Lari dan Sembunyi - [Merayakan Ibadah Puisi] - Melawan Semesta

Membaca adalah cara kita memahami kehidupan, Menulis adalah cara kita menikmati perjalanan, dan Berdiskusi adalah cara kita mengerti arti persimpangan. Hitam Putih Kehidupan insan manusia dalam pencarian!

Breaking

Senin, 23 Desember 2024

Lari dan Sembunyi - [Merayakan Ibadah Puisi]

Aku berlari dalam perkotaan

yang bising

yang ribut

yang berisik


hiruk pikuk kota mencoba mengacaukanku perlahan

huru hara manusia kota melelahkanku perlahan


dia berhasil menemukanku

berdiri tepat di sampingku

aku tida bisa tinggal diam

aku harus terus berlari

lalu sembunyi


bersembunyi di balik tingginya gedung

bersembunyi di balik kepentingan para politisi

bersembunyi di balik runtuhan rumah tergusur


Lalu aku kabur ke dalam pedesaan

yang asri

yang indah

yang tenang


kedamaian desa menenangkanku perlahan

kepedulian manusia desa merubahku perlahan


tapi dia menemukanku lagi

dia berdiri tepat di depanku

aku harus bergegas

berlalu lalu sembunyi


bersembunyi di balik pohon tinggi

bersembunyi di balik semngat gotong royong

bersembunyi di balik sopan santun masyarakat


lalu aku segera memasuki hutan belantara

tidak ada manusia

hanya ada pohon tinggi

rumput yang hijau

ular yang kadang merayap mendesis

burung yang berkicau bersahutan


akhirnya aku menemukan tempat sembunyi

aku rebahkan kaku

aku usap kepala yang pening


sial! dia menemukanku lagi

berdiri tepat di belakangku

aku harus bergegas lagi

lari lagi, sembunyi lagi


tempat persembunyian terakhir adalah ibuku

"bu, aku dalam bahaya" kataku

"kenapa nak?" tanya ibu

"aku dikejar orang!" balasku

"hadapilah nak, apapun permasalahannya, hadapi!" balas ibu

"tapi bisa saja nyawa taruhannya bu!" balasku lagi

"itu resikonya nak, kau yang berbuat, kau yang harus bertanggung jawab" jelas ibu


benar kata ibu

aku harus menemui orang itu

menghadapinya dengan perkasa

dengan gagah berani apapun resikonya


dia telah berdiri tepat di depanku

dia mendekatiku

keringat bercucuran di seluruh tubuhku

darahku terpompa lebih cepat


dia terus mendekati

dan berbisik lirih

"bayar utangmu boy, aku lagi butuh duit ini" katanya

"hehehe, nanti ya, belum ada kiriman" balasku cengengesan


@fahmieljor 

Yogyakarta, 22 Maret 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Responsive Ads Here