Aku berlari dalam perkotaan
yang bising
yang ribut
yang berisik
hiruk pikuk kota mencoba mengacaukanku perlahan
huru hara manusia kota melelahkanku perlahan
dia berhasil menemukanku
berdiri tepat di sampingku
aku tida bisa tinggal diam
aku harus terus berlari
lalu sembunyi
bersembunyi di balik tingginya gedung
bersembunyi di balik kepentingan para politisi
bersembunyi di balik runtuhan rumah tergusur
Lalu aku kabur ke dalam pedesaan
yang asri
yang indah
yang tenang
kedamaian desa menenangkanku perlahan
kepedulian manusia desa merubahku perlahan
tapi dia menemukanku lagi
dia berdiri tepat di depanku
aku harus bergegas
berlalu lalu sembunyi
bersembunyi di balik pohon tinggi
bersembunyi di balik semngat gotong royong
bersembunyi di balik sopan santun masyarakat
lalu aku segera memasuki hutan belantara
tidak ada manusia
hanya ada pohon tinggi
rumput yang hijau
ular yang kadang merayap mendesis
burung yang berkicau bersahutan
akhirnya aku menemukan tempat sembunyi
aku rebahkan kaku
aku usap kepala yang pening
sial! dia menemukanku lagi
berdiri tepat di belakangku
aku harus bergegas lagi
lari lagi, sembunyi lagi
tempat persembunyian terakhir adalah ibuku
"bu, aku dalam bahaya" kataku
"kenapa nak?" tanya ibu
"aku dikejar orang!" balasku
"hadapilah nak, apapun permasalahannya, hadapi!" balas ibu
"tapi bisa saja nyawa taruhannya bu!" balasku lagi
"itu resikonya nak, kau yang berbuat, kau yang harus bertanggung jawab" jelas ibu
benar kata ibu
aku harus menemui orang itu
menghadapinya dengan perkasa
dengan gagah berani apapun resikonya
dia telah berdiri tepat di depanku
dia mendekatiku
keringat bercucuran di seluruh tubuhku
darahku terpompa lebih cepat
dia terus mendekati
dan berbisik lirih
"bayar utangmu boy, aku lagi butuh duit ini" katanya
"hehehe, nanti ya, belum ada kiriman" balasku cengengesan
@fahmieljor
Yogyakarta, 22 Maret 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar