ke pendidikan itu, relasi kuasa lagi jatuhnya. kita ngikut imam itu ketika sholat aja, selesai itu kuasa imam tidak ada lagi, mau imam bilang, "semua jamaah harus dzikir dulu ya, minimal 5 menit", lah tetap ada orang selesai salam langsung mlipir pergi kok, dan itu tidak dosa juga.
ada beberapa tindakan yang harus dilakukan pelaku dan korban ketika ada kasus seperti ini, yang keempat adalah korban melapor dulu ke yang berwajib, kampus misalnya, atau polisi sekalian. kalau gak di respon dengan baik, kelima viralkan.
pertama sampai ketiga apa? pertama, pelaku mikir panjang dulu sebelum melakukan, kalau sudah dipikir panjang dan masih pengen melakukan, kedua bertobatlah dan meminta ampun. kalau ternyata tetap masih pengen, benturkan kepalamu ke dinding dengan sangat keras berkali-kali, sehingga kamu, pelaku bajingan, hilang ingatan, dan mampus. itu saja.
ada satu lagi yang paling bangsat dan wadidawdawdaw dari kasus ini, adalah cara mengelak ketika kasus ini viral, yaitu alasan keagamaan. jadi yang membela si pelaku dalam kasus ini bilang "korban halusinasi, tidak mungkin pelaku melakukan itu, dia orang alim, baru pulang umrah". sebuah ketololan yang haqiqiuew. mbok pikir, para koruptor itu tidak pulang balik umrah kah? mbok pikir orang yang tinggal di arab itu otomatis orang baik kah? tidak sedikit loh orang yang berangkat umrah pakai duit kotor, bayangkan saja, orang masuk masjid tapi pakai sendal yang habis injak tai?apa takmirnya gak mukulin itu orang?
semoga kita bisa menciptakan ruang aman bagi
siapapun dari pelecehan, penghinaan dan kejahatan apapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar